Bacaan dan Tafsir Surah Al Qiyamah Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Berikut ini TribunPalu sampaikan bacaan dan tafsir surah Al Qiyamah lengkap dengan artinya.
Bacaan dan Tafsir Surah Al Qiyamah Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
TRIBUNPALU.COM - Al Qiyamah merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran.
Surah ini terdiri dari 40 ayat yang tergolong dalam Surah Makkiyah karena turun di Kota Mekkah.
Al Qiyamah menjadi surah yang ke-75, turun setelah Surah Al Qari'ah.
Kata Al-Qiyamah diambil dari perkataan Al-Qiyamah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Arti dari Al Qiyamah ialah hari kiamat.
Mengutip penjelasan Ustaz Dr Firanda Andirja di kanal YouTube Firanda Andirja, Al Qiyamah adalah salah satu nama dari hari kiamat.
Dikatakannya jika hari kiamat memiliki banyak nama, salah satunya Al Qiyamah.
Selain Al Qiyamah, beberapa nama lain dari hari kiamat ialah As Shahah, Al Qari'ah, Ath Thamah, As Sa'ah yang setiap julukannya memiliki makna.
Baca juga: Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan dan Tata Cara Mengganti Utang Puasa Ramadhan
"Semuanya memiliki makna masing-masing, contohnya As Sa'ah artinya waktu di mana hari kiamat akan datang tiba-tiba.
Lalu As Shahah yaitu hari yang berkaitan dengan suara yang kencang dan mengekikkan atau sangkakala.
Ath Thamah yang meliputi malapetaka yang mana tidak ada seseorangpun yang bisa menghindari malapetaka tersebut," jelas Ustaz Firanda saat mengisi kajian tafsir juz 29 di Masjid Aisyah Gunung Pati Semarang.
Dari sekian banyak julukan hari kiamat, salah satunya juga Al Qiyamah yang diambil dari kata 'qama yaqumu qiyaman' yang artinya berdiri.
Manusia akan berdiri menantikan kedatangan Allah SWT, karena manusia akan dikumpulkan di Padang Masyar.
"Manusia akan keluar dari kuburan seperti belalang yang bertebaran nggak karuan bingung mau kemana.
Kemudian kita dikumpulkan di padang masyar dengan berdiri, ulama mengatakan tidak ada yang duduk semuanya berdiri," sambungnya.
Lebih lanjut Ustaz Firanda mengatakan waktu berdiri di hari kiamat sangat lama, yakni satu hari seperti lima puluh ribu tahun.
Maka dari itu disebut sebagai hari kiamat, yakni hari di mana manusia akan berdiri menanti kedatangan Allah SWT.
Dari sumber yang lain, Ustaz Dr Amir Faishol Fath juga menjelaskan tafsir tentang Surah Al Qiyamah.
Melalui tayangan YouTube Fath Institute, ia menjelaskan jika Allah SWT membuka surah ini dengan sumpah.
Surah ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan membangunkan seluruh manusia di hari kiamat.
"Orang-orang kafir nggak pernah mikir kalau akan ada alam akhirat (setelah hidup di dunia).
Tapi kalau orang ebriman yakin bahwa dunia ini bukan akhir dari segalanya," ujarnya saat menjelaskan.
Umat Muslim lebih takut bebruat dosa karena sekecil apapun dosa akan tetap dihisab oleh Allah setekah kiamat nanti.
Allah SWT bersumpah jika Allah akan bersumpah dengan adanya hari kiamat.
Untuk mengetahuinya lebih detail, Anda dapat menyimak bacaan dan tafsir Surah Al Qiyamah berikut ini.
TribunPalu telah melansirnya dari laman resmi Quran Kemenag milik Kementerian Agama Republik Indonesia.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Qiyamah Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Bacaan Surah Al Qiyamah Ayat 6 hingga 10
يَسْـَٔلُ اَيَّانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِۗ - ٦
6. yas`alu ayyāna yaumul-qiyāmah
Artinya: Dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat itu?”
فَاِذَا بَرِقَ الْبَصَرُۙ - ٧
7. fa iżā bariqal-baṣar
Artinya: Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),
وَخَسَفَ الْقَمَرُۙ - ٨
8. wa khasafal-qamar
Artinya: dan bulan pun telah hilang cahayanya,
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُۙ - ٩
9. wa jumi'asy-syamsu wal-qamar
Artinya: lalu matahari dan bulan dikumpulkan,
يَقُوْلُ الْاِنْسَانُ يَوْمَىِٕذٍ اَيْنَ الْمَفَرُّۚ - ١٠
10. yaqụlul-insānu yauma`iżin ainal-mafarr
Artinya: pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?”
Baca juga: Keutamaan Menjalankan Puasa Syawal 6 Hari Setela Sebulan Puasa Ramadhan,Ini Bacaan Niat Puasa Syawal
Tafsir Surah Al Qiyamah Ayat 6 hingga 10
Ayat 6
Kepastian Kiamat tidak diragukan lagi, tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus.
Manusia tidak menyadari sama sekali atas akibat perbuatannya.
Justru dengan nada menantang dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat yang diancamkan itu?”7-10.
Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka.
Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi.
Pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?” Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Selanjutnya, Allah menggambarkan sikap orang keras kepala yang bertanya, "Bilakah hari Kiamat itu?" Pertanyaan ini muncul sebagai tanda terlalu jauhnya jangkauan hari Kiamat itu dalam pikiran si penanya dan menunjukkan ketidakpercayaan akan terjadinya.
Hal ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya, yakni: "Kenapa ia terus-menerus ingin mengerjakan kejahatan?"
Karena mereka mengingkari adanya hari kebangkitan, sehingga tidak merasa perlu memikirkan segala akibat dari kejahatan yang dilakukan.
Dalam ayat lain, Allah berfirman: Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu, (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi). (al-Mu'minun/23: 36-37)
Kalau disimpulkan, ada dua sebab ketidakpercayaan manusia kepada hari Kiamat, yaitu: 1.Karena ragu-ragu dengan kekuasaan Allah.
Misalnya pikiran yang berpendapat bahwa bagian tubuh yang sudah hancur, berserakan, dan bercampur aduk dengan tanah, di timur maupun di barat, mungkinkah dapat disusun dan dihidupkan kembali? Bagaimana bisa tubuh manusia yang demikian kembali kepada keadaan semula?
Seperti bunyi ayat 3 dan 4: Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. (al-Qiyamah/75: 3-4) 1.
Karena keinginan yang terus-menerus untuk menikmati kesenangan duniawi, dan kedatangan Kiamat (hari berkumpul dan berhisab) tentu saja memutuskan segala bentuk kesenangan itu, seperti disebutkan dalam ayat ke-5: Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. (al-Qiyamah/75: 5)
Ayat 7
Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka.
Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi.
Pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?” Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan tiga hal tanda kedatangan hari Kiamat, yakni: 1.Apabila mata terbelalak (karena ketakutan).
Pada waktu itu, mata tidak sanggup menyaksikan sesuatu hal yang sangat dahsyat. Dalam ayat lain tercantum makna yang sama, yakni: Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
1.Apabila bulan telah hilang cahayanya untuk selama-lamanya, bukan seperti keadaan waktu gerhana bulan yang hanya berlangsung sebentar saja.
1.Matahari dan bulan dikumpulkan.
Artinya matahari dan bulan saling bertemu, keduanya terbit dan terbenam pada tempat yang sama, menyebabkan gelapnya suasana alam semesta ini.
Padahal keadaan begitu tidak pernah terjadi, masing-masing berada dalam posisi yang telah ditentukan. Allah berfirman: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin/36: 40)
Pada saat itulah manusia yang kafir menyadari betapa janji Allah menjadi kenyataan.
Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri.
Menurut kajian ilmiah, skenario kiamat ada bermacam-macam, ada yang berupa skenario besar (Grand Scenario), ada pula skenario "lokal" walaupun dampaknya bisa universal dan berpengaruh kepada seluruh alam semesta.
Pada Grand Scenario sistem alam semesta mengalami suatu perubahan sistem yang memburuk bahkan bisa secara drastis sehingga alam semesta sebagai sistem menjadi ambruk dan kiamat datang.
Skenario jenis kedua bersifat "lokal", artinya hanya terjadi di salah satu galaksi atau tata surya.
Baca juga: Bacaan Surah yang Dianjurkan Dibaca saat Berzikir: Al Fatihah hingga An Nas, Tulisan Arab & Artinya
Ayat 8
Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi.
Pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?” Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Besar kemungkinan bahwa kejadian ini berlangsung di galaksi Bima Sakti atau bahkan di tata surya kita, di mana manusia berada.
Salah satu skenario yang mungkin adalah mengarahnya lubang hitam (black hole) ke tata surya kita.
Bila anggota tata surya kita, termasuk planet bumi, dikenai lubang hitam, yang berarti akan tersedot gravitasi yang sangat kuat, maka semua yang ada di permukaan bumi termasuk manusia akan terangkat kemudian kaki-kakinya akan terlepas dan akhirnya tubuh manusia akan tercerai-berai hingga enam puluh empat bagian.
Sedangkan pada saat yang sama, matahari akan tersedot, termasuk energi nuklirnya hingga habis, sedangkan planet seluruh anggota tata surya kita dan matahari juga akan bersama-sama tersedot, hingga akan menyatu karena sedotan gravitasi yang sangat kuat.
Jelaslah bahwa cahaya bulan dan tentu saja cahaya sumbernya yaitu matahari akan menghilang.
Maka seluruh tata surya kita akan lebur sehingga mengganggu keseimbangan galaksi kita, dan akibat universalnya, keseimbangan Bima Sakti ini akan berdampak pada keseimbangan posisi dan energi alam semesta, sehingga kiamat hanyalah soal waktu.
Ayat 9
Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka.
Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi.
Pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?” Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Pada Grand Scenario sistem alam semesta mengalami suatu perubahan sistem yang memburuk bahkan bisa secara drastis sehingga alam semesta sebagai sistem menjadi ambruk dan kiamat datang.
Skenario jenis kedua bersifat "lokal", artinya hanya terjadi di salah satu galaksi atau tata surya.
Besar kemungkinan bahwa kejadian ini berlangsung di galaksi Bima Sakti atau bahkan di tata surya kita, di mana manusia berada.
Salah satu skenario yang mungkin adalah mengarahnya lubang hitam (black hole) ke tata surya kita.
Bila anggota tata surya kita, termasuk planet bumi, dikenai lubang hitam, yang berarti akan tersedot gravitasi yang sangat kuat, maka semua yang ada di permukaan bumi termasuk manusia akan terangkat kemudian kaki-kakinya akan terlepas dan akhirnya tubuh manusia akan tercerai-berai hingga enam puluh empat bagian.
Ayat 10
Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka.
Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi.
Pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?” Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Allah menegaskan bahwa pada hari Kiamat itu manusia berkata, "Ke manakah tempat lari?"
Masing-masing orang berusaha mencari jalan untuk menyelamatkan diri. Sebagian mengartikan ayat ini dengan
"Ke manakah tempat lari menghindari api neraka?"
Tentulah manusia yang dimaksudkan adalah orang-orang kafir, karena pada saat itu orang-orang mukmin tidak ada yang menyangsikan kedatangan hari Kiamat itu seperti disebutkan dalam beberapa hadis Nabi.
Apakah orang-orang kafir itu dapat menyelamatkan diri? Tidak!
(TribunPalu/Kim)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/ilustrasi-beribadah-membaca-alquran.jpg)