Bacaan dan Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 16 hingga 20, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Tafsir Al Quran perlu diketahui untuk memahami isi Al Quran, dan inilah bacaan serta tafsir Surah Al Muzzammil.

Editor: Imam Saputro
Sajian Sedap
FOTO : membaca Al Quran 

Bacaan dan Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 16 hingga 20, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

TRIBUNPALU.COM - Tafsir Al Quran perlu diketahui untuk memahami isi Al Quran, dan inilah bacaan serta tafsir Surah Al Muzzammil.

Al Muzzammil merupakan salah satu surah yang berada di dalam kitab suci Al Quran.

Surah ini terdiri dari 20 ayat yang termasuk ke dalam surah Makkiyah yang turun di Kota Mekkah.

Surah Al Muzzammil memiliki arti orang-orang yang berselimut.

Al Muzzammil diambil dari ayat pertamanya yang berbunyi Yā ayyuhal-muzzammil.

Melansir dari tayangan YouTube Jakarta Mengaji, Ustaz Dr Firanda Andirja menjelaskan tentang kisah Surah Al Muzzammil.

Ia mengatakan jika isi-isi dari Surah Al Muzzammil menceritakan tentang perintah sabar bagi Nabi Muhammad SAW menghadapi kaum musyrikin.

Selain itu Surah Al Muzzammil juga bercerita tentang hari kiamat.

"Surah ini isinya menceritakan Nabi siminta bersabar mengahadapi kaum musyrikin, tentang kiamat yang mendukung kalau surah ini Makiyyah," ujarnya saat menjelaskan.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 11 hingga 15, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Secara umum, terdapat dua tafsiran dari Surah Al Muzzammil.

Pertama ialah yang menafsirkan secara hakiki dan yang kedua adalah secara majazi.

Dijelaskan oleh Ustaz Firanda, penafsiran hakiki yaitu penjelasan Nabi Muhammad SAW yang sedang memnggunakan selimut.

Sedangkan penafsiran majazi menceritakan tentang Nabi Muhammad SAW yang sedang diselimuti oleh syariat.

"Terdapat dua tafsiran dari surah ini, yaitu hakiki dan majazi.

Yang hakiki Nabi Muhammad sedang memakai selimut, kemudian yang majazi Nabi Muhammad diselmimuti oleh syariat," sambung Ustaz Firanda.

Penafsiran yang majazi juga menceritakan tentang Nabi Muhammad SAW yang selalu diselimuti dengan risalah serta kenabiannya.

Ustaz Firanda mengatakan apabila sebagai seorang Muslim memaknainya secara hakiki lebih baik.

Hal ini dikarenakan mengisahkan Nabi Muhammad SAW yangsedang berselimut, termasuk ketika sedang ketakutan.

"Kalau kita bisa mmebawanya kepada makna hakiki itu lebih bagus.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 6 hingga 10, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Nabi sedang berselimut, bahkan saat Nabi ketakutan juga berselimut," tegas Ustaz Firanda sembari membacakan sbuah hadis.

TribunPalu juga melansir tafsir Surah Al Muzzammil dari ceramah Gus Baha melalui YouTube Tafsir NU.

Gus Baha menjelaskan inti cerita dari Surah Al Muzzammil adalah Rasulullah SAW mengetahui umatnya memiliki masalah di usianya memasuki 25 tahun.

Beliau menyadari hal itu dikarenakan saat berusia 25 tahun, umatnya banyak melakukan penyimpangan.

"Nabi itu mulai terasa umatnya tidak benar umur 25 tahun.

Umatnya banyak yang melakukan penyimpangan, yang harusnya sakral kemudian disalahgunakan," kata Gus Baha dalam Bahasa Jawa.

Diceritakan Gus Baha bahawa umat Nabi pada zaman itu membuat berhala selalu di dekat Ka'bah.

Jika tidak berada di dekat Ka'bah, maka para pembuatnya merasa tidak sempurna.

Hal ini ditujukan oleh orang musyrikin agar berhalanya memiliki kesakralan seperti ka'bah.

Untuk mengetahui kisah dan latar belakangnya lebih lengkap, berikut adalah tafsir serta bacaan Surah Al Muzzammil.

TribunPalu telah melansirnya dari laman Quran Kemanag.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Bacaan Al Muzzammil Ayat 16 hingga 20

فَعَصٰى فِرْعَوْنُ الرَّسُوْلَ فَاَخَذْنٰهُ اَخْذًا وَّبِيْلًاۚ - ١٦

Fa 'aṣā fir'aunur-rasụla fa akhażnāhu akhżaw wabīlā

16. Namun Fir‘aun mendurhakai Rasul itu, maka Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.

فَكَيْفَ تَتَّقُوْنَ اِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَّجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيْبًاۖ - ١٧

Fa kaifa tattaqụna ing kafartum yaumay yaj'alul-wildāna syībā

17. Lalu bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.

ۨالسَّمَاۤءُ مُنْفَطِرٌۢ بِهٖۗ كَانَ وَعْدُهٗ مَفْعُوْلًا - ١٨

As-samā`u munfaṭirum bih, kāna wa'duhụ maf'ụlā

18. Langit terbelah pada hari itu. Janji Allah pasti terlaksana.

اِنَّ هٰذِهٖ تَذْكِرَةٌ ۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ سَبِيْلًا ࣖ - ١٩

Inna hāżihī tażkirah, fa man syā`attakhaża ilā rabbihī sabīlā

19. Sungguh, ini adalah peringatan. Barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil jalan (yang lurus) kepada Tuhannya.

۞ اِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْمُ اَدْنٰى مِنْ ثُلُثَيِ الَّيْلِ وَنِصْفَهٗ وَثُلُثَهٗ وَطَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الَّذِيْنَ مَعَكَۗ وَاللّٰهُ يُقَدِّرُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ عَلِمَ اَنْ لَّنْ تُحْصُوْهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰنِۗ عَلِمَ اَنْ سَيَكُوْنُ مِنْكُمْ مَّرْضٰىۙ وَاٰخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِى الْاَرْضِ يَبْتَغُوْنَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ ۙوَاٰخَرُوْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖفَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُۙ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًاۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۙهُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ - ٢٠

Inna rabbaka ya'lamu annaka taqụmu adnā min ṡuluṡayil-laili wa niṣfahụ wa ṡuluṡahụ wa ṭā`ifatum minallażīna ma'ak, wallāhu yuqaddirul-laila wan-nahār, 'alima al lan tuḥṣụhu fa tāba 'alaikum faqra`ụ mā tayassara minal-qur`ān, 'alima an sayakụnu mingkum marḍā wa ākharụna yaḍribụna fil-arḍi yabtagụna min faḍlillāhi wa ākharụna yuqātilụna fī sabīlillāhi faqra`ụ mā tayassara min-hu wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aqriḍullāha qarḍan ḥasanā, wa mā tuqaddimụ li`anfusikum min khairin tajidụhu 'indallāhi huwa khairaw wa a'ẓama ajrā, wastagfirullāh, innallāha gafụrur raḥīm

20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu.

Allah menetapkan ukuran malam dan siang.

Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an;

Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah;

Dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.

Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.

Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Muzzammil Ayat 1 hingga 5, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

FOTO ILUSTRASI: Kegiatan tadarus membaca Al Quran
FOTO ILUSTRASI: Kegiatan tadarus membaca Al Quran (Freepik.com)

Tafsir Surah Al Muzzammil 16 hingga 20

Ayat 16

Namun Fir‘aun mendurhakai Rasul yang Kami utus itu, maka Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. Maka jika kamu wahai penduduk Mekah mendurhakai Nabi Muhammad, Kami dapat menyiksa kamu seperti yang dialami oleh Fir’aun.

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengutus kepada penduduk Mekah seorang rasul yaitu Muhammad saw untuk membawa mereka ke jalan yang benar dan menjadi saksi bagi mereka pada hari Kiamat tentang sikap mereka terhadap ajakan Rasul, apakah mereka menerima atau menolaknya, sebagaimana Allah mengutus seorang rasul kepada Fir'aun dan kaumnya.

Akan tetapi, Fir'aun menentang kerasulan Musa sehingga Allah membinasakannya beserta pengikut-pengikutnya dengan menenggelamkan mereka ke dalam lautan.

Oleh sebab itu, hendaklah penduduk Mekah mengambil pelajaran dari peristiwa ini.

Ayat 17

Lalu ketentuan Allah yang akan menghukum siapa saja yang mendurhakai Rasul-Nya tetap berlaku sepanjang masa, bagaimanakah kamu akan dapat menjaga dirimu dari jatuhnya siksa Allah jika kamu tetap kafir kepada hari yang sedemikian berat lagi dahsyat sehingga menjadikan anak-anak kecil saking takutnya berubah menjadi tua dan beruban.

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya hari Kiamat.

Padahal pada hari itu, mereka tidak akan merasa aman karena kekufuran mereka.

Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang sangat dahsyat yang menjadikan anak-anak muda beruban.

Langit pun pada hari itu terpecah-belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari tersebut.

Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada orang kafir dan pahala Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya.

Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.

Ayat 18

Sedemikian dahsyatnya langit yang begitu kokoh menjadi terbelah dan berantakan pada hari itu.

Janji Allah pasti terlaksana karena Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya hari Kiamat.

Padahal pada hari itu, mereka tidak akan merasa aman karena kekufuran mereka.

Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang sangat dahsyat yang menjadikan anak-anak muda beruban.

Langit pun pada hari itu terpecah-belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari tersebut.

Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada orang kafir dan pahala Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya.

Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.

Ayat 19

Sedemikian dahsyatnya langit yang begitu kokoh menjadi terbelah dan berantakan pada hari itu.

Janji Allah pasti terlaksana karena Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak takut kepada datangnya hari Kiamat.

Padahal pada hari itu, mereka tidak akan merasa aman karena kekufuran mereka.

Mereka tidak sanggup menolak azab Tuhan pada hari yang sangat dahsyat yang menjadikan anak-anak muda beruban.

Langit pun pada hari itu terpecah-belah. Hal itu menunjukkan sangat dahsyatnya hari tersebut.

Kedatangan hari tersebut, yaitu turunnya azab Tuhan kepada orang kafir dan pahala Tuhan berupa nikmat kepada orang mukmin, adalah janji Tuhan yang pasti dipenuhi-Nya.

Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.

Ayat 20

Jalan lurus menuju Tuhan mungkin dirasakan berat bagi sementara orang, maka ayat ini memberi petunjuk solusinya.

Sesungguhnya Tuhanmu senantiasa mengetahui bahwa engkau, wahai Nabi Muhammad, terkadang berdiri untuk mengerjakan salat kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orang-orang yang bersamamu yaitu para sahabat yang mengikutimu.

Allah menetapkan ukuran malam dan siang.

Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu secara pasti dan rinci dalam melaksanakan salat, maka Dia memberi keringanan kepadamu menyangkut apa yang telah ditetapkan-Nya sebelum ini, karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur’an.

Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit sehingga akan sulit melaksanakan salat malam seperti yang diperintahkan, dan ada juga yang berjalan di bumi yaitu bepergian jauh untuk mencari sebagian karunia Allah baik urusan perniagaan atau menuntut ilmu.

dan Allah mengetahui juga akan ada yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur’an dan laksanakanlah salat secara baik dan berkesinambungan, tunaikanlah zakat secara sempurna dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik yaitu segala pemberian di jalan Allah di luar kewajiban zakat.

Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasan-nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.

Dan di samping amalan tersebut maka mohonlah ampunan kepada Allah. sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Dalam ayat-ayat yang lalu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk salat malam, maka dalam ayat ini, Allah menunjukkan kemahapengasihan-Nya kepada hamba-hamba-Nya.

Dia memberikan keringanan pada hamba-Nya dengan tidak mewajibkan salat Tahajud setiap malam.

Tuhan menegaskan bahwa Dia mengetahui sebagian kaum muslimin bersama Nabi mengerjakan salat malam itu sepanjang 2/3 malam, atau 1/2-nya atau 1/3-nya.

Waktu itu masih merupakan perintah wajib yang tentu saja terkadang-kadang terasa berat. Ketika ayat pertama Surah al-Muzzammil turun, para sahabat mengerjakan salat sesuai dengan petunjuk dalam ayat 2 sampai dengan 4.

Hal itu kadang-kadang memberatkan, sekalipun salat Tahajud itu khusus difardukan atau diwajibkan kepada Rasulullah saw, dan disunatkan bagi umatnya. Banyak di antara para sahabat tidak mengetahui dengan pasti berapa ukuran 1/2 atau 1/3 malam itu, hingga karena takut luput dari waktu salat malam yang diperintahkan itu, sehingga ada di antara mereka yang berjaga-jaga sepanjang malam. Hal ini sangat melelahkan badan mereka, sebab mereka bangun sampai fajar.

Tentu saja bangun dan berjaga-jaga demikian melemahkan fisik. Untuk meringankan itu, Allah menurunkan ayat ini: ¦Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu¦ (al-Muzzammil/73: 20)
Dari ayat 20 ini dapat pula diambil pelajaran bahwa mengerjakan perintah fardu itu tidak boleh melebihi batas ukuran yang ditentukan agar tidak memberatkan diri sendiri.

Oleh karena itu, Allah memerintahkan bagi yang biasa salat malam apabila terasa agak memberatkan boleh dikurangi waktunya, sehingga dikerjakan tidak dalam keadaan terpaksa.

Begitulah Allah memudahkan sesuatu yang berat menjadi ringan, agar seseorang selalu mengerjakan yang mudah itu. Begitu pula dalam bacaan salat malam (termasuk Magrib dan Isya), hendaklah dibaca ayat-ayat yang pendek-pendek, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan ad-Daruquthni dari Qais bin hazim bahwa ia salat berjamaah yang diimami oleh Ibnu 'Abbas.

Qais mengatakan bahwa Ibnu 'Abbas membaca beberapa ayat dari permulaan Surah al-Baqarah setelah al-Fatihah. Selesai salat, Ibnu 'Abbas mengajarkan kepada yang mengikutinya:

Selesai salat, Ibnu 'Abbas menghampiri kami seraya berkata, Allah berfirman "Bacalah olehmu mana yang mudah dari (ayat-ayat Al-Qur'an itu)" (Riwayat al-Baihaqi dan ad-Daruquthni) Berapa ukuran ayat-ayat yang mudah itu tidak dijelaskan lebih lanjut, demikian pula apakah untuk salat fardu atau salat Tahajud dan sunah-sunah lainnya. Boleh jadi membaca mana yang mudah dari ayat-ayat Al-Qur'an berlaku untuk beberapa salat wajib dan beberapa salat sunah (seperti salat Tahajud).

Kemudian disebutkan pula uzur (halangan) yang kedua yakni karena sakit, sehingga diringankan tuntutan mengerjakan salat malam. Uzur yang ketiga adalah karena sibuk mencari rezeki di siang hari.
Keempat karena sedang berjuang dengan senjata (fisik) membela dan mempertahankan agama Allah dari serangan musuh. Faktor sakit, sibuk mencari rezeki, dan sedang berjihad di jalan Allah menyebabkan seseorang sulit baginya untuk bangun pada malam hari mengerjakan salat Tahajud.

Demikianlah pula ternyata ayat ini tidak membeda-bedakan usaha berjihad mengangkat senjata melawan musuh dengan berusaha mencari rezeki, sebab keduanya bermanfaat bagi kaum muslimin, asal dikerjakan menurut perintah Allah.

Berjuang berarti mempertahankan agama, sedang berdagang atau berusaha dapat membiayai keluarga dan kegiatan agama (dengan zakat, sedekah, dan lain-lain). Setelah menyebutkan tiga sebab yang mendatangkan rukhsah (keringanan) dalam beribadah pada malam hari yang berarti pula terhapusnya kewajiban salat malam (mansukh), maka ayat ini menyebutkan pula apa yang mereka kerjakan setelah mendapat keringanan tersebut yakni hendaklah membaca Al-Qur'an dalam salat mana yang mudah-mudah saja.

Selanjutnya Allah memerintahkan untuk menegakkan salat dan mengeluarkan zakat. Selain itu dianjurkan pula untuk memberikan pinjaman kepada Allah, dalam bentuk memberikan nafkah (bantuan) bagi kepentingan sabilillah, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

Dengan qiradh (pinjaman) itulah agama ini bisa ditegakkan, dan urusan sosial kemasyarakatan dapat ditegakkan. Dalam ayat lain dinyatakan:

Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak.

Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (al-Baqarah/2: 245)

Kemudian Tuhan menganjurkan supaya memperbanyak sedekah (memberikan harta kepada yang memerlukannya di luar zakat yang wajib) dan memperbanyak amal saleh.

Apa yang dinafkahkan dan dikorbankan dengan bersedekah di jalan Allah, adalah lebih baik dibandingkan dengan apa yang dihabiskan untuk kepentingan duniawi, dan dengan demikian seseorang semakin memperbesar persiapannya untuk menuju kampung yang kekal dan abadi.

Ayat ini diakhiri dengan anjuran agar kita memperbanyak istigfar (mohon ampun kepada Allah), karena dosa dan kesalahan yang kita kerjakan terlalu banyak.

Istigfar yang diterima Allah itulah yang akan menutup aib seseorang tatkala diadakan perhitungan dan pertanggungjawaban amal manusia di hadapan-Nya kelak.

Allah-lah Yang Maha Pengampun; Dialah yang menutupi dosa seseorang atau menguranginya.

Dialah yang Maha Pengasih, yang seseorang tidak akan disiksa bilamana tobatnya telah diterima.

(TribunPalu/Kim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved