VIrus Corona di Sulteng
RSUD Undata Selidiki Kasus Pasien Covid-19 Meninggal dengan Wajah Lebam
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu melakukan pemeriksaan internal atas kematian Aiko Masani (75).
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu melakukan pemeriksaan internal atas kematian Aiko Masani (75).
Aiko meninggal dunia pada 23 Juli 2021 setelah 9 hari dirawat di RSUD Undata dan dinyatakan positif Covid-19.
Namun istri almarhum Aiko, Zainab keberatan saat melihat wajah suaminya lebam dan kedua tangannya terikat.
"Saya sudah konfirmasi ke koordinator ruangan tempatnya dirawat. Almarhum pasien Covid-19 di ICU dan sempat mengamuk. Jadi dilakukan fiksasi terhadap pasien dengan cara kedua tangannya diikat," ujar Kasie Informasi dan Pemasaran RSUD Undata Chitra Dewi Djanggola, Jumat (20/8/2021) siang.
"Terkait di wajahnya ada lebam kami masih mencari tahu. Kami menggali keterangan tiap perawat yang menangani pasien agar informasinya jelas," tambahnya.
Baca juga: Update CPNS 2021:Kapan Tes SKD CPNS 2021 Dilaksanakan?BKN:Target Seleksi CPNS 2021 Rampung Desember
Baca juga: Miliki Layar AMOLED 6,44 Inchi dan Kamera Selfie 44 MP, Simak Spesifikasi dan Harga Vivo V21 5G
Belum lama ini, Zainab mencurahkan isi hatinya terkait penanganan RSUD Undata terhadap suaminya.
Warga Jl Cenderawasih, Kelurahan Tanamonindi, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, itu menduga pihak rumah sakit memperlakukan suaminya tidak layak dan disebut sebagai pasien Covid-19.
Diceritakan Zainab, semua berawal saat ia membawa suaminya ke RS Samaritan karena mengeluh sakit lambung pada 15 Juli 2021.
Namun karena dokter penyakit dalam berada di luar kota, Aiko Masani kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura.
Setiba di sana, kapasitas RSU Anutapura ternyata telah penuh dengan pasien Covid-19.
Akhirnya Zainab membawa suaminya ke RSUD Undata dan Aiko langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat (IGD).
"Suami saya sudah jalani pemeriksaan kesehatan di RS Samaritan sebelum dibawa ke Undata. Pemeriksaan seperti tekanan darah, gula dan lainnya hasilnya normal," kata Zainab.
Baca juga: Update Harga HP Samsung Agustus 2021: Harga HP Samsung Galaxy A01 Core hingga Samsung Z Fold3 5G
Baca juga: Info Lowongan Kerja Ruangguru di Berbagai Bidang Penempatan di Jakarta, Simak Syaratnya
Karena pihak RSUD Undata tiadakan besuk pasien di masa pandemi Covid-19, Zainab hanya bisa berkomunikasi lewat handphone untuk mengetahui kondisi suaminya.
Di 5 hari pertama sejak Aiko dirawat, Zainab mengaku masih lancar berkomunikasi dengan sang suami.
Sebelum akhirnya keduanya terakhir berkomunikasi pada 19 Juli 2021.
Dalam komunikasi itu, kata Zainab, Aiko merasa kehausan dan meminta keluarga menjemputnya keluar dari rumah sakit.
"Suami saya menelepon ingin meminta air karena haus. Saya jawab di ruangan situ sudah ada air minum disediakan. Ia juga minta dijemput karena mungkin sudah risih di rumah sakit," ujarnya.
Sejak saat itu, Zainab sulit berkomunikasi dan tak lagi mendengar suara dari suami tercintanya.
Pihak rumah sakit meminta keluarga hanya boleh menelepon perawat dengan alasan agar tidak mengganggu waktu istirahat pasien.
Namun, ibu dua anak itu mengaku sulit menghubungi perawat untuk mengetahui kondisi terkini dari sang suami.
"Perawat rumah sakit bilang agar keluarga menghubungi mereka terkait kondisi pasien. Tetapi mereka sulit sekali dihubungi, ditelepon selalu tidak menjawab," ungkap Zainab.
Zainab kemudian mendapat kabar dari rumah sakit empat hari setelahnya kalau suaminya meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19.
Karena tak bisa membesuk, ia pun meminta perawat rumah sakit mengambil foto jenazah suaminya.
Namun ia terkejut ketika melihat wajah suaminya lebam dan kedua tangannya terikat.
"Kalau meninggal karena Covid-19 kami terima. Tapi kenapa saya lihat wajah suami saya lebam-lebam dan kedua tangannya terikat di tempat tidur," ucap Zainab dengan suara terisak. (*)