Bacaan dan Tafsir Surah Al Lail Ayat 8 hingga 14, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Terjemahannya

Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah Al Lail ayat 8 hingga 14.

Tribunnews.com/Herudin
ILUSTRASI - Membaca Surah Al Lail 

Bacaan dan Tafsir Surah Al Lail Ayat 8 hingga 14, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya

TRIBUNPALU.COM - Surah Al Lail merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah Al Lail menjadi surah ke-92 yang terdiri dari 21 ayat.

Surah ini termasuk ke dalam surah makiyah karena diturunkan di Kota Mekah.

Al Lail merupakan istilah berbahasa Arab yang memiliki arti malam dalam Bahasa Indonesia.

Secara garis besar, surah Al Lail meceritakan seorang pemilik pohon kurma yang bakhil.

Saat kurma itu berbuah dan jatuh yang kemudian diambil oleh anak-anak tetangganya.

Namun bukannya diberikan, justru orang tersebut justru merampasnya kembali buah kurma tersebut.

Untuk mengetahui kisahnya lebih detail, berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah Al Lail ayat 8 hingga 14.

Apabila Anda ingin mengetahui bacaan dan tafsiran Surah Al Lail ayat 1 hingga 7, Anda bisa menyimak artikelnya melalui link di bawah ini.

>> Bacaan dan Tafsir Surah Al Lail Ayat 1 hingga 7

Artikel ini telah TribunPalu lansir dari laman Kemenag RI.

Baca juga: Bacaan Surah Ad Dhuha Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, Terjemahan dan Tafsir Singkatnya

FOTO ILUSTRASI: Membaca Al Quran
FOTO ILUSTRASI: Membaca Al Quran (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)

Bacaan Surah Al Lail Ayat 8 hingga 14

وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ - ٨

Wa ammā mam bakhila wastagnā

Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),

وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ - ٩

Wa każżaba bil-ḥusnā

Serta mendustakan (pahala) yang terbaik,

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ - ١٠

Fa sanuyassiruhụ lil-'usrā

Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan),

وَمَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ - ١١

Wa mā yugnī 'an-hu māluhū iżā taraddā

Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.

اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدٰىۖ - ١٢

Inna 'alainā lal-hudā

Sesungguhnya Kamilah yang memberi petunjuk,

وَاِنَّ لَنَا لَلْاٰخِرَةَ وَالْاُوْلٰىۗ - ١٣

Wa inna lanā lal-ākhirata wal-ụlā

Dan sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia itu.

فَاَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظّٰىۚ - ١٤

Fa anżartukum nāran talaẓẓā

Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala,

Baca juga: Tafsir Surah Asy Syarh, Lengkap dengan Bacaan Arab, Tulisan Latin dan Terjemahannya

Tafsir Surah Al Lail Ayat 8 hingga 14

Ayat 8

Dan adapun orang yang kikir terhadap hartanya dengan tidak memenuhi hak Allah dalam harta itu dan merasa dirinya cukup dengan apa yang dia punya sehingga tidak lagi memerlukan pahala dari Allah tidak mau beramal untuk kehidupan akhiratnya

Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka. Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.

Ayat 9

Serta mendustakan pahala yang terbaik, yaitu surga di akhirat; atau ingkar kepada Allah, hari akhir, dan apa yang Allah janjikan kepada mereka yang beramal saleh sehingga dia senantiasa melakukan maksiat,

Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka. Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.

Ayat 10

Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran dan kesengsaraan. Kami tutup hatinya dari keinginan untuk berbuat kebajikan dan Kami tahan langkahnya untuk taat kepada Kami.

Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka. Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.

Baca juga: Ketahui Tafsiran Lengkap Surah At Tin dengan Bacaan Arab, Latin dan Terjemahannya

Ayat 11

Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa dalam kemurkaan Allah. Allah tidak membutuhkan harta sebanyak apa pun. Hanya iman dan ketaatan, bukan harta, yang menyelamatkan seseorang dari azab Allah.

Sebaliknya, ada manusia yang bertingkah laku sebaliknya. Ia bakhil, pelit, tidak mau menolong antar sesama, apalagi mengeluarkan kewajibannya yaitu zakat. Di samping itu, ia sudah merasa cukup segala-galanya. Oleh karena itu, ia merasa tidak memerlukan orang lain bahkan Allah. Akibatnya, ia sombong dan tidak mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah ia terima dan tidak mengharapkan nikmat-nikmat itu. Akibatnya ia tidak mengindahkan aturan-aturan Allah. Orang itu akan dimudahkan Allah menuju kesulitan, baik kesulitan di dunia maupun di akhirat. Kesulitan di dunia misalnya kejatuhan, penyakit, kecelakaan, musibah, dan sebagainya. Kesulitan di akhirat adalah ketersiksaan yang puncaknya adalah neraka. Manusia, bila sudah mati tanpa memiliki amal dan kemudian masuk neraka di akhirat, maka harta benda dan kekayaan mereka tidak berguna apa pun. Hal itu karena harta itu tidak akan bisa digunakan untuk menebus dosa-dosa mereka.

Ayat 12

Sesungguhnya Kamilah yang memberi petunjuk kepada manusia sesuai dengan kebijaksanaan Kami agar mereka berjalan pada jalan yang benar demi kebaikan mereka di dunia dan akhirat,

Allah menegaskan bahwa Ia berkewajiban menunjuki manusia mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam ayat lain: Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, "Salamun 'alaikum (selamat sejahtera untuk kamu)." Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-An'am/6: 54)

Ayat 13

Dan sesungguhnya milik Kamilah kerajaan akhirat dan dunia. Kami yang mengatur urusan keduanya, sedangkan manusia tinggal menjalankan apa yang wajib baginya dan meninggalkan apa yang dilarang darinya.

Allah juga pemilik alam ini, baik alam akhirat maupun alam dunia. Bila Allah pemilik segala-galanya, maka tiada jalan bagi manusia selain meminta semuanya itu kepada-Nya dengan jalan mengimani dan bertakwa kepada-Nya.

Ayat 14

Maka, Aku memperingatkan kamu, wahai manusia, dengan neraka yang menyala-nyala dan panas tiada tara; itulah neraka Jahanam. Demikianlah cara Allah mendidik manusia, dengan memberi sanksi kepada pelanggar dan penghargaan kepada penaat.

Di samping Allah telah menunjuki manusia jalan yang benar, Ia juga memperingatkan manusia tentang adanya neraka yang senantiasa menyala-nyala. Penghuni neraka itu adalah mereka yang paling durhaka, yaitu orang-orang yang senantiasa memandang dusta wahyu-wahyu yang disampaikan kepadanya, dan karena itu tidak mau mengimaninya dan menjalankannya.

(TribunPalu/Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved