Zelensky Sadar Ukraina Kalah Persenjataan dari Rusia, Berkeras Menangkan Perang demi Hal Ini
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan Rusia harus diusir sepenuhnya dari wilayah Ukraina demi kedaulatan negara.
TRIBUNPALU.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kebuntuan dalam perang dengan Rusia bukanlah menjadi pilihan.
Ia menegaskan Rusia harus diusir sepenuhnya dari wilayah Ukraina demi kedaulatan negara.
Karenanya Zelensky sekali lagi meminta dukungan militer barat untuk memulihkan integritas teritorial negaranya.

Baca juga: Bocah 15 Tahun Jadi Pahlawan Ukraina Berkat Kemampuan Kendalikan Drone, Telah Hancurkan Konvoi Rusia
Baca juga: 2 Kapal Induk dan Kapal Selam Rusia Siaga di Laut Hitam, Amerika Ngaku Siap Bantu Ukraina
Dilansir TribunWow.com, Zelensky mengungkapkan hal ini dalam sesi wawancara di kanal berita Financial Times, pada konferensi FT Global Boardroom pada hari Selasa, (7/6/2022).
Ia mengaku pihak Rusia lebih unggul di bidang peralatan militer yang menyebabkan hambatan bagi tentaranya.
"Kami kalah dalam hal peralatan dan karena itu kami tidak mampu maju," kata Zelensky.
"Kami akan menderita lebih banyak kerugian dan (menyelamatkan) orang-orang adalah prioritas saya."
Zelensky mengatakan mendorong pasukan Rusia kembali ke posisi yang diduduki sebelum invasi 24 Februari akan menjadi kemenangan sementara bagi Ukraina, tetapi kedaulatan penuh atas wilayahnya tetap menjadi sasaran yang utama.
Sebagaimana diketahui, perang kini telah memasuki fase gesekan di wilayah Donbas timur yang menjadi titik fokus pertempuran.
Rusia menggunakan pasukan artileri superiornya untuk menyerang pasukan Ukraina dan membuat keuntungan teritorial tambahan.
Sebelumnya, Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina bisa kehilangan hingga 100 tentara per hari.
Para pejabat Ukraina pun telah berulang kali meminta mitra barat untuk lebih cepat memasok persenjataan jarak jauh untuk mendorong kembali pasukan Rusia.
Namun pihaknya terpaksa kecewa dengan lambatnya pengiriman dan ketakutan yang terus berlanjut di beberapa ibu kota yang memprovokasi eskalasi Rusia.