Hari Guru Nasional
Guru SMA 1 Luwuk Kangen Sekolah Tatap Muka
Banyak kendala yang dihadapi selama pembelajaran daring itu berlangsung.
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: mahyuddin
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Pandemi Covid-19 membuat aktivitas masyarakat serba terbatas.
Termasuk dunia pendidikan di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Hampir 2 tahun proses belajar mengajar tidak bertatap muka.
Banyak kendala yang dihadapi selama pembelajaran daring itu berlangsung.
Suka-duka pelaksanaan belajar mengajar di masa pandemi itu diutarakan seorang guru SMAN 1 Luwuk, Handriani Lamondjong.
Kepada TribunPalu.com, Handriani mengatakan, kendala yang paling menonjol selama pembelajaran daring adalah siswa-siswi merasa jenuh.
Baca juga: Sekretariat Presiden Beri Penjelasan Soal Pertemuan Megawati-Prabowo-Puan di Istana
Lalu kendala lainnya seperti gangguan internet maupun kuota internet yang terbatas.
"Bahkan kejenuhan anak-anak sudah tingkat tinggi. Kita (guru) mengajar sudah tidak diperhatikan lagi," ungkap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia itu, Selasa (23/11/2021).
Sehingga di masa-masa itu, pembelajaran tatap muka sangat dirindukan.
Karena sebelum pandemi selalu bersama dengan para siswa-siswi, baik dalam suasana senang maupun sedih.
"Kangennya berat," kenang Handriani.
Kini pembalajaran tatap muka sudah diberlakukan meskipun masih dibatasi.
Paling tidak sedikit mengobati kerinduan selama pembelajaran daring berlangsung.
Sistem pembelajaran tatap muka terbatas ini dengan membagi beberapa kelas.
"Kalau kelas A masuk sekolah, maka kelas B belajar dari rumah. Jadi harus berbagi juga pelajaran di sekolah dan di rumah," kata dia.
Baca juga: 5 Provinsi Punya UMP 2022 Paling Tinggi, Papua Tertinggi Kedua Setelah DKI Jakarta
Bila diingat kembali tingkat penyebaran Covid-19 di Kabupaten Banggai yang masih tinggai membuatnya sedih.
Sebab, dunia pendidikan terbilang vakum, tanpa tatap muka sama sekali.
Bahkan, siswa-siswi yang telah naik kelas tidak pernah bertatap muka dengan gurunya.
Saat ada kebijakan pemerintah yang membolehkan pembelajaran tatap muka terbatas tentu membuatnya sangat gembira.
"Anak-anak juga sudah kangen sama gurunya, begitupun dengan guru ke anak-anak. Ada yang kangen dimarahi, kami kangen marah-marah," tutur Handriani, bercanda.
Dia berharap, Covid-19 segera berakhir supaya dunia pendidikan bisa normal kembali.(*)