Mengenal Tanda dan Gejala Jerawat Hormon yang Sering Terjadi pada Wanita

Jerawat hormon terjadi pada wanita di fase menstruasi, kehamilan hingga menyusui. Terdapat beberapa faktor lain yang menjadi tanda jerawat tersebut.

Freepik
Jerawat hormon sering terjadi pada saat mmendekati menstruasi, kehamilan dan menyusui. 

TRIBUNPALU.COM – Seringkali wanita memiliki masalah dengan jerawat yang membuatnya merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri.

Penyebab dari jerawat juga berbeda-beda pada setiap orang.

Pori-pori yang tersumbat infeksi atau meradang, maka dapat menyebabkan jerawat atau timbulnya bitnik merah di kulit Anda.

Pemicu jerawat eksternal dapat disebabkan oleh krim wajah dan kosmetik yang beratberat, pewarna rambut, perawatan rambut berminyak yang semuanya dapat meningkatkan penyumbatan pori-pori.

Selain itu, mengutip dari dari laman WebMd, perubahan hormon, seperti periode menstruasi, dan kehamilan dapat memicu timbulnya jerawat.

Pada artikel kali ini, TribunPalu akan membahas mengenai jerawat yang disebabkan oleh hormon.

Baca juga: Ganti Sarung Bantal Anda Secara Rutin Agar Tidak Menimbulkan Jerawat

Jerawat hormonal paling sering terjadi pada wanita dewasa antara usia 20 dan 40 tahun.

Anda mungkin memiliki asumsi bahwa Anda tidak akan memiliki jerawat setelah Anda mencapai usia 40-an, namun faktanya hal ini tidak selalu demikian.

Melansir dari Self, jerawat hormonal menghasilkan jerawat siklus yang biasanya bertepatan dengan siklus menstruasi seseorang.

Ini juga dapat menyesuaikan dengan perubahan hormonal lainnya dalam hidup Anda, yang berarti jerawat menopause atau jerawat pascapersalinan Anda bisa bersifat hormonal.

Diyakini bahwa fluktuasi hormon, yang bisa berupa menstruasi atau siklus kehamilain pada wanita, memang menyebabkan peningkatan produksi minyak di pori-pori.

Menurut dokter kulit, terdapat beberapa tanda bahwa jerawat Anda berhubungan engan hormon seperti berikut ini:

1. Terjadi pada saat masa remaja

Setelah nda memasuki usia 20 tahun, jerawat dapat muncul kapan saja.

Jerawat hormonal adalah jenis jerawat yang paling mungkin menyerang di usia kurang lebih 20 tahun, karena itu adalah usia dimana hormone sedang sangat aktif terkait dengan pubertas.

Hal ini membuat wanita lebih rentan terhadap fluktuasi hormon yang intens selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Tapi usia saja tidak akan menentukan apakah Anda akan mengalami jerawat hormone tersebut.

Genetika dapat menentukan kapan jerawat hormonal mulai dan berhenti.

Hampir setengah dari wanita di usia kurang lebih 20 tahun mengalami jerawat dan menopause yang dapat menyebabkan jerawat itu muncul kembali.

2. Muncul di sekitar dagu dan  area rahang

Salah satu tanda jerawat hormonal adalah letaknya di wajah.

Jika Anda melihat jerawat yang meradang di daerah dagu atau rahang Anda, tentunya jerawat tersebut merupakan jerawat yang disebabkanoleh hormon

Para peneliti belum mengetahui secara pasti mengapa jerawat hormon lebih sering muncul di dagu dan bagian rahang.

Namun, terlalu banyak produksi minyak yang menyumbat pori-pori Anda dapat menjadi pencetusnya.

Kelenjar minyak berlebih ini menjadikan kulit Anda tempat utama untuk jenis jerawat ini.

Meskipun dagu dan rahang adalah tempat yang sangat umum untuk jerawat hormonal.

namun jerawat tersebut dapat muncul di sepanjang sisi wajah Anda, termasuk di bawah leher Anda.

Jika Anda juga mengalami jerawat di punggung, di dada, dan bagian bahu, terutama saat siklus menstruasi hal ini juga bisa menunjukkan jerawat hormonal.

3.  Terjadi di setiap bulannya

Jerawat hormonal sering bermanifestasi dalam pola siklus, seperti siklus menstruasi wanita.

Hal ini dikarenakan wanita masih mengalami fluktuasi bulanan dalam kadar estrogen dan progesteron, meskipun lebih rendah daripada wanita pra-menopause.

Jerawat hormonal cenderung muncul di tempat yang sama setiap bulannya juga.

Hal ini biasanya hasil dari pori-pori di wajah yang membesar ukurannya dari jerawat sebelumnya.

4.  Terjadi saat Anda sedang stres

Kortisol, hormon stres, dapat memengaruhi semua hormon Anda yang lain juga, menyebabkan semuanya rusak.

Wanita lebih rentan terhadap fluktuasi hormonal bulanan, yang cukup ekstrem, dan mengalami periode stres akut daripada laki-laki.

Jika Anda sering mengalami jerawat hormone karena beberapa faktor di atas, hal itu wajar terjadi karena siklus tubuh Anda yang dapat menyebabkan jerawat.

Dalam beberapa kasus, jerawat hormone dapat membaik dengan sendirinya, namun di sisi lain dapat terjadi lebih parah di kondisi kulit tertentu.

Jika sudah terjadi lebih kronis, Anda membutuhkan perawatan dokter untuk membantu menyembuhkan jerawat Anda.

Baca juga: Apa Itu Bruntusan? Simak Penjelasan Lengkap, Jenis dan Cara Mengatasinya

(TribunPalu.com/Linda)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved