Kabar Seleb
KPI Izinkan Saipul Jamil Tampil di TV Edukasi, Arie Kriting: Biar Para Pedofil Jadi Pintar
Arie Kriting dengan tegas tak sependapat bila Saipul Jamil tampil di tv meski untuk edukasi.
TRIBUNPALU.COM - Pernyataan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Agung Suprio yang membolehkan Saipul Jamil tampil di layar kaca untuk kepentingan edukasi mendapat reaksi luas.
Banyak yang menyayangkan sikap itu.
Demikian juga figur publik yang bereaksi atas pernyataan Agung Suprio.
Salah seorangnya, komika Arie Kriting yang menanggapi dengan sinis.
Arie Kriting dengan tegas tak sependapat bila Saipul Jamil tampil di tv meski untuk edukasi.
Pada pernyataannya, komika 39 tahun ini kembali menyinggung soal kasus Saipul Jamil yang dipenjara akibat melakukan pelecehan seksual terhadap dua orang anak di bawah umur.
Namun dengan saran yang lebih sarkastis atas bolehnya Saipul Jamil tampil di layar kaca dengan syarat.
"Nah, kalau ini setuju deh. Bolehlah dibuatin acara edukasi. Jadi yang mau belajar caranya 'hap hap' anak di bawah umur yang lagi tidur, bisa tahu caranya bagaimana," tulis Arie Kriting di akun Twitter-nya, @Arie_Kriting, Kamis (9/9/2021).

Baca juga: Saipul Jamil Curhat Banyak Stasiun TV yang Batalkan Kontrak Kerja, Begini Respon Hotman Paris
"Silakanlah televisi bikin acara, biar pada pedofil jadi pintar-pintaar," kata Arie Kriting mendambahkan.
Menurut Arie Kriting, masyarakat Indonesia masih kurang memahami status dan kehadiran dari pelecehan seksual anak di tengah masyarakat.
Bahkan suami artis Indah Permatasari ini sampai mengusulkan untuk membuat lembaga baru untuk menangani kejahatan seksual anak.
"Karena tampaknya banyak pihak yang gagap mengenai status dan kehadiran seorang pedofil di tengah masyarakat, sepertinya mending dibuat lembaga khusus untuk hal ini. Bagaimana kalau dibuat Komisi Pedofil Indonesia," tulis Arie Kriting.
Baca juga: Masih Trauma Usai Ceraikan Alvin Faiz, Larissa Chou Tolak 159 Orang yang Mengajak Nikah
Pengikut Twitter Arie Kriting banyak berkomentar untuk merespons cuitan dari sang komika.
"Kenapa nggak jadi PKI sekalian aja bang, Pedofil Komersil Indonesia," komentar akun @BagasE18195687.
"Yang lucu kenapa masih bisa bebas ya? Model-model kejahatan seperti itu sih menurut gua minimal seumur hidup bang. Nggak guna kok mereka kembali ke masyarakat," tulis akun @AsiadominoQq88.
Arie Kriting adalah salah satu public figure yang tidak menyukai glorifikasi yang dilakukan terhadap Saipul Jamil.
Dengan tegas, komika ini mengatakan tidak setuju untuk menampilkan seorang pedofil ke masyarakat luas.
Ketua KPI Tegaskan Hanya Batasi Saipul Jamil Boleh Tampil di TV buat Kepentingan Edukasi

Sebelumnya, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio mengatakan lembaganya mengaku tidak melarang Saipul Jamil tampil di publik, tetapi hanya membatasi.
Saipul Jamil dapat tampil di publik pada konteks edukasi atau wawancara tentang kejahatan yang dia lakukan.
Itu dikatakan Agung saat jadi bintang tamu podcast Deddy Corbuzier pada Kamis (9/9/2021).
“Kita buat surat, kita mengecam glorifikasinya, enggak boleh. Yang kedua, dia bisa tampil untuk kepentingan edukasi, misal: dia hadir sebagai bahaya predator, kan bisa juga dia ditampilkan seperti itu."
"Kalau untuk hiburan belum bisa di surat yang kami kirim ke lembaga penyiaran,” ujar Agung.
Dengan demikian, KPI tetap melarang Saipul Jamil untuk tampil di depan publik dalam konteks menghibur.
Agung mendaku ada pegiat hak asasi manusia yang mengkritik keputusan KPI.
"Kita singirkan HAM sementara, toh dia boleh tampil dalam konteks edukasi. Ini kita enggak melarang, tetapi membatasi, harus dipahami."
"Jadi enggak ada pelarangan, enggak boleh ke mana-mana, ini membatasi," ujar Agung.
Menurut Agung harusnya Saipul Jamil meminta maaf kepada korbannya untuk kasus ini.
Dia merujuk kepada berita yang memuat pernyataan Saipul yang memaafkan korban.
Agung sendiri sampai menyebut gila dengan pemberitaan itu.
"Gue liat beritanya di running text, dia bilang gini, 'saya maafkan.' Gila enggak nih, dia bilang begitu," tuturnya.
Agung paham betul, masyarakat membandingkan dengan pelaku kejahatan lain seperti narjoba dan asusila yang masih dapat tampil di depan publik.
Saat memutuskan, Agung melanjutkan, KPI mengambil referensi dari kasus yang pernah terjadi di luar negeri untuk kasus kejahatan seksual.
"Lihat referensi dari luar negeri, dibatasi, bahkan pelaku kejahatan seksual dipasang pelacak, karena perilaku seperti ini bisa muncul kembali," ujar Agung.
Agung sampai menguatirkan anggapan penonton jika stasiun televisi jadi permisif pada kasus Saipul Jamil.
Selain itu, dia juga mengkhawatirkan kondisi korban kala melihat Saipul tampil tanpa beban.
"Apakah dia layak diglorifikasikan? Enggak layahkah, kalau gue bukan anggota KPI, gue muntah, gue enggak suka tayangan itu," ujarnya.
(Sripoku.com/tribun-medan.com/TribunPalu.com)