Cegah Lonjakan Kasus Covid-19, Satgas Imbau Tempat Wisata Dibuka Terbatas Saat Natal-Tahun Baru
"Pastikan tempat-tempat tujuan wisata dibuka terbatas pada periode Nataru dan telah membentuk Satgas protokol kesehatan 3M," ujar Wiku dilansir dari s
TRIBUNPALU.COM - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau agar tempat wisata dibuka terbatas selama periode libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Hal ini untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lokasi wisata selama periode tersebut.
"Pastikan tempat-tempat tujuan wisata dibuka terbatas pada periode Nataru dan telah membentuk Satgas protokol kesehatan 3M," ujar Wiku dilansir dari siaran pers di laman resmi covid19.go.id, Rabu (3/11/2021).
Wiku mengatakan, menjelang masa Nataru, kebijakan akan terus disesuaikan dengan perkembangan kasus terkini dan kondisi di lapangan.
Penyesuaian nanti akan mempertimbangkan pergerakan orang di berbagai lokasi, baik lokasi wisata, pertokoan dan tempat ibadah.
Kemudian, pemerintah akan memperkuat vaksinasi dan protokol kesehatan.
"Karenanya, masyarakat diminta selalu mematuhi kebijakan pemerintah sebagai upaya untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan Covid-19," ucap Wiku.
Sebelumnya, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengatakan, ada 4 juta orang yang diprediksi akan keluar-masuk wilayah Jabodetabek saat libur Nataru.
Menurut dia, hal itu terjadi apabila sejumlah kebijakan terkait cuti, libur dan pembatasan mobilitas masyarakat tidak disampaikan secara terus-menerus kepada masyarakat.
"Kalau tak disampaikan terus, mungkin ada lebih 19 juta warga nanti akan hilir mudik, untuk menikmati libur Nataru dan di Jabodetabek ini mungkin ada 4 juta orang akan keluar masuk," ujar Alexander dalam talkshow daring yang ditayangkan YouTube FMB9, Rabu.
"Berbagai kebijakan akan terus kita sampaikan ke masyarakat supaya kita bisa pertahankan momentum ini supaya tak terjadi lonjakan (kasus Covid-19)," kata dia.
Alexander mengingatkan, sejumlah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia saat ini kembali mengalami lonjakan kasus positif Covid-19.
Oleh karena itu, Indonesia harus belajar dari kondisi negara tetangga terdekat itu.
"Tentu kita harus belajar dari sana supaya ini tidak terulang di negara kita," ujar Alexander.
Ia juga menyampaikan, salah satu yang harus disampaikan kepada masyarakat adalah varian Delta virus corona beserta sub-variannya masih ada dan terus bertransmisi.
Alexander mengingatkan, varian Delta lebih menular dan meningkatkan tingkat perawatan pasien Covid-19 di RS dan angka kematian.
Update kasus di Indonesia
Update kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat pada Rabu (3/11/2021), Tambah 801 Kasus Baru, 814 Sembuh & 24 Pasien Meninggal dunia.
Hari ini, terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 801 kasus.
Penambahan kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 4.246.174 kasus.
Data tersebut berdasarkan data dari laman resmi Covid19.go.id, pada Rabu pukul 17.15 WIB.
Kabar baiknya, sebanyak pasien Covid-19 dinyatakan 814 sembuh.
Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 4.091.101 pasien.
Sementara itu, pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 24 pasien.
Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 143.481 pasien.
Penambahan kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Menkes Ingatkan Nakes Pentingnya Testing Epidemiologis
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya testing epidemiologis untuk menekan laju penularan Covid-19.
Ia menyebut testing yang paling benar secara ilmiah adalah testing suspek atau testing kontak erat.
"Jadi kalau ada orang yang kita duga demam atau orang yang sudah tertular Covid-19, kontak eratnya harus disiplin kita cari semua, epidemiolog menyarankannya begitu,” kata Menkes dalam kunjungannya ke Makassar, Rabu (3/11/2021).
Saat ini banyak testing yang dilakukan untuk penerbangan dan untuk perjalanan darat atau disebut testing skrining.
Menkes Budi menyarankan semua tenaga kesehatan harus mulai mengubah testing tersebut menjadi testing epidemiologis.
“Saran saya harus pelan-pelan mulai diubah bahwa testingnya itu kembali dilakukan testing epidemiologis bukan testing skrining,” ucap Menkes
Mantan dirut Bank Mandiri ini mengiimbau masyarakat untuk mewaspadai lonjakan kasus Covid-19.
Negara-negara yang cakupan vaksinasinya tinggi seperti Singapura dan Inggris masih tetap waspada terhadap lonjakan kasus tersebut.
“Sekarang kasus di Indonesia sudah turun drastis tapi jangan sampai naik lagi. Caranya, kembali lagi yaitu Prokes yaitu memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” tutur Menkes.
Indonesia menargetkan 70 persen herd immunity tercapai.
Herd immunity diharapkan membantu supaya masyarakat tidak masuk rumah sakit karena Covid-19.
“Yang paling penting balik lagi ke protokol kesehatan sama surveilans nya harus baik, dan itu semua tergantung kita yang melaksanakannya, karena tidak mungkin pemerintah bisa jalan sendiri kalau rakyatnya tidak disiplin,” kata Menkes.
Saat ini, lanjut Menkes, salah satu hal yang paling penting adalah vaksinasi Lansia (lanjut usia).
"Mereka tergolong ke dalam kelompok rentan yang risikonya paling fatal kalau tertular Covid-19. Jadi kita harus melindungi Lansia kita,” tutur Menkes.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS Update Corona 3 November 2021: Tambah 801 Kasus Baru, Total 4.246.174 Positif