Bacaan dan Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya
Membaca Al Quran dianjurkan juga memahami tafsirannya, dan inilah bacaan serta tafsir Surah Al Muzzammil.
Bacaan dan Tafsir Al Muzzammil Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
TRIBUNPALU.COM - Membaca Al Quran dianjurkan juga memahami tafsirannya, dan inilah bacaan serta tafsir Surah Al Muzzammil.
Al Muzzammil merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran.
Surah ini terdiri dari 20 ayat yang termasuk ke dalam surah Makkiyah yang turun di Kota Mekkah.
Surah Al Muzzammil memiliki arti orang-orang yang berselimut.
Al Muzzammil diambil dari ayat pertamanya yang berbunyi Yā ayyuhal-muzzammil.
Melansir dari tayangan YouTube Jakarta Mengaji, Ustaz Dr Firanda Andirja menjelaskan tentang kisah Surah Al Muzzammil.
Ia mengatakan jika isi-isi dari Surah Al Muzzammil menceritakan tentang perintah sabar bagi Nabi Muhammad SAW menghadapi kaum musyrikin.
Selain itu Surah Al Muzzammil juga bercerita tentang hari kiamat.
"Surah ini isinya menceritakan Nabi siminta bersabar mengahadapi kaum musyrikin, tentang kiamat yang mendukung kalau surah ini Makiyyah," ujarnya saat menjelaskan.
Baca juga: Makna di Balik Surah Al Muddassir Serta Bacaan Arab & Latin Ayat 1 hingga 56, Lengkap dengan Artinya
Secara umum, terdapat dua tafsiran dari Surah Al Muzzammil.
Pertama ialah yang menafsirkan secara hakiki dan yang kedua adalah secara majazi.
Dijelaskan oleh Ustaz Firanda, penafsiran hakiki yaitu penjelasan Nabi Muhammad SAW yang sedang memnggunakan selimut.
Sedangkan penafsiran majazi menceritakan tentang Nabi Muhammad SAW yang sedang diselimuti oleh syariat.
"Terdapat dua tafsiran dari surah ini, yaitu hakiki dan majazi.
Yang hakiki Nabi Muhammad sedang memakai selimut, kemudian yang majazi Nabi Muhammad diselmimuti oleh syariat," sambung Ustaz Firanda.
Penafsiran yang majazi juga menceritakan tentang Nabi Muhammad SAW yang selalu diselimuti dengan risalah serta kenabiannya.
Ustaz Firanda mengatakan apabila sebagai seorang Muslim memaknainya secara hakiki lebih baik.
Hal ini dikarenakan mengisahkan Nabi Muhammad SAW yangsedang berselimut, termasuk ketika sedang ketakutan.
"Kalau kita bisa mmebawanya kepada makna hakiki itu lebih bagus.
Nabi sedang berselimut, bahkan saat Nabi ketakutan juga berselimut," tegas Ustaz Firanda sembari membacakan sbuah hadis.
TribunPalu juga melansir tafsir Surah Al Muzzammil dari ceramah Gus Baha melalui YouTube Tafsir NU.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muddasir Ayat 51 hingga 56, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya
Gus Baha menjelaskan inti cerita dari Surah Al Muzzammil adalah Rasulullah SAW mengetahui umatnya memiliki masalah di usianya memasuki 25 tahun.
Beliau menyadari hal itu dikarenakan saat berusia 25 tahun, umatnya banyak melakukan penyimpangan.
"Nabi itu mulai terasa umatnya tidak benar umur 25 tahun.
Umatnya banyak yang melakukan penyimpangan, yang harusnya sakral kemudian disalahgunakan," kata Gus Baha dalam Bahasa Jawa.
Diceritakan Gus Baha bahawa umat Nabi pada zaman itu membuat berhala selalu di dekat Ka'bah.
Jika tidak berada di dekat Ka'bah, maka para pembuatnya merasa tidak sempurna.
Hal ini ditujukan oleh orang musyrikin agar berhalanya memiliki kesakralan seperti ka'bah.
Untuk mengetahui kisah dan latar belakangnya lebih lengkap, berikut adalah tafsir serta bacaan Surah Al Muzzammil.
TribunPalu telah melansirnya dari laman Quran Kemanag.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muddassir Ayat 41 hingga 45, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya
Bacaan Surah Al Muzzammil Ayat 1-5
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ - ١
Yā ayyuhal-muzzammil
1. Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!
قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ - ٢
Qumil-laila illā qalīlā
2. Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil,
نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ - ٣
Niṣfahū awingquṣ min-hu qalīlā
3. (Yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu,
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ - ٤
Au zid 'alaihi wa rattilil-qur`āna tartīlā
4. Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا - ٥
Innā sanulqī 'alaika qaulan ṡaqīlā
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muddassir Ayat 36 hingga 40, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya
Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 1-5
Ayat 1
Di akhir surah al-Jinn dijelaskan tentang keagungan al-Qur’an dan pemeliharaan Allah atas wahyu yang diturunkannya tersebut, sedangkan di awal surah ini berisi petunjuk kepada Nabi Muhammad untuk mempersiapkan diri menghadapi turunnya wahyu yang berat.
Wahai orang yang berselimut, yaitu Nabi Muhammad!
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad yang sedang berselimut supaya mendirikan salat pada sebagian malam.
Seruan Allah kepada Nabi Muhammad ini didahului dengan kata-kata "Hai orang yang berselimut
Ayat 2
Bangunlah untuk mengerjakan salat dan bermunajat kepada Allah pada malam hari, kecuali sebagian kecil dari waktu malammu dapat digunakan untuk istirahat tidur,
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad yang sedang berselimut supaya mendirikan salat pada sebagian malam.
Seruan Allah kepada Nabi Muhammad ini didahului dengan kata-kata "Hai orang yang berselimut
Ayat 3
Yaitu separuhnya atau kurang sedikit dari itu,
Allah menerangkan maksud perkataan sebagian yang terdapat dalam ayat sebelumnya, yaitu separuh atau lebih.
Allah menyerahkan kepada Nabi Muhammad untuk memilih waktu melakukan salat malam.
Ia dapat memilih antara sepertiga, seperdua, atau dua pertiga malam.
Allah memberi kebebasan kepada Nabi Muhammad untuk memilih waktu-waktu tersebut.
Sepertiga malam menurut waktu Indonesia ialah kira-kira antara jam 10 dan jam 11 malam, seperdua malam ialah waktu antara jam 12 dan 1 malam dan dua pertiga malam ialah waktu antara jam 2 dan 3 sampai sebelum fajar.
Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muddassir Ayat 36 hingga 40, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya
Ayat 4
Atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan dengan bacaan yang baik dan benar.
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya membaca Al-Qur'an secara seksama (tartil).
Maksudnya ialah membaca Al-Qur'an dengan pelan-pelan, bacaan yang fasih, dan merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca itu, sehingga berkesan di hati.
Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi saw. 'Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw membaca Al-Qur'an dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi lebih lama dari ia membaca biasa.
Dalam hubungan ayat ini, al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari 'Abdullah bin Mugaffal, bahwa ia berkata: Aku melihat Rasulullah saw pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta beliau membaca Surah al-Fath di mana dalam bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan mengulang-ulang). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari 'Abdullah bin Mugaffal)
Pengarang buku Fathul Bayan berkata, "Yang dimaksud dengan tartil ialah kehadiran hati ketika membaca, bukan asal mengeluarkan bunyi dari tenggorokan dengan memoncong-moncongkan muka dan mulut dengan alunan lagu, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan pembaca-pembaca Al-Qur'an zaman sekarang.
Membaca yang seperti itu adalah suatu bacaan yang dilakukan orang-orang yang tidak mengerti agama." Membaca Al-Qur'an secara tartil mengandung hikmah, yaitu terbukanya kesempatan untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah, si pembaca akan merasakan kemahaagungan-Nya.
Ketika tiba pada ayat yang mengandung janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas.
Sebaliknya membaca Al-Qur'an secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik, tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi yang terkandung dalam ayat yang dibacanya.
Ayat 5
Mengapa Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk beribadah di waktu malam, alasannya disebut dalam ayat ini.
Sesungguhnya Kami melalui malaikat Jibril akan menurunkan perkataan yang berat yaitu firman-firman Allah berupa al-Qur’an kepadamu wahai Nabi Muhammad.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah akan menurunkan Al-Qur'an kepada Muhammad saw yang di dalamnya terdapat perintah dan larangan-Nya.
Hal ini merupakan beban yang berat, baik terhadap Muhammad saw maupun pengikutnya.
Tidak ada yang mau memikul beban yang berat itu kecuali orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah.
(TribunPalu/Kim)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/al-quran-membacanya-dengan-baik.jpg)