CPNS Sulteng
Ironi Seleksi CPNS 2021: Temuan Kecurangan di 9 Titik, 8 Kasus dari Sulawesi
Sebanyak 225 peserta terlibat melakukan kecurangan SKD CPNS di 9 titik lokasi seleksi.
TRIBUNPALU.COM - Sedikitnya sembilan titik kecurangan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2021 terendus Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB).
Ironinya, delapan di antara titik itu terjadi di Pulau Sulawesi.
Menteri MenpanRB Tjahjo Kumolo memastikan peserta yang terlibat kecurangan gugur alias tidak lolos seleksi.
Data diperoleh Thahjo Kumolo, sebanyak 225 peserta terlibat melakukan kecurangan SKD CPNS di 9 titik lokasi seleksi.
Berikut kronologi kecurangan SKD CPNS di 9 lokasi berbeda diperoleh TribunPalu, Kamis (28/10/2021):
1. Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah
Seleksi CPNS Sulteng ternodai dengan kasus Kecurangan Seleksi CPNS di Kabupaten Buol.
Pelaksanaan SKD CPNS di Kabupaten Buol berlangsung 14-19 September 2021 di Aula BKPSDM Buol.
Tim BKN yang bertugas telah melakukan pengecekan terhadap seluruh PC yang akan digunakan sesuai dengan Lampiran Peraturan BKN Nomor 2 Tahun 2021.
Laporan dugaan kecurangan pertama kali dibuat oleh Tim BKN pada 17 September 2021 setelah melihat pengerjaan SKD yang tidak wajar dan laporan di media sosial.
Setelah dilakukan pengecekan pada seluruh PC yang ada, terdapat 2 perangkat lunak menggunakan aplikasi remote rutserv.
Kemudian 1 PC dibawa ke Kanreg BKN Makassar untuk dilakukan forensik oleh BSSN, pengecekan kembali dilakukan terhadap seluruh PC.
Baca juga: Kecurangan CPNS Buol: 27 Peserta Terlibat, Kadis BKPSDM Dicopot
Hasil forensik IT terhadap PC tersebut menunjukkan bahwa benar telah terjadi kecurangan dengan metode penggunaan aplikasi remote rutserv.
Dengan aplikasi ini, orang lain di luar ruangan membantu peserta mengerjakan SKD.
Terdapat dugaan bahwa Kepala BKPSDM Buol terlibat dalam kecurangan ini dan telah dinonaktifkan oleh Bupati Buol.
Setelah kasus Buol ini, BKN membuat aplikasi baru dengan melakukan audit trail dengan pendekatan deteksi fraud berbasis Machine Learning (ML).
Dari hasil ML ini, terdapat 27 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan
2. Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan
Kecurangan Seleksi CPNS juga ditemukan di Enrekang.
Lokasinya di Aula Kantor Bupati Enrekang dan berlangsung 30 September-3 Oktober 2021.
Tim BKN yang bertugas telah melakukan pengecekan terhadap seluruh PC yang akan digunakan sesuai dengan Lampiran Peraturan BKN Nomor 2 Tahun 2021 dan Petunjuk Teknis Keamanan Informasi Pelaksanaan Seleksi CAT BKN Nomor FRM/OPR/029.
Laporan dugaan kecurangan berasal dari laporan Tim BKN dan media daring pada 4 Oktober 2021.
Tidak dilakukan forensik terhadap PC di Enrekang karena suasana kurang kondusif.
BKN telah memperoleh beberapa data berupa image chat, audio, dan video terkait.
Dari hasil analisis ML, terdapat 5 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan.
3. Kabupaten Mamuju dan Pasangkayu, Sulawesi Barat
Kasus serupa juga ditemukan di Sulawesi Barat, tepatnya Kabupaten Mamuju dan Pasangkayu.
Seleksi CPNS berlangsung di Gedung PKK Sulawesi Barat) 14-25 September 2021.
Laporan dugaan kecurangan berasal dari laporan Tim BKN pada 23 September 2021 dan media daring yang menunjukkan pengerjaan tidak wajar.
Satu PC dibawa ke Kanreg BKN Makassar untuk dilakukan forensik IT oleh Tim BSSN.
Baca juga: Pengumuman Hasil SKD CPNS Tahap 1 di 29-30 Oktober, Ini Daftar Instansi yang Mengumumkan Hasil SKD
Hasil forensik menunjukan bahwa terdapat aplikasi remote Zoho Meeting (Zoho Assist) yang diinstall pada 12 September 2021.
Aplikasi ini terbukti dipakai pada saat pelaksanaan SKD pada tanggal 16 September 2021 Sesi I dan peserta yang diduga mendapat bantuan dari pihak lain mendapat nilai tertinggal nasional, 510.
Dari hasil analisis ML, terdapat 40 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan.
4. Lampung
Lain halnya dengan tes CPNS di Lampung yang berlangsung di Aula Makorem 043 Garuda Hitam.
Pelaksanaan SKD CPNS di BKN Lampung berlangsung 14 September-9 Oktober 2021.
Peserta berasal dari multi instansi, termasuk kementerian/lembaga.
Tim BKN yang bertugas menemukan peserta menggunakan titik lokasi palsu dengan modus unik.
Peserta itu melakukan registrasi dan perekaman Face Recognition kemudian mendapatkan PIN peserta.
Setelah berada di tenda steril, peserta itu keluar dari arena tilok untuk menuju di tilok palsu.
Di tilok palsu itu, PC yang digunakan diremote oleh orang lain (terdeteksi berasal dari kota Palembang dan Medan).
Peserta ini rata-rata tidak menggunakan masker saat mengerjakan SKD.
Dari hasil audit trail, terdapat 23 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan ini.
5. Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat
Kecurangan Seleksi CPNS juga ditemukan Tim BKN di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Seleksi berlangsung di Aula SMKN 1 Mamasa 27 September-1 Oktober 2021.
Laporan dugaan kecurangan pertama kali dibuat oleh Tim BKN pada 27 September 2021 setelah melihat pengerjaan SKD yang tidak wajar.
Bahkan ada peserta yang tidak mau dipindahkan walaupun PC mengalami restart.
Dari hasil analisis ML, terdapat 19 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan.
6. Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan
Seleksi CPNS di Kabupaten Sidrap juga ditemukan kecurangan.
Seleksi berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Sidrap 2-5 Oktober 2021.
Laporan dugaan kecurangan dibuat oleh Tim BKN setelah ada peserta yang memperoleh nilai tinggi tetapi kertas buram yang bersangkutan tidak terpakai sama sekali.
Salah satu PC yang dipakai dibawa ke Kanreg BKN Makassar untuk dilakukan forensik IT oleh Tim BSSN.
Hasilnya ditemukan aplikasi remote Getscreen.me pada PC tersebut.
Setelah dilakukan analisis melalui ML, terdapat 62 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan.
7. Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan
Seleksi CPNS di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, juga ditemukan kasus serupa.
Seleksi berlangsung di Aula Lagaligo Kantor Bupati Luwu 7-10 Oktober 2021.
Tim BSSN yang dikirim sebelum ujian berlangsung melakukan pembersihan dan sekaligus hardening terhadap PC peserta.
Namun keesokan harinya terpantau aktivitas aplikasi remote Netop dan nilai SKD beberapa peserta menjadi sangat besar.
Setelah dilakukan pelacakan, terjadi rekonfigurasi PC pada malam sebelum dimulai ujian pada pukul 01.00.
Ketika petugas berusaha mendapatkan log activity dari router MikroTik yang dipakai menghubungkan PC peserta dengan internet, dinyatakan bahwa log yang diminta terhapus dari sistem.
Baca juga: Mantan Kepala DKP Banggai Dieksekusi Jaksa Terkait Kasus OTT Kapal Nelayan
Ini menimbulkan kecurigaan keterlibatan petugas Diskominfo setempat yang menangani MiroTik.
Salah satu PC kemudian dibawa ke Kanreg BKN Makassar untuk dilakukan forensik IT oleh Tim BSSN.
Ditemukan instalasi Netop Remote Control yang dieksekusi pada 9 Oktober 2021 pukul 00.31, padahal ruangan ujian telah disegel oleh petugas BKN.
Hasil analisis melalui ML menyimpulkan bahwa terdapat 4 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan.
8. Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara
Kecurangan Seleksi CPNS juga terjadi di Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.
Seleksi CPNS berlangsung di Gedung Baruga Buton Selatan 2-9 Oktober 2021.
Tim BKN menemukan aplikasi remote di seluruh PC yang tidak terdeteksi pada saat pengecekan awal.
Terdapat beberapa peserta dengan metode pengerjaan tidak wajar.
Hasil analisis melalui ML menyimpulkan bahwa terdapat 41 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan.
9. Seleksi CPNS Kemenkumham Sulawesi Selatan
Kecurangan juga ditemukan pada seleksi CPNS Kemenkumham yang berlangsung di Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP) Makassar, Sulawesi Selatan, 28 September-12 Oktober 2021.
Pada tes berlangsung, tertangkap tangan dua orang membawa HP ke dalam ruang ujian, meskipun telah dilakukan pemeriksaan dengan metal detektor.
Yang bersangkutan telah melakukan foto-foto soal SKD dan kemungkinan melakukan komunikasi dengan orang luar.
Di dalam HP terdapat juga informasi dua peserta tes yang lain yang juga diduga melakukan kecurangan serupa.
Panitia telah melaporkan kedua peserta ini kepada pihak kepolisian setempat.
Setelah kasus ini, maka panitia Kementerian Hukum dan HAM melakukan pemeriksaan tambahan berupa body checking kepada seluruh peserta.
Hasil analisis melalui ML menyimpulkan bahwa terdapat 4 orang yang terdeteksi melakukan kecurangan.(*)