KSAD Dudung Ungkap Isi Pembicaraan AY Nasution dan Gatot Nurmantyo Soal Hilangnya Patung di Kostrad
Kepala Staf Angkata Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman memberikan klarifikasi terkait hilangnya patung di Kostrad.
TRIBUNPALU.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman memberikan klarifikasi terkait hilangnya patung Soeharto, Jenderal Besar TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Abdul Haris Nasution, dan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo.
Beberapa waktu lalu, sempat heboh mengenai hilangnya tiga patung tersebut di Museum Dharma Bhakti Kostrad.
Bermula dari pernyataan mantan Panglima TNI Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyatakan adanya penyusupan unsur PKI ke tubuh TNI.
Saat itu, Gatot Nurmantyo menyampaikan indikasi adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.
Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah acara diskusi webinar bertajuk “TNI Vs PKI”, Minggu (26/9/2021) lalu.
Baca juga: KSAD Dudung Minta Maaf Dihadapan Keluarga Korban 3 Oknum TNI di Nagreg: Akan Kawal Proses Hukum
Dalam diskusi itu, mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.
Indikasi itu dibuktikan dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.
Bukti-bukti yang dimaksudnya seperti patung-patung yang disebutkan di atas.
Isu tersebut pun sempat ramai diperbicangkan.
Kepala Penerangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana pun sudah menjelaskannya dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021) lalu.
Disinggung hal itu, Dudung Abdurachman mengaku kalau itu merupakan masa lalu yang sebenarnya membuatnya malas untuk membahas hal tersebut.
Diceritakan ke Aiman bahwa, Mantan Pangkostrad, Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution, mendatangi Jenderal Dudung dan menyampaikan kepadanya bahwa ia membuat patung.
"Waktu saya jadi Pangkostrad, saya membuat patung. Patung itu ada patung Pak Soeharto, patung Pak Sarwo Edhie, dan patung Pak AH Nasution. Setelah saya pensiun rupanya, saya mendalami agama, seorang Muslim tidak boleh membuat patung," ujar Jenderal Dudung menirukan apa yang disampaikan oleh AY Nasution kala itu.
Setelah mendengar pernyataan AY Nasution, karena tidak berasa dari Kostrad, Ia pun memanggil seseorang yang sudah lama di Kostrad untuk mengklarifikasi hal itu.
"Betul katanya, tapi KasKostrad memang beliau yang buat, saya bilang 'Ok lah kalau memang beliau yang minta' karena mintanya secara pribadi dan buat patungnya juga pribadi, bukan dinas," kata Dudung Abdurachman dikutip dari instagram @kompastv, Rabu (29/12/2021).