Bacaan dan Surah An Naba Ayat 36 hingga 40, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir Surah An Naba lengkap dengan artinya.
Bacaan dan Surah An Naba Ayat 36 hingga 40, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
TRIBUNPALU.COM - An Naba merupakan salah satu surah yang ada di dalam kitab suci Al Quran.
Surah ini terdiri dari 40 ayat dan menjadi surah ke-78 dalam Al Quran.
An Naba diambil dari ayat keduanya yang berarti berita besar.
Ustaz Dr Firanda Andirja, M.A menjelaskan bahwa Surah An Naba termasuk ke dalam surah Makiyyah yang turun di Kota Mekkah.
Ia menjelaskan bahwa An Naba diturunkan untuk memperingati kaum musyrikin yang mengingkari hari kebangkitan.
Sejatinya mereka mengakui adanya Allah SWT karena mereka tahu jiak Ka'bah dibangun oleh nenek moyangnya
"Ayat-ayat dalam surah ini untuk memperingati kaum musyrikin yang sering mengingkari adanya hari kebangkitan.
Tapi mereka sadar akan adanya Allah SWT, mereka tahu jika Ka'bah dibangun oleh nenek moyang mereka.
Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dan seluruh kaum Quraiys adalah keturunan Nabi Ismail," ungkapnya saat berceraham di kanal YouTube Firanda Andirja.
Maka dari itu kaum musyrikin sangat wajar jika telah mengenal Allah SWT.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 31 hingga 35, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Ia menjelaskan saat Nabi Ismail membangun ka'bah tentunya beliau juga berdakwah tentang Islam yang sudah ada sejak dahulu.
"Maka dari itu saat Abrahah hendak menghancurkan ka'bah, kemudian Abrahah didatangi kakek Nabi Muhammad SAW dan berkata untuk mengembalikan unta-untanya, bukan membela ka'bah," ungkapnya.
Lebih lanjut Ustaz Firanda mengatakan jika Abdul Muthalib mengatakan jika ka'bah ada pemiliknya.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ustaz Dr Syafiq Riza Basalamah, M.A melalui channel YouTubenya Syafiq Riza Basalamah Official.
Ustaz Syafiq mengatakan bahwa setiap ada berita yang dianggap viral di masyarakat langsung dianggap besar.
Padahal amsih ada berita yang lebih besar dan layak jadi tren di media sosial daripada itu yaitu kehancuran bumi ini.
"Ini berita tentang berakhirnya umur dunia yang sudah tua, tentang engkau yang akan masuk surga ataupun neraka.
Berita tentang pengadilan yang akan digelar yang disaksikan seluruh umat manusia dan jin, namun tak pernah diangkat oleh media," ujarnya saat menjelaskan.
Ustaz Riza menekankan jika Surah An Naba sebagai pengingat jika terdapat berita lebih besar daripada sekadar berita viral.
Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak informasi bacaan dan tafsir Surah An Naba berikut.
TribunPalu telah melansirnya dari laman Quran Kemenag RI.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 26 hingga 30, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Bacaan Surah An Naba Ayat 36 hingga 40
جَزَاۤءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابًاۙ - ٣٦
36. Jazaa-an min rabbika ‘athaa-an hisaabaan
Artinya: Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu,
رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ - ٣٧
37. Rabbi alssamaawaati waal-ardhi wamaa baynahumaa alrrahmaani laa yamlikuuna minhu khithaabaan
Artinya: Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا - ٣٨
38. Yawma yaquumu alrruuhu waalmalaa-ikatu shaffan laa yatakallamuuna illaa man adzina lahu alrrahmaanu waqaala shawaabaan
Artinya: Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.
ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا - ٣٩
39. Dzaalika alyawmu alhaqqu faman syaa-a ittakhadza ilaa rabbihi maaabaan
Artinya: Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا ࣖ - ٤٠
40. Innaa andzarnaakum ‘adzaaban qariiban yawma yanzhuru almaru maa qaddamat yadaahu wayaquulu alkaafiru yaa laytanii kuntu turaabaan
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah An Naba Ayat 16 hingga 20, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Tafsir Surah An Naba Ayat 36 hingga 40
Ayat 36
Semua kenikmatan itu disediakan sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu yang telah menuntunmu menuju jalan ketakwaan.
Dalam ayat ini diterangkan bahwa kemenangan dan kebahagiaan yang besar itu adalah pemberian yang banyak dari Allah, sebagai rahmat dan karunia-Nya kepada hamba yang taat kepada-Nya.
Ayat 37
Tuhan yang menganugerahkan semua itu adalah Tuhan Pemelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dialah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Mahakaya. Dia mempunyai rahmat yang sangat banyak. Mereka tidak mampu berbicara dengan Dia. Semua unduk dan patuh kepada-Nya, tidak ada yang mampu berbicara dengan-Nya kecuali atas seizin-Nya.
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan segala yang berada di antaranya dengan sifat-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Pemurah. Keagungan Allah pada hari Kiamat itu tampak sekali, tidak seorang pun yang akan berbicara dengan Allah, melainkan dengan izin-Nya.
Ayat 38
Tidak ada yang mampu berbicara langsung dengan Allah pada hari ketika ruh, yaitu Jibril, dan para malaikat lain yang berdiri bersaf-saf secara teratur dengan penuh tunduk dan khusyuk. Mereka, baik Jibril atau lainnya, tidak berani berkata-kata karena khidmatnya situasi saat itu, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih untuk berkata kepada-Nya, dan dia hanya mengatakan sesuatu yang benar dan diridai Allah.
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa pada hari Kiamat itu Malaikat Jibril dan para malaikat lainnya berdiri bersaf-saf menunggu perintah Allah. Mereka tidak berkata apa pun kecuali setelah diberi izin oleh Allah Yang Maha Pemurah. Kata-kata yang mereka ucapkan pun ketika itu hanya kata-kata yang benar.
Ayat 39
Itulah hari yang pasti terjadi sesuai janji Allah. Allah pasti menepati janji-Nya. Maka, barang siapa menghendaki agar mendapat keridaan Allah di akhirat nanti, niscaya dia harus senantiasa menempuh jalan kembali kepada Tuhannya dengan selalu berbuat baik.
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa hari Kiamat itu pasti terjadi dan persoalan-persoalan yang tadinya tertutup atau tersembunyi pasti akan diungkapkan. Begitu pula apa-apa yang tersimpan dalam hati manusia, pada hari itu pasti diperlihatkan. Oleh karena itu, Allah mendorong mereka agar bertambah dekat kepada-Nya dan melakukan perbuatan yang menjauhkan diri dari azab-Nya. Dengan demikian, ia pasti menempuh jalan kembali kepada Tuhannya dengan penuh kebahagiaan.
Ayat 40
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu azab di akhirat yang waktunya sungguh sangat dekat dan segera tiba, yaitu pada hari ketika manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, oleh dirinya sendiri, dan orang kafir berkata dengan penuh penyesalan, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah, bukan menjadi manusia yang mendapat taklif agama, niscaya aku tidak dihadapkan pada pertanggungjawaban atas perbuatanku sebagaimana yang aku hadapi hari ini."
Ayat ini memberi peringatan kepada orang-orang kafir bahwa sesungguhnya Allah telah memberi peringatan kepada mereka dengan siksaan yang dekat. Setiap orang harus mengerti bahwa apa saja yang akan dialaminya telah dekat waktu terjadinya. Soal jarak waktu bukanlah suatu hal yang penting, tetapi yang penting adalah peristiwa itu pasti akan dialaminya. Maka seorang yang berakal sehat selalu bersiap-siap untuk menghadapi peristiwa-peristiwa yang akan dijumpainya. Pada hari itu, manusia akan melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, sebagaimana dijelaskan pula dalam firman Allah: (Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dengan (hari) itu. (Ali 'Imran/3: 30) Pada hari itu, orang kafir akan berkata dengan penuh kesedihan dan penyesalan, "Andaikata aku dahulu di dunia hanya menjadi tanah, dan tidak menjadi manusia yang durhaka kepada Tuhan."
(TribunPalu/Hakim)