Ketahui Tafsiran Lengkap Surah At Tin dengan Bacaan Arab, Latin dan Terjemahannya

Berikut ini TribunPalu sampaikan tafsir Surah At Tin lengkap dengan bacaan Arab, latin dan terjemahan.

Sajian Sedap
FOTO ILUSTRASI: Bacaan dan tafsir Surah At Tin 

Tafsir Lengkap Surah At Tin dengan Bacaan Arab, Latin dan Terjemahannya

TRIBUNPALU.COM - Berikut ini TribunPalu sampaikan tafsir Surah At Tin lengkap dengan bacaan Arab, latin dan terjemahan.

Surah At Tin merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah At Tin ini menjadi surah yang ke-95 dan merupakan surah Makiyah lantaran turun di kota Mekah.

Surah ini terdiri dari 8 ayat.

Pada kesempatan kali ini, TribunPalu akan menyampaikan informasi tentang tafsir lengkap Surah At Tin.

Tak hanya tafsirnya saja, Anda juga bisa menyimak bacaan Arab, latin dan juga terjemahannya yang dilansir dari laman Quran Kemenag.

Tafsir Surah At Tin

Ayat 1

Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan tin dan zaitun. Ada yang berpendapat bahwa tin dan zaitun adalah nama buah yang dikenal sekarang, yang menunjukkan kelebihan kandungan yang dimiliki kedua buah itu.

Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah tempat banyaknya tin dan zaitun itu tumbuh, yaitu Yerusalem, tempat Nabi Isa lahir dan menerima wahyu.

Dua nama tumbuhan, ara (at-tin) dan zaitun (az-zaitun), dan dua tempat (Bukit Sinai”tempat Nabi Musa memerima wahyu; dan kota yang aman (Mekah)”tempat Nabi Muhammad menerima wahyu), digunakan Allah untuk menjadi semacam bukti kebenaran sumpah-Nya. Beberapa ulama menyatakan bahwa at-tin dan az-zaitun sebenarnya juga menunjuk pada dua tempat.

At-Tin adalah bukit di sekitar Damaskus, Siria, sementara az-zaitun adalah tempat Nabi Isa menerima wahyu.

Ada juga yang memahami at-tin dan az-zaitun sebagai jenis tumbuhan. Buah ara (at-tin) adalah buah dari sejenis pohon yang banyak tumbuh di kawasan Timur Tengah.

Buahnya bila telah matang berwarna coklat, dan mempunyai biji seperti tomat.

Rasanya manis dan dinilai memiliki gizi yang tinggi.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa buah ara memiliki kandungan serat yang sangat tinggi dibandingkan buah lainnya.

Baca juga: Bacaan Surah Al Alaq Ayat 15 hingga 19, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, Terjemahan dan Tafsirnya

FOTO ILUSTRASI: Membaca Al Quran
FOTO ILUSTRASI: Membaca Al Quran (Tribunnews Style)

Ayat 2

Setelah itu, Allah bersumpah dengan Gunung Sinai, tempat Nabi Musa menerima wahyu (Taurat). Mengenai bahwa Nabi Musa menerima wahyu di tempat itu dikisahkan pula antara lain dalam Surah al-A'raf/7: 144.

Allah berfirman: (Allah) berfirman, "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) engkau dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku, sebab itu berpegang-teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur." (al-A'raf/7: 144)

Dalam ayat sebelumnya dikisahkan bagaimana Nabi Musa naik bukit Sinai untuk menerima wahyu. Dalam ayat ini dinyatakan pengangkatan Musa sebagai nabi dan menerima wahyu yaitu kitab Taurat.

Ayat 3

Selanjutnya Allah bersumpah dengan "negeri yang damai". Maksudnya adalah Mekah, tempat Nabi Muhammad lahir dan menerima wahyu. Bahwa Mekah adalah tempat asal Nabi Muhammad dinyatakan pula antara lain dalam Surah Muhammad/47: 13: Dan betapa banyak negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu.

Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang pun yang menolong mereka. (Muhammad/47: 13) Dalam ayat ini terdapat informasi bahwa beliau telah dipaksa meninggalkan negeri asalnya, yaitu tempat kelahirannya (Mekah) dan hijrah ke Medinah. Berdasarkan ayat-ayat lain lebih tepat dipahami bahwa ketiga ayat di atas menyatakan tempat ketiga nabi itu lahir atau menerima tugas kenabian mereka.

Ayat 4

Setelah bersumpah dengan buah-buahan yang bermanfaat atau tempat-tempat yang mulia itu, Allah menegaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik. Dari segi fisik, misalnya, hanya manusia yang berdiri tegak sehingga otaknya bebas berpikir, yang menghasilkan ilmu, dan tangannya juga bebas bergerak untuk merealisasikan ilmunya itu, sehingga melahirkan teknologi.

Bentuk manusia adalah yang paling indah dari semua makhluk-Nya. Dari segi psikis, hanya manusia yang memiliki pikiran dan perasaan yang sempurna.

Dan lebih-lebih lagi, hanya manusia yang beragama. Banyak lagi keistimewaan manusia dari segi fisik dan psikis itu yang tidak mungkin diuraikan di sini.

Penegasan Allah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik itu mengandung arti bahwa fisik dan psikis manusia itu perlu dipelihara dan ditumbuhkembangkan.

Fisik manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya gizi yang cukup dan menjaga kesehatannya. Dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya agama dan pendidikan yang baik.

Bila fisik dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan, maka manusia akan dapat memberikan kemanfaatan yang besar kepada alam ini. Dengan demikianlah ia akan menjadi makhluk termulia.

Baca juga: Bacaan Surah Al Alaq Ayat 11 hingga 15, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, Terjemahan dan Tafsirnya

Ayat 5

Manusia yang paling baik dan sempurna kejadiannya itu akan menjadi tidak berguna bila tidak dijaga pertumbuhannya dan tidak dipelihara kesehatannya.

Manusia yang paling sempurna rohaninya itu akan menjadi jahat dan merusak di muka bumi ini bila tidak diberi agama dan pendidikan yang baik.

Manusia yang lemah akan menjadi beban, dan manusia yang jahat akan merusak masyarakatnya.

Akhirnya di akhirat ia akan masuk neraka. Dengan demikian, manusia itu akan menjadi makhluk terhina.

Ayat 6

Yang terhindar dari kehinaan itu adalah orang-orang yang beriman dan berbuat baik.

Dengan demikian, tolok ukur kemuliaan adalah iman dan perbuatan baik itu.

Hal itu karena iman berarti mengakui adanya Allah dan nilai-nilai yang diajarkan-Nya.

Pengakuan itu akan menjadi jalan hidup atau akidahnya, dan karena telah menjadi akidahnya, maka nilai-nilai itu akan dilaksanakannya dengan sepenuh hatinya.

Karena nilai-nilai yang diajarkan Allah seluruhnya baik, maka manusia yang melaksanakannya akan menjadi manusia baik pula.
Semakin tinggi akidah seseorang semakin baik perbuatannya, sehingga ia akan menjadi manusia terbaik dan termulia.

Manusia yang memiliki sikap hidup yang didasarkan atas iman dan perbuatan baik itu akan memperoleh balasan dari Allah tanpa putus-putusnya.

Iman dan perbuatan baiknya itu akan berbuah di dunia, berupa kesentosaan hidup baginya dan bagi masyarakatnya, dan kebahagiaan hidup di akhirat di dalam surga.

Baca juga: Bacaan Arab & Latin Surah Al Alaq Ayat 1 hingga 10, Lengkap dengan Terjemahan & Tafsirnya

Ayat 7

Allah mempertanyakan bila masih ada manusia yang menganggap bohong apa yang disampaikan-Nya kepada Nabi Muhammad bahwa kemuliaan manusia itu diukur dari imannya dan perbuatan baiknya. Hal itu karena iman itulah yang akan membuahkan perbuatan baik, sedangkan keingkaran hanya akan membuahkan kejahatan.

Ayat 8

Allah menegaskan bahwa menerapkan ketentuan tentang kemuliaan manusia itu didasarkan atas iman dan perbuatan baiknya, itu adalah bukti bahwa Allah Mahabijaksana.

Hal itu karena iman itulah yang akan membuahkan perbuatan baik, sedangkan keingkaran hanya akan membuahkan kejahatan, sebagaimana disampaikan di atas. Bila kemuliaan diletakkan pada kekafiran dan kejahatan, itu akan menghancurkan alam ini.

ILUSTRASI beribadah membaca Alquran.
ILUSTRASI beribadah membaca Alquran. (imam-us.org)

Bacaan Surah At Tin

وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ - ١

wat-tīni waz-zaitụn

Artinya: Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.

وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ - ٢

wa ṭụri sīnīn

Artinya: Demi gunung Sinai

وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ - ٣

wa hāżal-baladil-amīn

Artinya: Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ - ٤

laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm

Artinya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ - ٥

ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn

Artinya: kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ - ٦

illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti fa lahum ajrun gairu mamnụn

Artinya: ecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ - ٧

fa mā yukażżibuka ba'du bid-dīn

Artinya: Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ - ٨

a laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn

Artinya: Bukankah Allah hakim yang paling adil?

(TribunPalu/Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved