5 Tips Pola Asuh agar Anak Tak Jadi Pribadi yang Keras Kepala, Penting untuk Diterapkan Orangtua
Pola asuh orang tua tentu akan memengaruhi pribadi anak di masa depan. Agar anak tidak keras kepala, berikut pola asuh yang orang tua perlu lakukan.
TRIBUNPALU.COM - Pola asuh orang tua kepada anak dapat dipastikan memengaruhi tumbuh kembang mereka.
Salah satunya, pola asuk orang tua bakal menentukan apakah anak akan tumbuh jadi pribadi keras kepala atau tidak.
Kalau orang tua sering memaksakan kehendak, tidak mengakui emosi anak, dan tidak mengajarkan anak untuk memegang kendali, bukan tidak mungkin ia jadi pribadi keras kepala.
Lalu apa yang harus orang tua lakukan agar anak tidak tumbuh jadi seorang dewasa yang keras kepala?
Melansir Bright Side, berikut lima tips mengasuh anak agar tidak keras kepala dan bisa mengelola emosinya dengan baik.
1. Tawarkan pilihan
Menawarkan pilihan akan menekan risiko si kecil jadi sosok yang keras kepala.
Tawaran pilihan yang orang tua berikan pada anak akan melatihnya memutuskan apa yang ingin mereka lakukan.
Contohnya saja anak memilih memutuskan untuk bermain atau berpakaian.
Memberi anak pilihan akan membantu memuaskan kebutuhan mereka untuk merasa memegang kendali.
Jadi, jika anak harus melakukan dua aktivitas sekaligus dalam satu waktu, tanyakan pada mereka mana yang ingin dilakukan terlebih dahulu.
2. Buat rutinitas di rumah
Rutinitas yang secara disiplin diterapkan di rumah akan melatih anak mengurangi rasa keras kepalanya.
Bantu anak mengembangkan rutinitas baik seperti membantu mencuci piring, cuci tangan pakai sabun, menggosok gigi, belajar, berdoa, olahraga, dan tidur di waktu yang tepat.
Sesekali kamu bisa memberikan penghargaan seperti hadiah karena ia sudah berusaha mengikuti rutinitas tersebut.
3. Akui emosi dan pahami
Anak-anak yang keras kepala atau ngeyel terkadang adalah akibat dari emosi mereka yang tidak pernah didengar dan dipahami.
Oleh karena itu, saat anak melakukan tindakan buruk, akui emosi dan perasaan mereka alih-alih menganggap anak nakal atau tidak patuh.
Mengingat emosi memainkan peran besar dalam perilaku anak, maka pahami perasaannya dan cobalah untuk membantu anak mengelola emosinya.
Kamu bisa mengatakan, "Aku tahu kamu kecewa karena tidak bisa bermain di luar, karena cuacanya tidak bagus. Ayo, aku bantu mengatasi masalahnya dengan bermain di rumah."
4. Minta pendapat dan solusi untuk masalah
Tanyakan kepada anak apakah ada masalah yang mengganggu mereka, duduklah bersama mereka dan diskusikan.
Cobalah untuk meminta pendapat dan pemikiran mereka tentang apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki masalah.
Jika mereka tidak memiliki jawaban, bantulah mereka untuk memecahkan masalah bersama dengan mendukungnya.
5. Beri konsekuensi logis karena melanggar aturan
Berikan konsekuensi logis terkait dengan perilaku buruk tertentu. Misalnya, jika anak tidak mau membereskan mainannya di pagi hari, jangan biarkan mereka bermain di sore hari.
Bukan berarti mengancam, beri tahu anak bahwa mainan mereka adalah tanggung jawabnya sendiri untuk merapikannya.
Jika tidak dibereskan, mainan akan berserakan dan bahkan mengganggu orang yang melewati area bermainnya.
Hindari memberikan konsukensi yang menyakiti, misalnya marah atau membanting mainan anak di hadapannya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hindari Anak Jadi Keras Kepala, Ini 5 Tips Pola Asuh yang Perlu Ortu Terapkan