Webinar Kreasi
4 Tips Mengelola Keuangan Bagi Pelajar, Wujudkan Mimpi dengan Menabung Sejak Dini
Bagaimana merencanakan keuangan dengan baik yang bisa bermanfaat bagi masa depan?
TRIBUNPALU.COM – Bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik agar bisa bermanfaat di masa depan?
Financial Planner Muda, Dani Rachmat memberi 4 tips mengelola keuangan dengan baik bagi pelajar.
Hal tersebut disampaikan Dani dalam Live Webinar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng bertajuk ”Kreasi – Kejar Prestasi Anak Indonesia” pada Selasa (24/8/2021).
Tips Pertama: Penghasilan Harus Lebih Besar dari Pengeluaran
Untuk mengelola keuangan dengan baik, pastikan arus kas harus positif atau pemasukan lebih besar dari pengeluaran.
Bagi pelajar yang belum bekerja, pada umumnya penghasilan yang didapat berasal dari orang tua.
Dani menjelaskan, pengeluaran jangan sampai lebih banyak dari uang jajan yang diterima.
“Misal adik-adik dapat uang jajan Rp 50 ribu, pengeluarannya jajan seperti beli cemilan, voucher game, jangan sampai lebih dari Rp 50 ribu,” kata Dani.
Adapun jika pengeluaran lebih besar dari pemasukan, maka cara paling mudah adalah melakukan penyesuaian.
Dalam hal ini, pengeluaran ditekan agar tidak melebihi jumlah pemasukan.
“Pengeluaran bisa ditekan, misalnya jajan dikurangi,” jelas Dani.
Jika setelah pengeluaran ditekan namun masih melebihi pemasukan, cara selanjutnya adalah menambah pemasukan.
Banyak cara yang bisa dilakukan pelajar agar bisa mendapat sumber penghasilan lain.
“Misalnya orang tuanya pintar masak, bisa dijual di sekolah,” kata Dani.
Lalu mengapa arus kas harus bernilai positif?
Menurut Dani, hal tersebut untuk menghidari utang atau meminjam uang dari masa depan.
“Kita pinjam dari diri kita sendiri di masa depan, begitu di masa depan kita punya pendapatan, harus digunakan untuk bayar utang,” jelas Dani.
Setelah memastikan arus kas positif, langkah selanjutnya adalah mengatur alokasi pendapatan dengan perbandingan 50:30:20.
Besaran pendapatan sebesar 50 persen digunakan untuk kebutuhan.
“Misalnya tadi adik-adik punya uang jajan Rp 500 ribu, maka 250 ribu untuk kebutuhan seperti uang buku, transport, dan uang makan di sekolah,” kata Dani.
Selanjutnya, 30 persen dari pendapatan dialokasikan untuk keinginan.
Tetapi harus dicatat, alokasi pendapatan untuk keinginan tidak boleh lebih besar dari kebutuhan.
“Misalnya untuk jajan voucher game, beli komik, dan lain-lain. Kalau habis jangan diambil dari alokasi pendapatan lain, misalnya kebutuhan,” jelas Dani.
Sementara sisa alokasi pendapatan sebesar 20 persen digunakan untuk berinvenstasi.
Investasi bagi pelajar bisa dimulai dengan cara menabung.
“Masukan tiap bulan rutin, itu untuk membangun kebiasaan yang baik dengan investasi melalui menabung,” kata Dani.
“Jangan sampai uang yang diberikan sama orangtua tidak membentuk kebiasaan yang baik yaitu menabung,” tambahnya.
Harus dicatat pula, alokasi pendapatan untuk menabung dikeluarkan di awal atau langsung dipisahkan setelah mendapat pemasukan.
Hal tersebut harus dilakukan sebagai bentuk kedisiplinan dalam menabung.
Investasi melalui tabungan tersebut akan bermanfaat di masa depan.
“Setelah 10 tahun kemudian ketika mulai bekerja, uang Rp 100 ribu yang disisihkan akan berkembang jadi banyak untuk modal memulai hidup baru,” kata Dani.
Tips Kedua: Siapkan Tabungan Darurat 8-12 kali
Tak hanya untuk investasi modal di masa depan, menabung bisa menjadi ‘perlindungan’ ketika menghadapi keadaan darurat.
“Misal suatu saat orang tua tidak bisa ngasih uang, bisa gunakan tabungan darurat seperti uang transport, jadi tidak perlu jalan kaki, tinggal ambil tabungan darurat,” jelas Dani.
Tabungan darurat untuk pelajar atau single idealnya sebesar tiga kali pengeluaran bulanan.
Sedangkan untuk orang sudah berkeluarga, tabungan darurat yang harus disiapkan idealnya 12 kali pengeluaran bulanan.
“Misal pengeluaran per bulan Rp 5 juta, tabungan daruratnya harus Rp 60 juta,” kata Dani.
Hal-hal lain harus diperhatikan dalam menyiapkan tabungan darurat adalah tabungan harus mudah diakses, aman dan nilainya tidak berkurang, serta bisa berbentuk deposito atau emas.
Tips Ketiga: Asuransi Cukup
Mengelola keuangan dengan baik juga dilakukan melaui asuransi yang cukup.
Bagi pelajar maupun pekerja, tentunya harus memiliki minimal BPJS Kesehatan.
Untuk yang sudah bekerja, asuransi tambahan seperti asuransi jiwa juga diperlukan untuk orang-orang yang ditanggung, seperti anak dan istri.
Kemudian harus dicatat, jangan pernah menjadikan asuransi sebagai cara untuk mendapat keuntungan.
Asuransi sama dengan proteksi, bukan sumber pendapatan.
Tips Keempat: Aktif Berinvestasi
Seperti telah dijelaskan di awal, memulai investasi bagi pelajar bisa dimulai dengan menabung.
Uang hasil tabungan adalah bentuk investasi yang bisa dimanfaatkan di masa depan.
“10-20 tahun ke depan uang ini berkembang untuk nanti digunakan, bisa sebagai modal usaha misalnya,” kata Dani.
Selain menabung, investasi terbaik bagi pelajar adalah investasi pengetahuan.
Dani berpesan, setiap pelajar harus memanfaatkan masa muda untuk menggali pengetahuan sedalam mungkin.
“Bisa juga dengan cara beli buku, belajar di YouTube, mumpung masih muda harus sebanyak mungkin mencari pengetahuan,” jelas Dani.
Jika memiliki tabungan lebih, investasi bisa dilakukan dalam bentuk lain.
Tetapi harus diingat, jalankan investasi aman yang resmi dan telah diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dani juga berpesan, jangan terlena bujukan keuntungan besar dengan risiko kecil ketika memulai investasi.
“Kalau keuntungan tinggi, maka risikonya juga tinggi, jangan terlena iming-iming keuntungan besar tapi risikonya rendah,” pungkas Dani.
Selain itu, setiap investasi pasti memerlukan waktu.
Maka hindari ajakan investasi dengan iming-iming keuntungan dalam waktu cepat.
Selengkapnya:
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/webinar-kreasi-ojk-sulteng.jpg)