Nyali Rusia Ciut karena Ancaman Perang Nuklir, Putin Lebih Pilih Perang Dingin dengan Amerika
Rusia berusaha menghindari terjadinya perang nuklir di tengah invasi ke wilayah Ukraina.
Kemudian Rusia juga mempermasalahkan agar tidak adanya senjata serang di dekat perbatasan dan kembalinya kemampuan militer NATO.
"Jelas bahwa Ukraina, yang para penguasanya yang bobrok jatuh ke dalam bencana, hanyalah alat bagi Amerika Serikat dalam konfrontasi geopolitik dengan Rusia," katanya.
Ia pun kini meminta agar Amerika Serikat memperhitungkan kepentingan nasional Rusia yang juga memiliki pengaruh dan tanggungjawabnya sendiri.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pun memberikan tanggapan atas komentar Darchiyev.
Menurutnya, Rusia yang kerap kali mengolok-olok kata damai dan koeksistensi damai untuk melakukan penyerangan terhadap Ukraina.
"Rusia melakukan segala dayanya untuk mengolok-olok kata itu melalui agresinya terhadap Ukraina," katanya pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas.
Blinken menyebut, Putin telah merusak Rusia dalam 1 minggu saja, setelah berusaha 30 tahun lamanya mendapatkan peluang internasional.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada Selasa (8/3/2022) bahwa AS akan melarang impor minyak, gas alam, dan batu bara Rusia sebagai bagian dari hukuman pemerintahannya terhadap Moskow atas invasi terhadap Ukraina. (*)
(Sumber: Tribun-Medan.com)