Geger Ribuan Warga Ukraina Dipaksa ke Rusia, Putin Diduga Tiru Nazi akan Lakukan Hal Ini
Ribuan penduduk Mariupol, Ukraina dibawa paksa oleh para pasukan Rusia.
"Apa yang dilakukan penjajah hari ini sudah tidak asing lagi bagi generasi tua, yang melihat peristiwa mengerikan Perang Dunia II, ketika Nazi menangkap orang secara paksa."
"Sulit membayangkan bahwa di abad ke-21 orang akan dideportasi secara paksa ke negara lain."
Dikutip dari kanal Ukrinform, Senin (21/3/2022), Boychenko juga sempat mengungapkan kegeramannya.
"Pasukan Rusia tidak hanya menghancurkan Mariupol kita yang damai, mereka bahkan telah melangkah lebih jauh dan mulai mengusir penduduk Mariupol," seru Boychenko.
"Semua kejahatan perang oleh Rusia harus mendapatkan hukuman yang paling berat," pungkasnya.
Anak-anak dan Wanita Dibawa Tentara Rusia
Pihak berwenang di kota Mariupol, Ukraina, mengatakan bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin telah secara paksa memindahkan beberapa ribu penduduknya ke Rusia.
Beberapa di antara warga Ukraina tersebut bahkan terdiri dari ibu dan anak-anak.
Kabar ini muncul bersamaan dengan laporan bahwa pasukan Rusia mengebom sebuah sekolah seni tempat 400 orang berlindung.
Dilansir TribunWow.com dari kanal berita The Guardian, Minggu (20/3/2022), hal ini dikabarkan dewan kota Mariupol melalui pernyataan resmi lewat Telegram.
Pemindahan penduduk Mariupol itu dilakukan selama pekan terakhir ketika serangan Rusia semakin meningkat.
"Selama seminggu terakhir, beberapa ribu penduduk Mariupol dideportasi ke wilayah Rusia," kata dewan kota pada Sabtu, (19/3/2022) malam.
Penduduk yang dibawa paksa kebanyakan berasal dari distrik Livoberezhni.
Tentara Rusia memaksa para pengungsi yang berlindung di gedung klub olahraga untuk pergi bersama mereka.
Para pengungsi itu diketahui mayoritas terdiri dari anak-anak dan para wanita yang jumlahnya lebih dari seribu orang.