Jubir AHY Tuding Megawati Gulingkan Gusdur, Kubu Moeldoko: Apa Ini Doktrin dalam DPP Asuhan SBY?
Pernyataan juru bicara sekaligus Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra kembalu menuai reaksi.
TRIBUNPALU.COM - Juru bicara sekaligus Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra kembali menjadi sorotan.
Kali ini karena pernyataannya terkait tudingan serius kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Megawati Soekarnoputri, selaku presiden kelima RI menggulingkan presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Juru Bicara DPP Demokrat KLB Deli Serdang Muhammad Rahmad menyebut, rakyat kaget dan juga bertanya tanya kebenaran Megawati menggulingkan Presiden Gusdur.
"Apakah itu benar atau jangan jangan apa yang disampaikan DPP Demokrat AHY itu benar? Apalagi tagline nya saat memberikan pernyataan itu adalah Demokrat Berkoalisi Dengan Rakyat," kata Rahmad dalam keterangan yang diterima, Rabu (6/10/2021).
Baca juga: Babak Baru Gejolak di Partai Demokrat: Dua Pakar Hukum Saling Berhadapan, Hamdan Vs Yusril
Baca juga: Geram Dituduh Selingkuh karena Jarang Pulang, Jonathan Frizzy: Saya Hindari Keributan
Dirinya menyebutkan, saat SBY maju Capres tahun 2003 yang menumpang di Partai Demokrat, aneka kebohongan sebetulnya sudah terasa lazim dilakukan.
"Tahun 2003 itu SBY menyatakan loyal pada Presiden Megawati dan tidak maju sebagai Capres, ternyata SBY berbohong ke Presiden Megawati. SBY menggunakan siasat terdzolimi dan maju Pilpres mengalahkan Presiden Megawati," kata Rahmad.
Rahmad mengatakan, kebohongan fundamental lainnya adalah soal pendiri Partai Demokrat.
SBY tidak terlibat sebagai pendiri PD pada 2001, akan tetapi pada Mukadimah AD/ART PD Kongres 2020, SBY menjadi Founding Father bersama Ventje Rumangkang dan menghilangkan 98 Founding Father lainnya. Kebohongan yang mungkin akan berbuah karma untuk SBY dan keturunannya.
"Terkait pernyataan resmi DPP AHY tentang Megawati Menggulingkan Gusdur, kami dengan sangat serius dan hati hati menanyakan perihal kebenaran pernyataan resmi itu ke sahabat sahabat kami di PDIP dan Gusdurian," ujarnya.
Menurut Rahmad, Herzaky tentu tidak asal bicara.
"Kami tahu betul bahwa SBY sangat ketat dan sangat teliti dalam memilih dan menunjuk seseorang untuk jadi juru bicara partai," katanya.
Dia mengungkapkan, tahun 2012, SBY melakukan seleksi khusus untuk menentukan seseorang untuk jadi juru bicara partai.
Bahkan calon jurubicara partai itu dibekali dulu dengan pendidikan khusus yang dikemas dalam public relations course selama 1 minggu lebih di Cipanas, Jawa Barat.
"Walaupun Selasa (5/10/2021) Herzaky meralat ucapannya dan mengaku salah ucap, namun, apa yang disampaikan Herzaky itu tidak bisa dianggap main main. SBY atau AHY harus menjelaskan kepada masyarakat Indonesia terkait pernyataan resmi DPP asuhan SBY yang menyebut Megawati Menggulingkan Gusdur, yang diwakili oleh Herzaky sebagai Juru bicara itu," katanya.