Titik Terang Kematian Ibu dan Anak di Subang, Pelaku Punya Satu Kelemahan yang Luput dari Perhatian
Polisi terus berusaha menelusuri identitas pelaku yang disebutkan sangat rapih dan lihai dalam menyembunyikan jejak.
TRIBUNPALU.COM - Pelaku dalam kasus kematian ibu dan anak di Subang masih belum terungkap.
Polisi terus berusaha menelusuri identitas pelaku yang disebutkan sangat rapih dan lihai dalam menyembunyikan jejak.
Meski begitu, polisi telah mengerahkan anjing pelacak dan menggunakan teknologi canggih untuk memburu pelaku.
Hasilnya, polisi mendapatkan bukti baru di lokasi kejadian.
Meski aksi pelaku terbilang rapi, namun menurut Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, tidak ada kejahatan yang sempurna.
Karenanya, Adrianus Meliala pun membeberkan satu kelemahan yang diduga dimiliki oleh pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia.
Kelemahan tersebut bisa jadi petunjuk penting dalam mengungkap siapa dalang di balik pembunuhan ibu dan anak itu.
Sebelumnya diwartakan, jasad Tuti dan Amalia ditemukan dalam kondisi mengenaskan di bagasi mobil Alphard miliknya di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.
Penemuan itu terjadi pada 18 Agustus 2021.

14 hari berlalu, pihak kepolisian pun mengurai perkembangan terbaru kasus pembunuhan Tuti dan Amalia.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago mengurai fakta terbaru perihal TKP pembunuhan Tuti dan Amalia.
Diakui polisi, kondisi TKP sangat rapi.
"Kita sangat membutuhkan waktu (untuk mengungkap). Karena di TKP sendiri, kita akui bahwa itu memang sangat rapi, kejadian itu sangat rapi. Kita mencari pembuktian itu bukan di TKP saja, tapi kita menarik mundur perkiraan waktu berdasarkan kematian kedua korban tersebut," akui Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube TV One, Kamis (2/9/2021).
Turut menyoroti kasus pembunuhan Tuti dan Amalia, Adrianus Meliala mengurai analisanya.
Dilansir dari Kompas TV, Kriminolog UI itu menyebut gelagat pelaku yang seolah lihai memainkan kejahatannya di rumah korban.