Pilpres 2024

Elektabilitas Tinggi Tak Jamin Anies, Ganjar, dan RK Maju Pilpres 2024, PKB: Sudah Mau Pensiun

Meski dinilai memiliki elektabilitas tinggi, tak menjamin Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, hingga Ridwan Kamil  bisa maju dalam Pilpres 2024.

Handover
Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. 

TRIBUNPALU.COM - Meski dinilai memiliki elektabilitas tinggi berdasar survei Politika Research and Consulting.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid sebut hal itu tak menjamin Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, hingga Ridwan Kamil  bisa maju dalam Pilpres 2024.

"Saya melihat momentum yang ada, tokoh-tokoh politik yang ada dalam survei itu belum sampai pada momentumnya. Karena Pak Ganjar, Anies, RK itu sebentar lagi pensiun (masa jabatannya--red), jadi momentum politiknya akan hilang seiring waktu," kata Politikus PKB Jazilul Fawaid dalam rilis survei Politika Research and Consulting yang berkolaborasi dengan Paremeter Politik Indonesia, Senin (27/12/2021).

Jazilul pun menyoroti perolehan elektabilitas para kepala daerah tersebut yang tidak mencapai angka 30 persen.

Wakil Ketua MPR RI itu memandangnya sebagai pertanda bahwa elektabilitas yang diperoleh saat ini tidak menjamin mereka bisa menjadi presiden kelak.

"Saya sudah belajar ke semua lembaga survei, jika belum angkanya 30 persen, belum ada jaminan untuk menjadi presiden," ujar Jazilul.

Lembaga survei Politika Research and Consulting yang berkolaborasi dengan Parameter Politik Indonesia menyebut ada sejumlah nama kepala daerah masih mendominasi hasil survei capres.

"Kalau melihat peta koalisi dan pencapresan masih sangat didominasi oleh kepala daerah yang saat ini menjadi kepala daerah yang kemudian juga didominasi oleh elite-elite partai poltik," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam diskusi virtual, Senin (27/12/2021).

Diketahui, sejumlah nama kepala daerah tersebut antara lain Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, hingga Khofifah Indarparawansa.

Adi menambahkan kepala daerah tersebut memiliki tantangan besar ke depannya, apabila mereka sudah habis masa jabatan baik pada 2022 maupun 2023.

Apalagi, pilkada pada tahun 2022 dan 2023 ditiadakan dan dialihkan penyelenggaraannya secara serentak bersaman dengan Pemilu 2024.

"Misalnya dalam beberapa survei yang kita lakukan tantangan terbesar yang dimiliki kepala daerah itu ketika mereka sudah tidak lagi menjadi kepala daerah di 2022 dan di 2023," kata Adi.

Selama kekosongan masa jabatan itu, Adi mengatakan posisi kepala daerah akan digantikan dengan pelaksana tugas (plt) yang akan ditunjuk pemerintah pusat.

"Nah sebagai sebuah tambahan ketika ditanya oleh publik ini data yang sebenarnya kita miliki cuma tidak ditampilkan. Mereka cukup yakin, publik cukup yakin Plt kepala daerah ini akan maksimal dan bekerja secara total kalau sudah tanggung jawabnya itu diberikan kepada pemerintah pusat untuk menunjuk Plt," kata dia.

Berikut elektabilitas para kepala daerah terkait Pilpres 2024:

Simulasi 32 Nama

- Ganjar Pranowo: 23,1 persen

- Anies Baswedan: 11,4 persen

- Ridwan Kamil: 5,1 persen

- Khofifah Indarparawansa: 1,3 persen

Diketahui, survei Politika Research & Consulting digelar pada 12 November - 4 Desember 2021 menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.600 responden.

Ganjar lebih dipilih

"Saya meluruskan, tidak berkomunikasi dengan Sekda Blora," kata Ganjar Pranowo saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (12/5/2020). (Instagram @ganjar_pranowo)

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapatkan posisi teratas dalam hasil survei elektabilitas yang dirilis lembaga Politica Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) pada Senin (27/12/2021).

Dari partai PDIP, Ganjar mendapat dukungan hingga 51 persen.

Angka itu diketahui mengungguli Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang mendapat 4 persen dukungan.

"Bagaimana Ganjar bisa mengamankan suara PDIP, misalnya dibanding Puan Maharani yang hanya 4 persen. Ganjar mendapatkan di internal PDIP setidaknya, responden yang terafiliasi dengan arus yang sudah memilih PDIP di pemilu sebelumnya 51 persen memberikan suaranya kepada Ganjar," kata Direkrut Eksekutif PRC, Rio Prayogo dalam paparannya, Senin (27/12/2021).

Tak hanya PDIP, Gubernur Jawa Tengah itu juga banyak mendapat dukungan dari kader PKB, PSI, hingga Perindo.

Dari suara PKB di Pemilu sebelumnya pada 2019, 22 persen di antaranya diproyeksikan bakal memberikan suaranya kepada Ganjar.

Suara PKB kepada politikus PDIP itu bahkan lebih besar ketimbang Khofifah Indar Parawansa yang merupakan kader sekaligus Gubernur Jawa Timur.

"Memang, Ganjar ini bisa mengungguli Gubernur Jatim itu sendiri," kata Rio.

Kategori wilayah, Ganjar banyak mendapat dukungan dari DIY, Jateng, dan Bali, dan Jatim yang notabene merupakan basis Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

"Jateng, DIY itu adalah basis tradisional PDIP. Jokowi juga sangat kuat di situ. Kemudian Ganjar bisa memantapkan dirinya di sana, sampai ke-47 persen," kata Rio.

Diketahui, survei Politika Research & Consulting digelar pada 12 November - 4 Desember 2021 menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.600 responden.

Adapun Margin of Error (MoE) survei sebesar ± 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

PDIP Masih Tertinggi

Tingkat elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) masih menempati posisi teratas dibanding partai politik lain. 

Hal itu berdasarkan temuan hasil survei terbaru Politika Research and Consulting bekerja sama dengan Parameter Politik Indonesia bertajuk 'Political Outlook 2022: Meneropong Poros Koalisi Partai Politik'.   

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menjelaskan, tingkat elektabilitas PDIP saat ini sebesar 19,2 persen. 

"PDIP tetap menjadi partai yang saya kira merajai berbagai survei sekitar 19,2 persen yang selalu istikamah dan memilih PDIP sebagai partai yang mereka pilih pada 2024 andai pemilu digelar sekarang," kata Adi dalam rilis survei secara daring, Senin (27/12/2021). 

Di posisi kedua, ditempati Partai Gerindra dengan 13,3 persen, Golkar (7,6 persen). 

Kemudian di posisi keempat PKB (6,0 persen), Demokrat (5,7 persen), PKS (5,3 persen), PPP (3,3 persen), NasDem (3,1 persen), dan PAN (2,0 persen). 

Diketahui, pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada 12 November – 4 Desember 2021.   

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.600 orang yang tersebar secara proporsional di 34 Provinsi.   

Jumlah responden di tiap provinsi diambil secara proporsional berdasarkan data jumlah penduduk pada Pilpres 2019. 

Kriteria responden adalah masayrakat yang telah berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.   

Tingkat kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95% dengan margin of error sebesar : 2,5%.

(*/ TribunPalu.com / Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved