Rakyat Timor Leste Masih Pakai Mata Uang Negara Lain, Padahal Sudah Lama Merdeka, Kok Bisa?

Dilansir dari Intisari.grid.id, setelah resmi pisah dari Indonesia, Timor Leste menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat (AS).

handover
Bendera Timor Leste 

TRIBUNPALU.COM - Padahal sudah lama merdeka, tapi Timor Leste masih pakai mata uang negara lain.

Usai melepaskan diri dari Indonesia, Timor Leste sudah beberapa kali berganti penggunaan mata uang.

Ketika invasi Jepang berhasil ke Timor pada tahun 1942, gulden Hindia Belanda pun digunakan di Timor Portugis, yang kemudian diikuti Rupiah Indonesia pada tahun 1943.

Namun, setelah Perang Dunia II berakhir, Pataca kembali diperkenalkan di Timor Portugis, yang kemudian digantikan oleh Escudo pada tahun 1959.

Ketika Indonesia menginvasi Timor Timur pada tahun 1975 inilah seluruh pulau Timor akhirnya menggunakan Rupiah Indonesia.

Timor Timur kemudian resmi pisah dari Indonesia, dan berganti nama menjadi Timor Leste.

Sampai kemudian Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timor Lorosae memutuskan penggunaan alat pembayaran yang sah di koloni tersebut menggunakan dolar Amerika Serikat.

Dilansir dari Intisari.grid.id, setelah resmi pisah dari Indonesia, Timor Leste menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat (AS).

Penggunaan Dollar AS sebagai alat transaksi di Timor Leste ini bersifat sementara, menggantikan Rupiah Indonesia.

Keputusan untuk mengadopsi dolar dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Timor-Leste untuk menyelamatkan negara dari ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Penggunaan dolar membuat lebih mudah dalam hal perdagangan dan bisnis di negara tersebut.

Setelah Timor Lorosae merdeka dan berdaulat sendiri pada 20 Mei 2002, negara baru ini memperkenalkan koinnya sendiri pada tahun 2003.

Namun kini yang digunakan sebagai mata uang resmi Timor Leste adalah uang kertas dolar Amerika Serikat dan koin centavo Timor Leste.

Koin Centavo ditemukan dalam denominasi 1, 5, 10, 25, dan 50, dan dengan demikian, mereka cocok dengan denominasi koin dolar kecuali untuk koin $ 1.

Penggunaan koin-koin ini secara terus-menerus, namun kemungkinan uang kertas centavo di masa depan tidak pasti.

Aturan PBB

Dilansir dari Kompas.com mengutip Peacekeeping Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dollar AS dipilih sebagai mata uang resmi di Timor Leste sejak tahun 2000 dengan dikeluarkannya Regulation 2000/7 pada 24 Januari 2000.

Aturan tersebut berbunyi, bahwa semua transaksi resmi harus menggunakan dollar AS.

Namun begitu, masyarakat masih diperbolehkan menggunakan mata uang lain yang juga masih beredar cukup banyak seperti rupiah, bath (Thailand), escudo (Portugis), dan dollar Australia.

Saat itu, UNTAET (PBB) dan pemerintahan transisi Timor Leste beralasan,

dollar AS dipilih karena mata uang tersebut stabil dan kuat serta diterima di seluruh dunia.

Keputusan itu kemudian disahkan oleh National Concultative Council (NCC) yang wewenang dan tugasnya mirip dengan MPR RI di Indonesia.

Pada awal penerapan, penggunaan dollar AS menimbulkan gelojak di tengah masyarakat.

Hal ini karena nilai dollar AS sangat tinggi untuk ukuran standar harga barang dan jasa di negara bekas koloni Portugis tersebut.

Menerapkan dollar AS sebagai mata uang resmi negara, membuat harga-harga barang dengan cepat melambung tinggi.

Namun pemerintah Timor Leste tidak bergeming, dan beranggapan bahwa penggunaan dollar AS tidak berpengaruh pada harga.

Namun masyarakatkah yang harus menyesuaikan melalui pengaturan jumlah barang atau jasa.

Sederhananya, harga beras apabila dibeli dengan rupiah adalah seharga Rp 5.000 per liter,

bukan berarti setelah transisi harga beras 1 liternya kemudian dihargai 1 dollar AS.

Yang berlaku adalah, saat seorang membeli beras dengan mata uang sebesar 1 dollar AS, maka beras yang didapatkan harus lebih banyak dari 1 liter.

Selain itu, kenaikan harga-harga barang di masa transisi semakin tinggi.

Hal itu terjadi, menurut pemerintah, bukan karena penggunaan dollar AS.

Namun terjadi karena adanya prinsip pasar (permintaan dan penawaran).

Keputusan untuk mengadopsi dollar AS dibuat oleh PBB dan pemerintah Timor Leste untuk menyelamatkan negara dari ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Adopsi dolar membuatnya lebih mudah untuk investor asing untuk berdagang dan melakukan bisnis di negara tersebut.

Turis Amerika hanya perlu membawa uang mereka ke negara itu dan membelanjakannya dengan cara apa pun yang mereka inginkan.

Selain itu, ada jenis uang bernama Centavo yang dipakai sebagai alat pembayaran berbentuk koin, tapi diproduksi dan dipasok langsung dari Portugal.

Sementara uang dollar AS disuplai secara langsung dari Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed sejak tahun 2000.

Awalnya Dipakai Sementara

Baik PBB maupun pemerintahan transisi, saat itu mengklaim bahwa penggunaan dolar AS hanya dilakukan sementara.

Rencana PBB adalah dipakai selama dua hingga tiga tahun setelah merdeka dari Indonesia.

Namun, pada praktiknya aturan tersebut masih berlaku sampai sekarang.

Hingga kini Timor Leste masih menggunakan dollar AS sebagai mata uang resminya.

Mata uang rupiah sendiri masih marak digunakan di Timur Leste, terutama daerah yang berbatasan dengan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara beberapa penduduk Timor Leste di pedesaan, masih memilih menggunakan barter.

Meski secara teori penggunaan dollar AS bisa menguntungkan Timor Leste,

Namun pada kenyataannya kondisi ekonomi negara tersebut masih belum stabil.(*)

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul SUDAH Merdeka tapi Rakyat Timor Leste Masih Gunakan Mata Uang Negara Lain, Kenapa?, https://bangka.tribunnews.com/2021/12/21/sudah-merdeka-tapi-rakyat-timor-leste-masih-gunakan-mata-uang-negara-lain-kenapa?page=all.

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved