Sulteng Hari Ini
Cerita Pendaki Hilang 5 Hari di Gunung Nokilalaki Sigi: Bertahan Hidup dengan Cokelat Bubuk
Setiba di pos bayangan, Rizky menemukan dua jalur pendakian, kiri ke arah puncak dan kanan menuju Danau Lindu.
Mahasiswa Universitas Tadulako itu bahkan merobek ponco miliknya kemudian diikatkan di dahan pohon sebagai tanda (stringline).
Rizky terus berjalan selama tiga jam, namun selalu mendapati stringline yang ia pasang di dahan pohon.
"Saya merasa mulai hilang itu jam dua siang. Kalau saya jalan, otomatis stringline ada di belakang. Tiga jam berjalan sampai matahari mulai gelap, tetap kembali di tempat semula. Empat kali saya dapati stringline," tuturnya.
Di hari pertama hilang, kata Rizky, terjadi hujan lebat dan banyak pohon tumbang di kawasan Gunung Nokilalaki.
Karena hari mulai gelap, ia mulai mencari tempat untuk menginap.
Dengan kondisi basah dan tak membawa tenda, Rizky berlindung di bawah batu besar.
"Saya mencari tempat menginap jam lima sore. Di bawah batu saya mulai menyalakan api. Semua pakaian saya buka, telanjang. Mending tidur dalam keadaan telanjang daripada tidur dengan baju basah," kata Rizky.
"Baju di dalam tas juga basah karena lupa ditutup trash bag. Tenda tidak dibawa karena tujuan ke Nokilalaki saat itu tidak untuk menginap," ucapnya.
Hilangnya Rizky membuat tim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk menyisir dan mencari keberadaannya.
Sebab selain medan yang sulit, cuaca di kawasan Gunung Nokilalaki juga kerap berubah-ubah.
Baca juga: VIDEO: Alhamdulillah, Rizky Pendaki yang Hilang di Gunung Nokilalaki Sigi Berhasil Dievakuasi
Di hari ketiga pencarian, evakuasi terhadap Rizky sempat terhambat karena cuaca di atas gunung diguyur hujan.
Tim SAR gabungan baru berhasil mengevakuasi Rizky esok paginya.
Selama hilang, Rizky mengaku tak makan apapun selain cokelat bubuk yang dibawanya.
"Saya hanya bawa satu dus kecil cokelat bubuk kemasan sachet, itupun masih tersisa setengah. Saya pikir yang manis-manis bisa menahan lapar. Jadi hanya itu dimakan berhari-hari," ujarnya.
"Sebenarnya banyak tumbuhan bisa dimakan. Hanya saja saya tidak membawa parang atau pisau. Pelaratan waktu itu hanya handphone, power bank, senter dan korek," ucap Rizky.
(*)