Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 11 hingga 15, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah An Naba lengkap dengan tulisan Arab, latin dan artinya.

Freepik.com
FOTO ILUSTRASI: Kegiatan tadarus membaca Al Quran 

Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 11 hingga 15, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

TRIBUNPALU.COM - An Naba merupakan salah satu surah yang ada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah ini terdiri dari 40 ayat dan menjadi surah ke-78 dalam Al Quran.

An Naba diambil dari ayat keduanya yang berarti berita besar.

Ustaz Dr Firanda Andirja, M.A menjelaskan bahwa Surah An Naba termasuk ke dalam surah Makiyyah yang turun di Kota Mekkah.

Ia menjelaskan bahwa An Naba diturunkan untuk memperingati kaum musyrikin yang mengingkari hari kebangkitan.

Sejatinya mereka mengakui adanya Allah SWT karena mereka tahu jiak Ka'bah dibangun oleh nenek moyangnya

"Ayat-ayat dalam surah ini untuk memperingati kaum musyrikin yang sering mengingkari adanya hari kebangkitan.

Tapi merke sadar akan adanya Allah SWT, mereka tahu jika Ka'bah dibangun oleh nenek moyang mereka.

Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dan seluruh kaum Quraiys adalah keturunan Nabi Ismail," ungkapnya saat berceraham di kanal YouTube Firanda Andirja.

Maka dari itu kaum musyrikin sangat wajar jika telah mengenal Allah SWT.

Ia menjelaskan saat Nabi Ismail membangun ka'bah tentunya beliau juga berdakwah tentang Islam yang sudah ada sejak dahulu.

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan, Bolehkah Dilakukan Bersamaan dengan Puasa Senin Kamis?

"Maka dari itu saat Abrahah hendak menghancurkan ka'bah, kemudian Abrahah didatangi kakek Nabi Muhammad SAW dan berkata untuk mengembalikan unta-untanya, bukan membela ka'bah," ungkapnya.

Lebih lanjut Ustaz Firanda mengatakan jika Abdul Muthalib mengatakan jika ka'bah ada pemiliknya.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ustaz Dr Syafiq Riza Basalamah, M.A melalui channel YouTubenya Syafiq Riza Basalamah Official.

Ustaz Syafiq mengatakan bahwa setiap ada berita yang dianggap viral di masyarakat langsung dianggap besar.

Padahal amsih ada berita yang lebih besar dan layak jadi tren di media sosial daripada itu yaitu kehancuran bumi ini.

"Ini berita tentang berakhirnya umur dunia yang sudah tua, tentang engkau yang akan masuk surga ataupun neraka.

Berita tentang pengadilan yang akan digelar yang disaksikan seluruh umat manusia dan jin, namun tak pernah diangkat oleh media," ujarnya saat menjelaskan.

Ustaz Riza menekankan jika Surah An Naba sebagai pengingat jika terdapat berita lebih besar daripada sekadar berita viral.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak informasi bacaan dan tafsir Surah An Naba berikut.

TribunPalu telah melansirnya dari laman Quran Kemenag RI.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Bacaan Surah An Naba Ayat 11 hingga 15

وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ - ١١

11. Waja’alnaa alnnahaara ma’aasyaan

Artinya: dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,

وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًاۙ - ١٢

12. Wabanaynaa fawqakum sab’an syidaadaan

Artinya: dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh,

وَّجَعَلْنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًاۖ - ١٣

13. Waja’alnaa siraajan wahhaajaan

Artinya: dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari),

وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَاۤءً ثَجَّاجًاۙ - ١٤

14. Wa-anzalnaa mina almu’shiraati maa-an tsajjaajaan

Artinya: dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,

لِّنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًاۙ - ١٥

15. Linukhrija bihi habban wanabaataan

Artinya: untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,

Baca juga: Bacaan Doa Ziarah Kubur Jelang Puasa Ramadhan 2022, Ketahui Juga Tata Cara yang Benar

FOTO ILUSTRASI: Membaca Al Quran
FOTO ILUSTRASI: Membaca Al Quran (Tribunnews Style)

Tafsir Surah An Naba Ayat 11 hingga 15

Ayat 11

Dan bukankah Kami juga telah menjadikan siang yang terang benderang sebagai waktu bagi kamu untuk mencari penghidupan? Siang yang terang memudahkan kamu untuk bekerja, baik di daratan maupun di lautan.

Keenam, Allah menjadikan siang untuk berusaha dan mencari rezeki yang diperlukan dalam kehidupan dan untuk hidup bermasyarakat.

Ayat 12

Dan bukankah Kami telah pula membangun di atas kamu tujuh langit yang kukuh, padahal tidak kau jumpai tiang-tiang yang menyangganya? Tidak kamu dapati keretakan di langit itu agar dapat menjadi atap kuat yang menanungi penghuni bumi.

Ketujuh, Allah membangun di atas manusia tujuh langit yang kokoh tanpa memiliki tiang dan tunduk kepada hukum Allah. Secara ilmiah, tujuh langit yang kokoh kemungkinan dapat diartikan dengan lapisan-lapisan atmosfer yang dekat dengan bumi ini, seperti: (1) Troposphere (Troposfer), (2) Tropopause (Tropopaus), (3) Stratosphere (Stratosfer), (4) Stratopause (Stratopaus), (5) Mesosphere (Mesosfer), (6) Mesopause (Mesopause), dan (7) Thermosphere (Termosfer). Pembagian ini berdasarkan temperatur (suhu) dari lapisan-lapisan atmosfer dan jaraknya dari permukaan bumi. Kekokohan lapisan-lapisan tersebut, dalam pengertian kokoh dalam menyelimuti bola bumi kita, karena adanya gaya gravitasi bumi. (lihat pula telaah ilmiah dalam Surah ar-Ra'd/13:2, Juz-13). Pada telaah ilmiah Surah ar-Ra'd/13: 2 tersebut, pembagian lapisan atmosfer sedikit berbeda dengan yang dijelaskan pada telaah ilmiah ini, di mana Ionosfer dan Eksosfer disatukan dalam Termosfer. Namun apabila pengertian tujuh langit ini dikaitkan dengan Mi'raj Rasulullah Muhammad saw, tampak kurang tepat. Tujuh langit dalam Surah an-Naba'/78: 12 ini mungkin dapat diartikan sebagai Tujuh Dimensi Ruang-Waktu dalam Kaluza-Klein Theory (KKT). Seperti dinyatakan dalam fisika bahwa terdapat empat (4) Gaya Fundamental yang ada di jagad raya ini, yaitu Gaya Elektromagnetik, Gaya Nuklir Lemah, Gaya Nuklir Kuat, dan Gaya Gravitasi. Jika keempat gaya ini terbentuk dari Ledakan Besar (Big Bang) dari suatu Singularity, maka mestinya keempat gaya ini dahulunya 'menyatu sebagai Satu Gaya Tunggal (Grand Unified Force), ini yang dikenal dalam Grand Unified Theory (GUT, Teori Ketersatuan Agung?). KKT menjelaskan bahwa untuk dapat menerangkan ketersatuan gaya-gaya yang empat itu, maka adanya geometri ruang-waktu yang kita berada di dalamnya sekarang ini tidaklah cukup. Geometri ruang-waktu yang kita berada di dalamnya sekarang ini hanya mampu menjelaskan sedikit tentang gaya-gaya Elektromagnetik dan dalam beberapa hal Gaya Gravitasi. Untuk bisa menjelaskan keempat gaya tersebut, maka KKT menyatakan harus ada tujuh dimensi ruang-waktu (time-space dimensions) yang lain. Dengan demikian bersama empat dimensi yang sudah dikenal, yaitu: garis, bidang, ruang dan waktu; maka total dimensi ada sebelas (11) dimensi. Pernyataan ini berbasiskan pada perhitungan Matematika-Fisika. Berbasiskan pada KKT ini, para saintis telah mampu pula menghitung 'garis tengah salah satu dimensi ruang-waktu itu, yaitu sebesar 10-32 cm, jadi dimensi itu sangat kecil sekali. Dengan demikian, tidaklah mungkin dengan instrument yang ada sekarang ini kita dapat menembus tujuh dimensi ruang-waktu yang lain itu. Kaluza-Klein Theory telah memberikan gambaran adanya Tujuh Dimensi Ruang-Waktu, yang kesemuanya ini akan mengokohkan geometri jagad-raya dengan empat gaya-gaya fundamentalnya. Mungkinkah tujuh langit yang kokoh tersebut adalah tujuh dimensi ruang-waktu menurut Kaluza-Klein Theory ? Wallahu a'lam bis-sawab.

Ayat 13

Dan bukankah Kami juga telah menjadikan matahari dengan sinarnya yang kuat sebagai pelita yang terang-benderang? Cahayanya yang terang, panasnya yang menyebar, dan bergesernya posisi matahari di langit dari musim ke musim membawa maanfaat sangat banyak bagi kehidupan manusia.

Kedelapan, Allah menjadikan matahari sebagai pelita yang terang benderang, menyebarkan cahaya dan panasnya ke seluruh angkasa. Allah telah menjadikan matahari yang sinarnya mengandung obat untuk membunuh kuman-kuman dan mengusir penyakit-penyakit yang dapat mengganggu makhluk yang hidup seandainya tidak cukup mendapat sinar.

Ayat 14

Dan bukankah telah pula Kami turunkan dari sela-sela awan yang mengandung uap air yang pekat itu air hujan yang tercurah dengan hebatnya? Air sangat besar artinya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, baik flora maupun fauna.

Demikian pula kebun-kebun dan taman-taman yang lebat dengan daun-daunnya yang rimbun. Dalam ayat ini, Allah menyebut bermacam-macam tanaman yang tumbuh di bumi, di antaranya ada yang mempunyai batang dan ada yang tidak. Ada yang menghasilkan buah-buahan dan ada pula yang menghasilkan biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lain untuk makanan manusia. Ada pula tanaman-tanaman untuk makanan binatang ternak. Semuanya itu merupakan makanan-makanan pokok dan tambahan bagi manusia.

Ayat 15

Kami turunkan hujan untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian, seperti padi dan gandum dan tanam-tanaman lainnya. Biji-bijian yang pada awalnya terlihat mati akan hidup dan tumbuh begitu tersiram air hujan. Begitulah gambaran kebangkitan manusia di hari kiamat.

Demikian pula kebun-kebun dan taman-taman yang lebat dengan daun-daunnya yang rimbun. Dalam ayat ini, Allah menyebut bermacam-macam tanaman yang tumbuh di bumi, di antaranya ada yang mempunyai batang dan ada yang tidak. Ada yang menghasilkan buah-buahan dan ada pula yang menghasilkan biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lain untuk makanan manusia. Ada pula tanaman-tanaman untuk makanan binatang ternak. Semuanya itu merupakan makanan-makanan pokok dan tambahan bagi manusia.

(TribunPalu/Hakim)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved