Teroris Poso

Ibu Teroris Poso Menangis Minta Anaknya Pulang: Datang Lihat Ibu Nak, Bapakmu Sakit

Beredar video ibu Teroris Poso menangis minta anaknya pulang. Video berdurasi 2 menit 34 detik itu diunggah akun Facebook Satgas Operasi Madago Raya.

Editor: Haqir Muhakir
Handover/Facebook Satgas Madago Raya
Beredar video ibu Teroris Poso menangis minta anaknya pulang. 

TRIBUNPALU.COM - Beredar video ibu Teroris Poso menangis minta anaknya pulang.

Video berdurasi 2 menit 34 detik itu diunggah akun Facebook Satgas Operasi Madago Raya, Rabu (20/10/2021).

Dalam video, perempuan yang diketahui ibu Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang itu duduk di atas tempat tidur.

Posisinya bersandar ke dinding di tepi tempat tidur.

Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang merupakan satu dari empat sisa DPO Teroris Poso yang masih dalam pengejaran aparat.

Mengenakan jilbab warna hitam, Ibu Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang itu menangis terisak lalu mengirimkan pesan untuk anaknya.

"Di mana kau nak, pulang, datang lihat ibu, ibumu sakit-sakit, bapakmu juga, ini keluar masuk rumah sakit," kata ibu itu.

Dari video yang beredar, pengambilan gambar tambak di kediaman Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

Berikut Videonya:

Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya kembali melakukan penyebaran foto empat Daftar Pencarian Orang (DPO) Teroris Poso tersisa, Kamis (7/10/2021) siang.

Itu difokuskan pada tiga wilayah di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) di antaranya, Kecamatan Sausu, Balinggi, dan Torue.

Wakasatgas Humas Ops Madagoraya AKBP Bronto Budiyono mengatakan, diharapkan dengan dilakukan hal itu, warg dapat mengenali keempat buruan aparat TNI-Polri tersebut.

"Warga yang mendapat info atau melihat keberadaan mereka bisa melaporkan ke pihak aparat TNI-Polri yang terdekat," kata Bronto, Kamis (7/10/2021).

Kelompok MIT Poso saat ini tinggal menyisakan empat orang yakni, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, dan Suhardin alias Hasan Pranata.

Bronto menjelaskan, saat ini Dpo itu diduga masih bersembunyi di wilayah hutan pegunungan Parigi dan Poso.

"Setelah Ali Kalora dan Qatar tewas, tidak ada lagi pemimpin MIT di Sulteng," kata Bronto.

"Saya berharap empat orang itu mau menyerahkan diri secara baik-baik atau mati tertembak oleh Satgas, kita tetap akan mengejar sampai tuntas," tuturnya menutupkan. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved