Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah An Naba lengkap dengan tulisan Arab, latin dan artinya.

Freepik.com
FOTO ILUSTRASI: Kegiatan tadarus membaca Al Quran 

Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

TRIBUNPALU.COM - An Naba merupakan salah satu surah yang ada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah ini terdiri dari 40 ayat dan menjadi surah ke-78 dalam Al Quran.

An Naba diambil dari ayat keduanya yang berarti berita besar.

Ustaz Dr Firanda Andirja, M.A menjelaskan bahwa Surah An Naba termasuk ke dalam surah Makiyyah yang turun di Kota Mekkah.

Ia menjelaskan bahwa An Naba diturunkan untuk memperingati kaum musyrikin yang mengingkari hari kebangkitan.

Sejatinya mereka mengakui adanya Allah SWT karena mereka tahu jiak Ka'bah dibangun oleh nenek moyangnya

"Ayat-ayat dalam surah ini untuk memperingati kaum musyrikin yang sering mengingkari adanya hari kebangkitan.

Tapi merke sadar akan adanya Allah SWT, mereka tahu jika Ka'bah dibangun oleh nenek moyang mereka.

Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dan seluruh kaum Quraiys adalah keturunan Nabi Ismail," ungkapnya saat berceraham di kanal YouTube Firanda Andirja.

Baca juga: Bacaan Doa Ziarah Kubur Jelang Puasa Ramadhan 2022, Ketahui Juga Tata Cara yang Benar

Maka dari itu kaum musyrikin sangat wajar jika telah mengenal Allah SWT.

Ia menjelaskan saat Nabi Ismail membangun ka'bah tentunya beliau juga berdakwah tentang Islam yang sudah ada sejak dahulu.

"Maka dari itu saat Abrahah hendak menghancurkan ka'bah, kemudian Abrahah didatangi kakek Nabi Muhammad SAW dan berkata untuk mengembalikan unta-untanya, bukan membela ka'bah," ungkapnya.

Lebih lanjut Ustaz Firanda mengatakan jika Abdul Muthalib mengatakan jika ka'bah ada pemiliknya.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ustaz Dr Syafiq Riza Basalamah, M.A melalui channel YouTubenya Syafiq Riza Basalamah Official.

Ustaz Syafiq mengatakan bahwa setiap ada berita yang dianggap viral di masyarakat langsung dianggap besar.

Padahal amsih ada berita yang lebih besar dan layak jadi tren di media sosial daripada itu yaitu kehancuran bumi ini.

"Ini berita tentang berakhirnya umur dunia yang sudah tua, tentang engkau yang akan masuk surga ataupun neraka.

Berita tentang pengadilan yang akan digelar yang disaksikan seluruh umat manusia dan jin, namun tak pernah diangkat oleh media," ujarnya saat menjelaskan.

Ustaz Riza menekankan jika Surah An Naba sebagai pengingat jika terdapat berita lebih besar daripada sekadar berita viral.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak informasi bacaan dan tafsir Surah An Naba berikut.

TribunPalu telah melansirnya dari laman Quran Kemenag RI.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Bacaan Surah An Naba Ayat 6 hingga 10

اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ - ٦

6. Alam naj’ali al-ardha mihaadaan

Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,

وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ - ٧

7. Waaljibaala awtaadaan

Artinya: dan gunung-gunung sebagai pasak?

وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ - ٨

8. Wakhalaqnaakum azwaajaan

Artinya: Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,

وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ - ٩

9. Waja’alnaa nawmakum subaataan

Artinya: dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,

وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ - ١٠

10. Waja’alnaa allayla libaasaan

Artinya: dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,

ILUSTRASI- Baca Alquran
ILUSTRASI- Baca Alquran (handover/esqnews.id)

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah An Naziat Ayat 41 hingga 46, Lengkap dengan Tulisan Arab, latin dan Artinya

Tafsir Surah An Naba Ayat 6 hingga 10

Ayat 6

Allah menjawab kesangsian mereka tentang hari kiamat dengan memperlihatkan sembilan tanda kebesaran-Nya. Bukankah Kami telah menjadikan bumi dengan segala isinya sebagai hamparan yang memungkinkan manusia hidup di atasnya dan memanfaatkan fasilitas yang ada?

Pertama, bukankah Allah telah menjadikan bumi sebagai hamparan yang mudah didiami oleh manusia dan hewan ternak yang berguna bagi manusia. Sebetulnya bumi ini bundar seperti bola, tetapi karena begitu besarnya, maka permukaannya tampak datar seperti hamparan.

Ayat 7

Dan bukankah Kami telah pancangkan gunung-gunung sebagai pasak supaya bumi tidak bergoncang sehingga manusia dapat hidup tenang di atasnya?

Kedua, Allah jadikan gunung-gunung sebagai pasak untuk mengokohkan bumi, sehingga tidak bergoyang karena guncangan-guncangan yang ada di bawahnya.

Ayat 8

Dan bukankah Kami telah menciptakan kamu, wahai manusia, berpasang-pasangan; lelaki dan perempuan agar kamu beranak pinak untuk terus mendiami bumi dan memakmurkannya?

Ketiga, yang tidak kalah hebatnya Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan, agar timbul kecintaan dan kesayangan di antara suami-istri untuk menempuh hidup bahagia dan memelihara keturunan yang baik, mempertahankan kelangsungan jenis manusia sehingga tidak punah. Ayat ini sejalan dengan maksud firman Allah: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. (ar-Rum/30: 21)

Ayat 9

Dan bukankah Kami telah pula menjadikan tidurmu untuk istirahat dari kepenatan bekerja di siang hari sehingga kamu bisa kembali bekerja esok hari dengan tenaga baru? Tidur laksana kematian sesaat. Bangun tidur merupakan permisalan kecil hari kebangkitan. Mengapa orang musyrik masih saja mengingkari hari kebangkitan?

Keempat, Allah menjadikan tidur pada malam hari untuk beristirahat dari kesibukan pekerjaan pada siang hari, agar menghasilkan berbagai mata pencaharian. Dengan istirahat waktu tidur itu, manusia dapat mengembalikan daya dan kekuatan untuk melangsungkan pekerjaan pada keesokan harinya. Seandainya tidak diselingi oleh istirahat tidur tentu kekuatan siapa pun akan merosot sehingga tidak dapat melangsungkan tugas sehari-hari.

Ayat 10

Dan bukankah Kami telah menjadikan malam yang gelap gulita menutupi suatu wilayah di bumi sebagai-mana pakaian menutupi jasad manusia?

Kelima, Allah menjadikan malam sebagai pakaian. Maksudnya malam itu gelap menutupi permukaan bumi sebagaimana pakaian menutup tubuh manusia. Hal itu berarti bahwa malam itu berfungsi sebagai pakaian bagi manusia yang dapat menutupi auratnya pada waktu tidur dari pandangan orang-orang yang mungkin melihatnya. Demikian pula sebagai pakaian, maka gelap malam itu dapat melindungi dan menyembunyikan seseorang yang tidur dari bahaya atau musuh yang sedang mengancam.

(TribunPalu/Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved