Apa Arti dari Kaifa Haluk? Kalimat Tanya Berbahasa Arab yang Sering Diucapkan Umat Islam
Berikut ini kami sampaikan arti dari kalimat tanya Bahasa Arab "Kaifa Haluk" yang sering diucapkan umat Islam.
Apa Arti dari Kaifa Haluk? Kalimat Tanya Berbahasa Arab yang Sering Diucapkan Umat Islam
TRIBUNPALU.COM - Berikut ini kami sampaikan arti dari kalimat tanya Bahasa Arab "Kaifa Haluk" yang sering diucapkan umat Islam.
Bahasa Arab merupakan bahasa induk dari kitab suci umat Islam, Al Quran.
Nah Bahasa Arab juga sering diucapkan oleh banyak orang pada umumnya, seperti kalimat salam, sapa dan tanya.
Salah satu kalimat tanya yang sering diucapkan adalah 'kaifa haluk'.
Lalu apa arti sebenarnya dari kalimat tanya ini?
Untuk mengetahui lebih detail, kami telah menyiapkan informasinya untuk Anda.
Kami melansirnya dari laman Tribunnews Sumsel.
Kaifa haluk merupakan salah satu kosa kata dalamBahasa arab.
Secara bahasa, 'kaifa haluk' berarti bagaimana kabarmu.
Kalimat ini biasanya digunakan untuk menyakan sebuah kabar pada orang lain.
Terlebih bila mereka baru saja bertemu setelah tidak bertemu sejak lama.
Jika rekan Anda mengucapkan 'kaifa haluk', maka Anda harus menjawabnya juga.
Anda dapat menjawabnya dengan Bahasa Arab juga, yakni 'bikhoirin wal hamdulillah' yang artinya 'baikdan alhamdulillah'.
Selain dengan jawaban tersebut, Anda juga bisa menggunakan jawaban 'ana bikhoirin' yang artinya 'saya sedang baik-baik saja'.
Nah itu tadi arti dari kalimat tanya 'kaifa haluk' dalam Bahasa Arab.
Anda juga perlu mengetahui arti kata Bahasa Arab popule lainnya seperti yang kami informasikan di bawah ini.
Baca juga: Bacaan Surat Yasin Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia Lengkap

Arti dari Ana Uhibbuka Fillah
Kalimat 'ana uhibbuka fillah' atau 'ana uhibbuki fillah' memiliki arti yang berbeda.
Jika kalimat 'ana uhibbuka fillah' diucapkan oleh perempuan ntuk laki-laki pujaan hatinya.
Sedangkan kalimat 'ana uhibbuki fillah' dipakai oleh seorang perempuan untuk laki-laki yang dicintainya.
Jika dibedah perkata, maka akan memiliki arti berikut.
Kata Ana / اَنَا artinya adalah : saya
Kata Uhibbuki / اُحِبُّكِ artinya adalah : saya mencintaimu
Kata fillah / فِي ﷲِ artinya adalah : karena Allah
Jadi jika digabungkan اَنَا اُحِبُّكِ فِي ﷲ Ana uhibbuki fillah memiliki arti saya mencintaimu karena Allah.
Contoh penggunaan kalimat 'ana uhibbuka/i fillah':
"Wahai suamiku, ana uhibbuka fillah"
Yang artinya, wahai suamiku, aku benar-benar mencintaimu karena Allah.
"Sayang, setelah kita menikah, abang semakin cinta sama kamu. Ana uhibbuki fillah"
Yang artinya seseorang lebih mencintai istrinya setelah menikah.
Namun rasa sayang dan cintanya itu hanya karena Allah SWT.
Arti dari Syafakillah atau Syafakallah
Sebenarnya kata Syafakillah diambil dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
"Allahumma rabban naas mudzhibal ba'si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa'an laa yughaadiru saqoman"
Artinya: "Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi." (HR. Bukhari dan Muslim).
Syafakillah atau syafakallah merupakan salah satu bagian dari rangkaian doa tersebut.
Jika orang yang sedang sakit adalah perempuan, maka menggunakan kalimat "Syafakillah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman".
Kalimat tersebut memiliki arti, semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya, dengan kesembuhan yang tiada sakit selepasnya.
Sedangkan untuk orang sakit laki-laki menggunakan kalimat, "Syafakallah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman"
Arti dari kalimat ini adalah, semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya, dengan kesembuhan yang tiada sakit selepasnya.
Arti Syafahullah juga semoga Allah menyembuhkannya (laki-laki).
Sedangkan arti Syafahallah adalah semoga Allah menyembuhkannya (perempuan)
Perbedaan antara Syafakillah dan Syafahullah atau Syafahallah terletak pada orangnya.
Syafahallah atau Syafahullah digunakan untuk orang ketiga, sementara Syafakillah atau Syafakallah untuk orang kedua.
Baca juga: Arti Kata Bahasa Arab Ana Uhibbuka Fillah yang Sering Digunakan saat Mengungkapkan Rasa Suka

Arti dari Asholatu Khairumminan Naum
Menurut bahasa, kalimat ini memiliki arti salat itu lebih baik dari pada tidur.
Uniknya, Anda hanya akan menemukan lafaz ini saat azan Subuh saja.
Di waktu subuh memang identik dengan tidur atau orang-orang belum banyak yang bangun tidur.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Dan waktu shalat shubuh dari terbitnya fajar (shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari". (HR. Muslim)
Waktu salat Subuh dimulai pada saat terbitnya fajar kedua hingg terbenamnya gelap malam.
Sedangkan batasan waktu diperbolehkannya melaksanakan salat Subuh ialah pada saat waktu masih terlihat gelap pekat.
Arti dari La Haula Wala Quwwata Illa Billah
Melansir dari laman Tribunnews Sumsel, La Haula Wala Quwwata Illa Billah merupakan kalimat yang bermakna penyerahan diri kepada Allah.
Dalam Bahasa Arab, kalimat ini bertuliskan:
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil 'aliyyil azhīmi
Artinya: Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.
Kalimat ini merupakan kalimat yang ringkas, namun memiliki keutamaan yang luar biasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada ‘Abdullah bin Qois, bersabda:
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
“Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘Arti La Haula Wala Quwwata Illa Billah, Ini Waktu Pengucapan yang Tepat dan Keutamaannya’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga.” (HR. Bukhari, no. 7386)
Waktu pengucapan kalimat ini ialah saat umat Islam ingin menyerahkan segalanya kepada Allah SWT.
Paling khitmat membaca kalimat ini saat melakukan dzikir, penyerahan diri kepada Allah.
Hal ini dikarenakan bahwa manusia memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin dan Allah swt lah yang nantinya akan menilai sehingga hasilnya akan sesuai dengan usaha tersebut.
Kalimat ini juga dapat digunakan jika kita sedang berada pada kondisi sulit atau sudah mengerahkan semua kemampuan untuk suatu hal
(TribunPalu.com/Hakim)