Batas Kontrak Hercules Tersisa 1 Bulan Lagi, Anies Baswedan Terancam Diserang Buzzer Lagi?

Para buzzer bak berhenti menyerang Anies Baswedan, sejak Hercules menjadi tenaga ahli di lingkungan pemerintahan DKI Jakarta.

Youtube
Roazrio Marshal alias Hercules 

TRIBUNPALU.COM - Para buzzer bak berhenti menyerang Anies Baswedan, sejak Hercules menjadi tenaga ahli di lingkungan pemerintahan DKI Jakarta.

Namun, Hercules tinggal satu bulan lagi sisa kontraknya berada di circle Gubernur Anies Baswedan.

Manager Humas Perumda Pasar Jaya Gatra Vaganza mengatakan, Rosario de Marshall alias Hercules sudah bekerja sebagai tenaga ahli di Perumda Pasar Jaya selama lima bulan.

Hercules ditawari kontrak kerja sebagai tenaga ahli selama enam bulan dan sudah mengikuti serangkaian tes kelayakan dari Perumda Pasar Jaya.

"Hercules sudah bekerja selama lima bulan dari enam bulan kontrak kerja yang dimiliki, yang mana bersangkutan juga sudah mengikuti serangkaian tes kelayakan," kata Gatra melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (22/2/2022).

Hercules Si Preman Tanah Abang
Hercules Si Preman Tanah Abang (Kolase Istimewa/Tribun Manado)

Gatra menjelaskan, Hercules menjalani serangkaian tes kelayakan bersama Eki Pitung yang juga direkrut menjadi tenaga ahli.

Setelah masa kontrak habis, Gatra menyebutkan, Perumda Pasar Jaya akan melakukan evaluasi kinerja kedua orang tersebut.

Menurut Gatra, rekrutmen tenaga ahli itu dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan perusahaan.

"Langkah-langkah ini diambil untuk dapat mempertahankan eksistensi perusahaan," ucap dia.

Gatra juga mengatakan, kedua penguasa keamanan Tanah Abang itu direkrut sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku.

Penerimaan tenaga ahli, kata dia, sesuai dengan pertimbangan kebutuhan yang diharapkan karena perusahaan membutuhkan tenaga ahli yang memiliki klasifikasi khusus untuk mempercepat program perusahaan.

"Direksi dalam hal ini memiliki kewenangan dalam merekrut tenaga ahli untuk mendukung kegiatan perusahaan yang juga disesuaikan dengan kemampuan perusahaan," tutur dia.

Siapa itu Hercules?

Rozario Marshal atau yang terkenal dengan nama Hercules adalah satu di antara preman tersohor yang sempat menguasai wilayah Tanah Abang, pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara.

Sudah sejak beberapa dekade silam, kelompok preman sudah saling rebut kawasan Tanah Abang.

Hercules dan kelompoknya yang berasal dari Timor Timur berkuasa di akhir tahun 1980-an hingga 1996, saat kekuasaannya direbut kelompok Ucu Kambing dari Betawi.

Dilansir Tribun-Timur.com dengan judul "Hercules, Basri Sangaji, dan John Kei", bagi preman-preman itu, Tanah Abang bukan hanya tempat untuk mencari penghidupan, melainkan juga tempat "cari mati".

Badan Kecil Bernyali Besar

Sebelum pindah ke Jakarta sekitar tahun 1987, Hercules sempat dipercaya oleh TNI untuk memegang logistik dalam operasi di Timor Timur.

Ia bergerak bersama pasukan pro NKRI hingga mendapat musibah dan tangan kanannya terluka.

Hercules pun dibawa ke Jakarta untuk menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Namun, nahas, tangan kanannya tidak bisa tertolong dan harus diamputasi.

Tak tahan dengan perawatan di RSPAD, Hercules pun kabur dari rumah sakit.

Ia akhirnya terjerumus ke dalam "lembah hitam" Tanah Abang.

"Saya merebut daerah hitam (Tanah Abang) melalui pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati (di sana)," kenang Hercules, seperti dilansir Tribun-Timur.com.

Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules kemudian membangun daerah kekuasaannya di Tanah Abang.

Kelompok yang tadinya kecil itu tumbuh sangat masif. Ia bahkan pernah membawahkan hampir 17.000 "personel" yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

Hercules menyebut Tanah Abang sebagai daerah tak bertuan, di mana kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antarpreman.

"Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur enggak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang sebab setiap saat musuh bisa menyerang," ungkapnya.

Meski tubuhnya kecil, nyali laki-laki kelahiran Timor Timur ini diakui sangat besar.

Dalam tawuran antarkelompok, Hercules sering memimpin langsung.

Ia bahkan dikenal sebagai preman yang tak bisa mati karena selalu berhasil lolos dari maut.

Hercules pernah dibacok 16 kali hingga harus menjalani perawatan di ICU, tetapi ternyata nyawanya tetap bisa diselamatkan.

Dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke bagian belakang kepala. Namun, hal tersebut tak juga membuat nyawa pria berambut keriting itu tamat.

Pada suatu kesempatan, ada yang menanyakan apakah Hercules kebal peluru? Dengan tersenyum, ia membantah hal tersebut.

"Kita tidak kebal peluru. Kita selalu selamat karena berbuat amal, membantu anak yatim piatu. Doa mereka yang selalu membuat saya selamat," ujarnya.

Berutang Nyawa pada Prabowo Subianto

Sebelum hijrah ke Jakarta, Rozario bergabung dalam operasi tentara Indonesia untuk memperjuangkan wilayah Timor Timur, yang kini berubah nama menjadi Timor Leste.

Hercules menjadi Tenaga Bantuan Operasi (TBO) dan mengemban tugas sebagai juru angkut logistik.

Sebelum "diadopsi" oleh militer Indonesia sebagai TBO, Rozario hanyalah seorang yatim piatu yang kehilangan kedua orangtuanya dalam pengeboman wilayah Ainaro di tahun 1978, seperti ditulis New Mandala.

Menurut Hercules, dia "berutang nyawa" kepada Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai kapten Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Timor Timur.

Hercules bahkan pernah berujar, "Prabowo adalah satu-satunya orang yang bisa menyerang saya tanpa saya mengangkat tangan untuk membalasnya."

Berjiwa Sosial Tinggi Peduli Pendidikan

Di balik sosok dirinya yang sangar, ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang.

Dalam banyak peristiwa kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras kepada para korban, termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi anak-anak korban kebakaran.

Begitu juga ketika terjadi bencana tsunami di beberapa wilayah, Hercules memberi sumbangan beras dan pakaian.

Beras memang tidak menjadi soal baginya karena Hercules memiliki tujuh hektare sawah di daerah Indramayu, Jawa Barat.

Sisi lain yang menarik dari Hercules adalah kepeduliannya pada pendidikan.

“Saya memang tidak tamat SMA, tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini yang menyekolahkan anak-anaknya di sebuah sekolah internasional.

Hercules mengaku sudah tobat sejak tahun 2006. Kini, pria tersebut menapaki dunia bisnis di bidang perkapalan dan perikanan.

“Manusia hidup sementara. Mati akan dipanggil satu-satu, tinggal menunggu kematian. Sekarang saya sadar, saya bertobat, masuk dunia bisnis, dan membantu manusia yang membutuhkan,” pungkasnya.

Hercules juga membuat ormas yang disebutnya sebagai Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Dengan ormas ini, Hercules berharap dapat membantu masyarakat lainya yang terkena musibah.

(*/ TribunPalu.com / Kompas )

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved