Bacaan dan Tafsir Surah Al Infithar Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah Al Infithar ayat 1 hingga 5 lengkap dengan artinya.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Tadarus Al Quran 

Bacaan dan Tafsir Surah Al Infithar Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

TRIBUNPALU.COM - Surah Al Infithar merupakan salah satu surah yanag ada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah Al Infithar terdiri dari 19 ayat.

Surah ini terdapat di dalam Al Quran surah ke 82 setelah Surah An Naziat.

Surah Al Infithar termasuk ke dalam surah Makiyah karena diturunkan di Kota Mekkah.

Nama Al Infithar diambil dari ayat pertamanya yang berarti terbelah.

Melansir dari tayangan YouTube Firanda Andirja, Ustaz Dr Firanda Andirja M.A menjelaskan bahwa surah ini menceritakan dahsyatnya hari kiamat.

Sebelumnya ia menjelaskan terdapat tiga surah yang membicarakan tentang dahsyatnya hari kiamat.

Ketiga surah itu antara lain Surah At Takwir, Al Infithar dan Al Insyiqaq.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ كَأَنَّهُ رَأْيُ عَيْنٍ. فَلْيَقْرَأْ: إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ، وَإِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ، وَإِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ

Aartinya: “Barangsiapa yang ingin merasakan hari kiamat seperti menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, hendaklah ia membaca “idzas syamsu kuwirat, idzas samaaunfatarat, dan idzas samaaunsyaqat”. (HR At-Tirmidzi no. 3333)

Lebih lanjut, Surah Al Infithar turun untuk mengingatkan orang-orag kafir yang telah diberikan nikmat yang berlimpah oleh Allah SWT.

Tak hanya orang kafir saja, orang yang tak beriman kepada Allah SWT dan hari kebangkitan juga diperingatkan dalam surah tersebut.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, Anda dapat menyimak bacaan dan tafsir Surah Al Infithar yang TribunPalu lansir dari laman Quran Kemenag RI.

Baca juga: Bacaan & Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 31 hingga 36, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Bacaan Surah Al Infithar Ayat 1 hingga 5

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ - ١

1. Idzaa alssamaau infatharath

Artinya: Apabila langit terbelah,

وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ - ٢

2. Wa-idzaa alkawaakibu intatsarath

Artinya: dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,

وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْۙ - ٣

3. Wa-idzaa albihaaru fujjirath

Artinya: dan apabila lautan dijadikan meluap,

وَاِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْۙ - ٤

4. Wa-idzaa alqubuuru bu’tsirath

Artinya: dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,

عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَاَخَّرَتْۗ - ٥

5. ‘Alimat nafsun maa qaddamat wa-akhkharath

Artinya: (maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya).

Baca juga: Bacaan & Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 25 hingga 30, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Surah Al Qari'ah
Surah Al Qari'ah (Tribunnews Jateng)

Tafsir Surah Al Infithar Ayat 1 hingga 5

Ayat 1

Ada empat peristiwa besar pada hari kiamat yang disebutkan di bagian awal surah ini, dari ayat 1 s.d. 4. Dua peristiwa yang pertama terjadi di langit dan sisanya di bumi. Apabila langit yang demikian besar dan kukuh terbelah, retak, kemudian digulung.

Ayat-ayat ini menjelaskan kekacauan yang terjadi menjelang hari Kiamat dan kehancuran alam semesta. Gejala kehancuran alam digambarkan dengan keadaan langit yang terbelah sehingga formasi alam semesta berubah menjadi kacau. Bintang-bintang jatuh berserakan, tidak lagi pada posisinya. Padahal Allah menginformasikan bahwa matahari memiliki posisi tertentu yang menjadi pusat rotasinya, dan begitu juga dengan bulan. Firman Allah: Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum/30: 50)

Fenomena lainnya adalah lautan meluap menenggelamkan semua daratan. Air tawar bercampur dengan air asin, tidak ada lagi daratan yang bisa dihuni oleh makhluk hidup apalagi air laut yang meluap menjadi panas. Sungguh bumi telah berubah, bukan lagi bumi yang biasa dikenal oleh manusia. (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (Ibrahim/14: 48) Untuk telaah ilmiah Surah al-Infithar/82:1-3, lihat pula telaah ilmiah Surah al-haqqah/69: 13-16; al-Ma'arij/70: 8, dan at-Takwir/81: 1-3.

Ketika terjadi proses ke arah Big Crunch itu, yaitu proses pemadatan atau penyusutan alam semesta, maka semua materi pecah kembali menjadi materi-materi fundamental seperti quark, elektron dan sebagainya, gaya-gaya seperti gaya gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat dan nuklir lemah mulai menyatu kembali. Langit antariksa mulai lemah karena tidak ada topangan gaya gravitasi, dan mulai menyusut/mengerut dan retak/terbelah.

Saat itulah benda-benda langit, termasuk bintang-bintang yang mulai kehilangan gaya-gaya gravitasinya, bertubrukan antar sesamanya. Inilah gambaran 'bintang-bintang jatuh berserakan, karena kehilangan gaya-gaya gravitasinya, dan karena terurai kembali atau meluruh menjadi materi-materi fundamentalnya. Menurut Bashiruddin, ketika matahari telah mencapai evolusi membengkak dan berwarna merah (red star)(lihat telaah ilmiah Surah at-Takwir/81: 1-3), maka suhu bumi akan meninggi, sampai air laut mencapai titik didihnya.

Panasnya bumi oleh radiasi matahari merah ini, sangat mungkin akan mencairkan gunung-gunung es di Artik (Kutub Utara) dan benua es Antartika (Kutub Selatan), sehingga samudera akan meluap secara dahsyat, menenggelamkan banyak pulau. Air laut ini kemudian akan mendidih dan menguap dan lenyap dari bumi. Bumi menjadi tidak layak huni. Paul Davies mengatakan bahwa ketika alam semesta telah memadat sampai seper-seratus (1/100) dari luasnya yang sekarang ini, maka efek tekanannya akan mengakibatkan suhu yang meninggi sampai mencapai titik didih benda cair; dan bumi menjadi tempat yang tidak layak-huni lagi.

Ayat 2

Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, keluar dari garis edarnya, dan berhamburan secara acak akibat hilangnya gaya tarik-menarik antar-benda angkasa.

Ayat 3

Dan apabila lautan dijadikan meluap, di mana batas antara satu laut dengan lainnya terbelah dan hancur sehingga air meluap. Air tawar dan asin pun menyatu, berkumpul menjadi lautan raksasa tak bertepi.

Ayat 4

Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar sehingga mayat-mayat yang ada di dalamnya hidup kembali lalu berhamburan keluar tak tentu arah.

Dan apabila kuburan-kuburan terbongkar sehingga keluarlah mayat-mayat yang berada di dalamnya setelah dibangkitkan dan dihidupkan kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di dunia di hadapan Allah Sang Pencipta. Hal ini ditegaskan kembali dalam firman Allah yang lain: Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan. (al-'Adiyat/100: 9)

Ayat 5

Maka pada saat itulah setiap jiwa akan mengetahui secara rinci amal baik atau buruk apa saja yang telah dikerjakan olehnya di dunia dan apa yang dilalaikan-nya. Dia kemudian akan mendapat balasan atas perbuatannya tersebut.

Manusia dibebani tanggung jawab untuk beramal di dunia, namun ada di antara mereka yang lalai dan tidak menjalankan kewajibannya, bahkan ada yang melakukan perbuatan yang dilarang. Dalam ayat ini, Allah bersumpah demi kuburan-kuburan yang dibongkar dan mayat-mayat yang ada di dalamnya keluar, dibangkitkan, dan dihidupkan kembali untuk diadili dan dihisab amalnya selama hidup di dunia. Pada hari kiamat itu, manusia mengetahui amal-amalnya, yang baik maupun yang buruk, yang dikerjakan maupun yang dilalaikan.

Mereka mengetahui yang demikian itu dari kitab yang diserahkan kepada mereka, sebagaimana firman Allah: Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu." (al-Isra'/17: 13-14) Ayat ini mendorong manusia untuk selalu menaati Allah, beramal saleh, dan meninggalkan semua perbuatan maksiat yang akan merugikan mereka di akhirat kelak.

(TribunPalu/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved