Penghuni Kiev Mendadak Pede Hadapi Rusia, Sebut Tentara Putin Tak akan Bisa Tinggalkan Ibu Kota
Para penghuni Kota Kiev terus bersemangat melakukan perlawanan terhadap pasukan militer Rusia.
Hingga saat ini, pertempuran antara Rusia dengan Ukraina masih terus berlanjut, belum ada menunjukkan tanda-tanda penurunan itensitas (de-eskalasi). Kini, lagi-lagi Ukraina memohon kepada Israel agar bisa memberikan bantuan perang, demikian melansir Reuters.
Namun, retorika Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett tampaknya lebih berhati-hati. Berbeda dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid yang telah mengutuk invasi Rusia.
Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk mengusulkan agar Israel menengahi pembicaraan damai.
Dia juga menyuarakan solidaritas dengan Ukraina dan mengirim bantuan kemanusiaan.
Di sisi lain, Yevgen Korniychuk juga mengatakan, bahwa Israel hingga saat ini belum memenuhi permintaan Ukraina atas senjata pertahanan udara.
"Kami ingin Israel mendukung kami dengan segala cara di hari-hari yang sulit ini," kata Yevgen Korniychuk.
"Atas nama kemanusiaan, pahamilah kebutuhan rakyat kami," lanjutnya.
Sebelumnya, Amerika Serikat sudah dua kali meminta izin pemakaian persenjataan pertahanan udara ke Israel, tapi tidak digubris Israel.
Diketahui, Israel sendiri sangat berhati-hati dan tidak ingin terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina.
Hal itu lantaran karena Moskow memiliki hubungan baik selama ini dengan Israel. Selain itu juga, Rusia masih menempatkan pasukannya di Suriah seiring konflik yang terjadi antara Israel dan Suriah.
Sementara, Rusia memihak pada Suriah dan meminta Israel agar menghentikan serangan.
PM Bennett mengatakan "pendekatan terukur dan bertanggung jawab" Israel terhadap krisis "memungkinkan kita tidak hanya untuk menjaga kepentingan kita, tetapi juga berguna -- untuk menjadi pemain yang kredibel."
"Kami dapat berkomunikasi langsung dengan kedua pihak, dan membantu sebagaimana diperlukan".
"Dan kami memang membantu -- diam-diam," katanya dalam pidato di markas intelijen Mossad, menurut kantornya yang dikutip dari Intisari.
Israel mengatakan pihaknya fokus pada 40.000 orang Yahudi Ukraina dan 180.000 orang Ukraina dengan ikatan keluarga Yahudi yang mungkin ingin berimigrasi.