Begini Cara Putin Mengelak saat Ditegur Jokowi soal Ketahanan Pangan, Singgung Kesalahan Barat

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penjelasan panjang pada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) mendengarkan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) selama pertemuan mereka di Sochi, Rusia, 18 Mei 2016. Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penjelasan panjang pada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). 

PBB mengumumkan ancaman krisis pangan karena kekurangan biji-bijian, Barat menuduh Rusia menangkal pasokan biji-bijian Ukraina ke pasar dunia.

Moskow dengan tegas membantah tuduhan tersebut, dikatakan bahwa sanksi terhadap pelabuhan Rusia menciptakan kesulitan bagi pasar makanan dan pupuk.

"Masalahnya adalah negara-negara ini telah memberlakukan sanksi terhadap pelabuhan kami, menciptakan kesulitan dalam mengasuransikan kargo dalam pengiriman, dan ini semua menciptakan masalah tertentu untuk makanan dan pupuk," ungkap Putin.

Selain itu, kenaikan harga di pasar pangan disebabkan karena adanya pandemi Virus Corona, dan negara-negara Barat pun mulai menumpuk produk pangan dari pasar dunia.

"Untuk makanan, dalam rangka memerangi konsekuensi pandemi, negara-negara Barat mulai mengeluarkan emisi, meningkatkan defisit anggaran mereka, dan mulai meraup produk makanan dari pasar dunia karena emisi ini, harga pangan naik tajam," jelas Putin.

"Mereka membeli lebih banyak daripada menjual. Uang telah dicetak, dolar telah didistribusikan, dan mereka membeli makanan. Harga telah naik, dan negara-negara berkembang telah menemukan diri mereka dalam situasi yang paling buruk," pungkasnya.

Rusia Serang Ukraina setelah Kunjungan Jokowi

Pasukan Rusia mengintensifkan serangan di wilayah Ukraina, antara lain Lysychansk, Kharkiv, Kherson, hingga Mykolaiv pada Kamis (30/6/2022).

Dilansir TribunWow.com, penyerangan ini terjadu setelah kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan KTT NATO di Madrid, Spanyol selesai dilaksanakan sehari sebelumnya.

Sejumlah kerugian dialami Ukraina baik dari korban tewas maupun dikuasainya target penting oleh Rusia.

Namun dilaporkan Reuters, di Kherson, pasukan Ukraina dikabarkan telah memberikan perlawanan sengit.

"Di wilayah Kherson selatan, pasukan Ukraina melawan balik dengan serangan artileri mereka sendiri," kata Oleskiy Arestovych, penasihat presiden Ukraina, dalam sebuah video yang diposting online.

Lysychansk yang berada di wilayah Luhanks, timur Ukraina, kini menjadi target utama setelah Rusia berhasil menguasai kota kembarannya, Severodonetsk.

Pasukan Rusia berusaha mengepung Lysychansk untuk merebut seluruh wilayah Donbas, yang terdiri dari provinsi Donetsk dan Luhansk.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka berusaha untuk mengevakuasi penduduk dari kota Lysychansk, di mana sekitar 15.000 orang tetap berada di bawah pengeboman tanpa henti.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved