Jangan Bunuh Semut, Ternyata Hukumnya Haram Jika Membunuh Semut yang Tak Ganggu Aktivitas Manusia
Berikut ini TribunPalu sampaikan hukum membunuh semut dalam ajaran Islam, ternyata ada larangannya.
Jangan Bunuh Semut, Ternyata Hukumnya Haram Jika Membunuh Semut yang Tak Ganggu Aktivitas Manusia
TRIBUNPALU.COM - Berikut ini TribunPalu sampaikan hukum membunuh semut dalam ajaran Islam, ternyata ada larangannya.
Semut adalah hewan kecil yang sering dijumpai di dalam rumah maupun luar rumah.
Mesekipun wujudnya kecil, ternyata semut merupakan hewan yang pekerja keras dan memiliki solidaritas yang tinggi.
Melansir dari laman Grid, semut juga memiliki pengaruh besar terhadap ekosistem di dunia dan sebagai obat antibiotik.
Namun beberapa semut juga ada yang dianggap sebagai hama bagi tumbuhan.
Oleh karena itu, dalam ajaran Islam melarang manusia untuk membunuh semut.
TribunPalu melansir informasi tersebut dari kanal Kompas TV.
Semut merupakan serangga yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Hal tersebut terbukti dengan adanya Surah An Naml yang berarti semut.
Disebutkan jika semut senantiasa bertasbih dan memuji kepada Allah SWT.
Baca juga: Diyakini Sebagai Amalan Pendatang Rezeki, Kapan Waktu yang Tepat Membaca Surah Al Waqiah?

Dalam Surah Al Isra ayat 44 dikatakan jika semut bertasbih kepada Allas SWT namuntidak diketahui oleh manusia.
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
Artinya :
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.
Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka.
Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.
Rasulullah SAW juga melarang umatnya untuk membunuh semut.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh empat hewan: semut, lebah, burung Hudhud dan burung Shurad.” (HR. Abu Daud, no. 5267; Ibnu Majah, no. 3224; Ahmad 1:332. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Namun jika semut tersebut mengganggu manusia seperti menyerang atau menggigit, maka diperbolehkan untuk dibunuh.
Dalam riwayat hadis lain dikatakan bahwa Allah SWT melarang membunuh seorang muslim.
Meskipun dilarang, jika orang tersebut mengganggu orang lain seperti pelaku kejahatan, maka hukumnya boleh.
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Bahwa seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan mendatangi sarang semut dan membakarnya.
Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu padanya, 'Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakkan satu umat yang selalu bertasbih", (HR Muslim).
Baca juga: Tafsir Singkat Surah Al Waqiah Ayat 1 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Terjemahannya
Semut Merupakan 1 dari 4 Hewan yang Dilarang Dibunuh
Ada empat binatang yang dilarang Allah SWT untuk membunuhnya, yakni semut, lebah, burung hud-hud, dan burung surad.
Larangan itu berdasarkan sabda Rasulullah SAW, "Rasulullah melarang membunuh empat macam hewan, semut, lebah, hud-hud, dan shurad", (HR Abu Daud).
Selain empat binatang tadi, ada pula katak yang Rasulullah SAW sebutkan dalam hadits terpisah, diriwayatkan Abdurrahman bin Utsman.
"Bahwa seorang tabib bertanya kepada Rasulullah tentang katak yang dipergunakan dalam campuran obat.
Maka Rasulullah SAW melarang membunuhnya," (HR Ahmad, Al Hakim dan Nasa'i),
Melansir dari laman Banjarmasin Pos, para ulama kemudian mencari alasan mengapa binatang tersebut tidak boleh dibunuh.
Ada yang mengaitkannya dengan sejarah nabi dan rasul, seperti hud-hud dan semut.
Ada pula yang mengaitkannya dengan manfaat yang diberikannya kepada manusia, seperti lebah penghasil madu.
Namun belum terjawab alasan terkait larangan pada burung Surad dan katak.
Tak bisa dipungkiri, binatang tersebut memiliki keunikan dan keistimewaan dari binatang lainnya.
Shurad adalah burung pemangsa karnifora yang juga pemangsa serangga kecil.
Cara membunuhnya terbilang sadis, mangsa akan digantung di dahan yang tajam dan tinggi.

Baca juga: Tafsir Singkat Surah Al Kahfi Ayat 1-10, Lengkap dengan Bacaan Arab, Latin dan Terjemahannya
Shurad dalam bahasa Indonesia disebut tengkek, shurad merupakan burung banyak hidup Eurasia dan Afrika.
Hud-hud adalah burung yang terdapat dalam Al Quran, dengan ciri berwarna-warni dan memiliki mahkota di kepalanya.
Burung ini banyak ditemukan di Eurasia. Termasuk burung berukurang sedang, sekitar 25-32 cm panjangnya.
Makanannya serangga, reptil kecil, biji-bijian dan kadang buah-buahan.
Pada masa Mesir kuno, hud-hud dianggap hewan suci dan selalu terlihat simbolnya di makam.
Pada kitab Taurat, hud-hud juga dilarang untuk dimakan, karena sebagai binatang menjijikan.
Dalam literatur Islam, hud-hud ditemukan dalam kisah Nabi SUlaiman AS.
Ketika Nabi Sulaiman AS memeriksa pengikutnya, dari kalangan manusia, jin, dan hewan.
Namun tak menemukan burung hud-hud, Nabi Sulaiman AS kemudian mengatakan akan menghukumnya.
Tapi kemudian hud-hud datang dengan kabar ada seorang ratu dengan kerajaan cukup besar dan tidak menyembah Allah SWT.
Baca juga: Jadi Amalan Sunah Hari Jumat yang Memiliki Banyak Keutamaan, Ketahui Tips Membaca Surah Al Kahfi
Cerita ini yang mengantarkan Ratu Bilqis akhirnya memeluk Islam.
Semut juga disebutkan dalam kisah Nabi Sulaiman AS yang mendapatkan mukjizat mengerti bahasa binatang.
Pada suatu ketika Nabi Sulaiman melewati suatu daerah yang dihuni gerombolan semut.
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut,
"Wahai semut-semut masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak Sulaiman dan bala tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari", (QS An Naml: 18) seperti dilansir Khazanah Trans 7.
Sementara lebah bekerja bukan karena perintah, tetapi insting yang Allah SWT berikan kepadanya.
Madu yang dihasilkan dikonsumsi manusia, lebah mengabdikan diri untuk manusia.
Allah SWT berfirman, "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, 'Buatlah sarang di bukit-bukti, di pohon-pohon kayu,
dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, dan tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya dan di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan", (QS An Nahl: 68-69).
(TribunPalu/Hakim/BanjarmasinPost/Restu)