Bacaan dan Tafsir Surah Al Infithar Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah Al Infithar ayat 6 hingga 10 lengkap dengan artinya.

Sajian Sedap
FOTO ILUSTRASI: Seseorang sedang membaca Al Quran 

Bacaan dan Tafsir Surah Al Infithar Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

TRIBUNPALU.COM - Surah Al Infithar merupakan salah satu surah yanag ada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah Al Infithar terdiri dari 19 ayat.

Surah ini terdapat di dalam Al Quran surah ke 82 setelah Surah An Naziat.

Surah Al Infithar termasuk ke dalam surah Makiyah karena diturunkan di Kota Mekkah.

Nama Al Infithar diambil dari ayat pertamanya yang berarti terbelah.

Melansir dari tayangan YouTube Firanda Andirja, Ustaz Dr Firanda Andirja M.A menjelaskan bahwa surah ini menceritakan dahsyatnya hari kiamat.

Sebelumnya ia menjelaskan terdapat tiga surah yang membicarakan tentang dahsyatnya hari kiamat.

Ketiga surah itu antara lain Surah At Takwir, Al Infithar dan Al Insyiqaq.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ كَأَنَّهُ رَأْيُ عَيْنٍ. فَلْيَقْرَأْ: إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ، وَإِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ، وَإِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ

Aartinya: “Barangsiapa yang ingin merasakan hari kiamat seperti menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, hendaklah ia membaca “idzas syamsu kuwirat, idzas samaaunfatarat, dan idzas samaaunsyaqat”. (HR At-Tirmidzi no. 3333)

Lebih lanjut, Surah Al Infithar turun untuk mengingatkan orang-orag kafir yang telah diberikan nikmat yang berlimpah oleh Allah SWT.

Tak hanya orang kafir saja, orang yang tak beriman kepada Allah SWT dan hari kebangkitan juga diperingatkan dalam surah tersebut.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, Anda dapat menyimak bacaan dan tafsir Surah Al Infithar yang TribunPalu lansir dari laman Quran Kemenag RI.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Infithar Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Bacaan Surah Al Infithar Ayat 6 hingga 10

يٰٓاَيُّهَا الْاِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيْمِۙ - ٦

Yā ayyuhal-insānu mā garraka birabbikal-karīm

Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia,

الَّذِيْ خَلَقَكَ فَسَوّٰىكَ فَعَدَلَكَۙ - ٧

Allażī khalaqaka fa sawwāka fa 'adalak

Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,

فِيْٓ اَيِّ صُوْرَةٍ مَّا شَاۤءَ رَكَّبَكَۗ - ٨

Fī ayyi ṣụratim mā syā`a rakkabak

Dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُوْنَ بِالدِّيْنِۙ - ٩

Kallā bal tukażżibụna bid-dīn

Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ - ١٠

Wa inna 'alaikum laḥāfiẓīn

Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),

Baca juga: Bacaan & Tafsir Surah Al Muthaffifin Ayat 31 hingga 36, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Membaca Al Quran
Membaca Al Quran (Tribunnews Jateng)

Tafsir Surah Al Infithar Ayat 6 hingga 10

Ayat 6

Malaikat menyeru penuh heran, “Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu sehingga berbuat durhaka terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia, padahal Dialah yang telah menciptakanmu, memeliharamu, mendidikmu, dan menjadikanmu makhluk terbaik?”

Dalam ayat ini, Allah mencela manusia-manusia yang kafir, teperdaya, dan berani berbuat hal-hal yang dilarang Allah. Padahal, Allah Maha Pemurah dengan berbagai karunia yang dianugerahkannya kepada manusia, seperti rezeki yang banyak, keturunan yang baik dan saleh, kesehatan tubuh, dan lain-lain. Seharusnya mereka bersyukur sebagai balasan atas kemurahan Allah, bukan berbuat sebaliknya. Peringatan Allah untuk tidak teperdaya oleh apa pun sehingga tidak terdorong untuk berlaku sombong kepada-Nya disebutkan kembali dalam firman-Nya: Maka janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu teperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah. (Luqman/31: 33)

Ayat 7

Mengapa kamu ingkar kepada Tuhan yang telah menciptakanmu dari tiada dalam ukuran yang tepat, lalu Dia menyempurnakan kejadianmu dengan anggota-anggota tubuh, dan Dia menjadikan susunan tubuh-mu seimbang?

Allah kembali mengingatkan manusia atas segala kemurahan-Nya, dengan menyebutkan penciptaan-Nya pada diri manusia. Allah telah menjadikan tubuh manusia seimbang, berdiri tegak dengan gagahnya, tidak seperti binatang berkaki empat atau melata. Allah juga menciptakan semua anggota tubuh manusia bekerja dengan teratur, harmonis, dan seimbang. Allah mengatakan bahwa penciptaan manusia adalah sebaik-baik penciptaan makhluk. Allah berfirman: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (at-Tin/95: 4)

Ayat 8

Dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu dengan sempurna. Tidak ada manusia yang sama persis dengan lainnya. Karena mempunyai bentuk tubuh yang sempurna, semestinya manusia bersyukur kepada Allah dan tidak bermaksiat bahkan menyekutukanNya.

Pada ayat ini, Allah menyebutkan bahwa penciptaan manusia sesuai dengan kehendaknya. Ada manusia yang berkulit putih, kuning, hitam, kuning langsat, dan lain-lain. Ada manusia yang berambut lurus, keriting, berwarna hitam, pirang, coklat, dan sebagainya. Ada juga manusia yang berpostur tubuh tinggi, langsing, tinggi besar, pendek kecil, dan sebagainya. Namun demikian, yang layak diingat bahwa meskipun manusia memiliki sifat dan bentuk yang secara prinsip sama, tapi tetap ada yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. (al-Qiyamah/75: 4) Tinjauan ilmiah ayat- 7-8: Allah telah menjadikan susunan tubuh manusia seimbang.

Bila kita melihat morfologi (bentuk tubuh fisik manusia) dari depan, akan jelas tampak sekali keseimbangan itu. Morfologi manusia tampak simetris dan seimbang apabila kita tarik garis tengah dari kepala, -melalui titik tengahnya-, sampai ke bawah, akan tampak keseimbangan susunan fisik tubuh manusia itu. Belahan kiri dan kanan seolah merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya. Masing-masing belahan mempunyai satu mata, satu telinga, satu lubang hidung, satu kuping, satu tangan, dan satu kaki, yang satu belahan dengan belahan yang lainnya, merupakan bayangan cermin yang simetris seimbang. Allah telah menganugerahkan sistem syaraf pada manusia, yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan dan kesetimbangan tubuh manusia, serta kemampuan manusia untuk berorientasi pada ruang 3 dimensi.

Ayat 9

Sekali-kali jangan begitu; janganlah kamu berbuat durhaka! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan meski bukti-bukti yang menerangkan keniscayaannya telah kamu saksikan dengan nyata.

Ayat ini menjelaskan akibat dari perbuatan manusia yang teperdaya sehingga berani berbuat hal-hal yang dilarang Allah. Perbuatan mereka tidak berhenti pada kejahatan ini saja, tetapi mereka bahkan mendustakan hari pembalasan, dimana amal baik dan buruk manusia akan dibalas di akhirat kelak. Tidak percaya kepada hari pembalasan menyebabkan orang tidak perlu bertanggung jawab, sehingga boleh berbuat sekehendak hatinya. Tidak percaya pada hari perhitungan bertentangan dengan tujuan penciptaan manusia (lihat Surah al-Baqarah/2: 30 dan adh-dzariyat/51/: 56) sehingga Allah mempertanyakan kepada manusia apa sebenarnya pemahaman mereka terhadap penciptaan diri mereka. Firman Allah: Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (al-Mu'minun/23: 115)

Ayat 10

Dan mengapa kamu mendustakan hari pembalasan, padahal sesungguhnya bagi kamu ada para malaikat yang mengawasi semua perbuatanmu.

Ayat-ayat ini memberi peringatan kepada orang-orang kafir yang tidak mempercayai hari kebangkitan agar mereka tidak terus-menerus lalai dan ingkar serta tidak bersiap-siap menyediakan bekal untuk menghadapi hari perhitungan karena menyangka tidak ada yang mengawasi tingkah laku dan perbuatan mereka. Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa ada malaikat-malaikat yang diberi tugas mengawasi dan mencatat semua perbuatan manusia, baik yang buruk maupun yang baik, dan yang dilakukan dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Malaikat yang mulia ini mencatat semua amal manusia. Dalam Al-Qur'an, para malaikat itu disebut Raqib dan 'Atid. Allah berfirman: (Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). (Qaf/50: 17-18) Para malaikat mengetahui apa yang dilakukan manusia dan mencatatnya. Tidak ada informasi dalam Al-Qur'an bagaimana para malaikat itu mencatatnya, namun kita percaya Allah punya sistem dan cara yang melampaui kemampuan manusia dalam pencatatan data tersebut.

(TribunPalu/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved