Bacaan & Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 31 hingga 36, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah Al Muthaffifin ayat 31 hingga 36 lengkap dengan artinya.

Editor: Imam Saputro
TRIBUNNEWS/HERUDIN
FOTO ILUSTRASI: Tadarus Al Quran 

Bacaan & Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 31 hingga 36, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

TRIBUNPALU.COM - Al Muthaffifin merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah ini terdiri dari 36 ayat yang berada di urutan surah ke-83 dalam Al Quran.

Al Muthaffifin diambil dari ayat pertamanya yang berarti orang-orang curang.

Melansir dari tayangan YouTube Fahmi Team, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang kerap disapa Gus Baha menjelaskan tentang asbabun nuzul turunnya surah tersebut.

Ia menjelaskan bahwa orang Madinah memiliki kebiasaan buruk dalam hal perdagangan.

Masyarakat di sana pada zaman itu terkenal dengan kecurangannya dalam melaksanakan jual beli.

Sehingga Rasulullah SAW merasa kaget saat menghadapi masyarakat Madinah dalam berdagang.

Pada surah ini Allah SWT mengingatkan kepada para manusia untuk tidak melakukan kecurangan di tempat jual beli.

Pada hari itu, manusia akan menerima Sijjin dan 'Illiyyin, yaitu catatan amal masing-masing.

Orang-orang yang curang dan tidak mempercayai Al-Quran akan mendapat balasan neraka.

Sedangkan, orang yang beriman akan diberikan tempat yang indah di surga berupa dipan yang nyaman dan dicukupkan semua nikmat.

Untuk mengetahuinya lebih detail, berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan Surah Al Muthaffifin yang dilansir dari laman Quran Kemenag RI.

Baca juga: Bacaan & Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 25 hingga 30, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Membaca Al Quran
Membaca Al Quran (Tribunnews Jateng)

Bacaan Surah Al Muthaffifin Ayat 31 hingga 36

وَاِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَۖ - ٣١

Wa izan qalabuuu ilaaa ahlihimun qalabuu fakihiin

Artinya: dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria.

وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ - ٣٢

Wa izaa ra awhum qooluuu inna haaa'ulaaa'i ladaaal luun

Artinya: Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat,”

وَمَآ اُرْسِلُوْا عَلَيْهِمْ حٰفِظِيْنَۗ - ٣٣

Wa maaa ursiluu 'alaihim haafiziin

Artinya: padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang mukmin).

فَالْيَوْمَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَۙ - ٣٤

Fal yawmal laziina aamanuu minal kuffaari yadhakuun

Artinya: Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir,

عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ يَنْظُرُوْنَۗ - ٣٥

'Alal araaa'iki yanzuruun

Artinya: mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.

هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ ࣖ - ٣٦

Hal suwwibal kuffaaru maa kaanuu yaf'aluun

Artinya: Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang telah mereka perbuat?

Baca juga: Bacaan & Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 19 hingga 24, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 31 hingg 36

Ayat 31

Dan tidak hanya mengejek orang beriman di jalan, apabila orang-orang yang berdosa dan kafir kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria karena telah menertawakan orang beriman. Mereka dengan riang menceritakan kepada kaumnya hinaan dan ejekan yang telah mereka lakukan kepada kaum mukmin. dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria.

Apabila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka, orang-orang yang berdosa itu saling memberi isyarat dengan kedipan mata yang mengandung unsur ejekan dan cemoohan. Apabila kembali kepada kaum kerabatnya, mereka membangga-banggakan diri karena telah mengadakan tindakan terhadap pengikut-pengikut Muhammad saw dengan berbagai tindakan yang mengandung unsur ejekan, cemoohan, dan permusuhan.

Ayat 32

Dan apabila mereka yang berdosa dan kafir itu melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat karena telah beriman kepada Muhammad dan meninggalkan keyakinan nenek moyang mereka.”

Apabila melihat orang-orang Mukmin, orang-orang yang berdosa itu berkata bahwa sesungguhnya mereka melihat orang yang benar-benar sesat dan menyimpang dari kebenaran, karena mengubah kepercayaan yang sejak dahulu kala mereka warisi dari nenek moyang mereka tentang penyembahan berhala.

Ayat 33

Mereka menganggap sesat orang mukmin, padahal mereka yang kafir dan berdosa itu tidak diutus oleh Allah sebagai penjaga orang-orang mukmin. Mereka bukanlah pihak yang berhak menilai dan menentukan sesat-tidaknya satu kaum.

Allah menegaskan bahwa orang-orang kafir itu hidup di dunia tidak ditugaskan untuk melindungi atau menjaga orang-orang Mukmin. Mereka tidak berwenang menjaga orang-orang Mukmin karena orang-orang Mukmin tidak berada di bawah kekuasaan mereka. Oleh sebab itu, mereka tidak berhak mengejek, mengawasi, dan menyakiti orang-orang Mukmin yang tulus ikhlas beriman kepada Allah.

Ayat 34

Sebagai balasan atas perilaku mereka yang kafir itu, maka pada hari pembalasan ini, giliran orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir yang dulu menertawakan mereka.

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa pada hari pembalasan giliran orang-orang Mukmin dalam surga mencemoohkan orang-orang kafir yang sedang menderita azab neraka. Pada hari itu, orang-orang yang beriman akan tertawa lebar karena menyaksikan pahala dan berbagai macam kenikmatan yang sesuai dengan janji Allah. Mereka juga menertawakan orang-orang kafir yang dahulu di dunia pernah mencemoohkan mereka.

Ayat 35

Mereka yang beriman itu duduk di atas dipan-dipan sambil melepas pandangan ke arah pemandangan yang indah, bersama orang yang mereka cintai, sembari menikmati makanan dan minuman yang sangat lezat.

Mereka duduk santai di atas dipan-dipan sambil memandang apa yang diperbuat oleh Allah terhadap orang-orang kafir dalam neraka.

Ayat 36

Saat orang-orang kafir itu di akhirat nanti mendapat siksa Jahim, tertutup dari rahmat Tuhan, dan mendapat hinaan dari orang mukmin yang dahulu mereka hina, apakah orang-orang kafir itu sudah diberi balasan dan hukuman setimpal terhadap apa yang telah mereka perbuat di dunia dulu, berupa kekafiran dan kemaksiatan? Tentu sudah.

Mereka meyakinkan bahwa sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak dianiaya, tetapi hanya diberi balasan terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Sebab, balasan itu biasanya diambil dari jenis perbuatan, yang baik dibalas dengan baik, dan yang jahat dibalas dengan jahat.

(TribunPalu/Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved