Begini Cara Putin Mengelak saat Ditegur Jokowi soal Ketahanan Pangan, Singgung Kesalahan Barat

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penjelasan panjang pada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) mendengarkan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) selama pertemuan mereka di Sochi, Rusia, 18 Mei 2016. Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan penjelasan panjang pada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNPALU.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah bertemu pada Kamis (30/6/2022) di Moskow.

Dalam pertemuan tersebut Jokowi dan Putin membahas berbagai macam hal mulai dari ekonomi hingga soal Ukraina.

Tak ingin melewatkan kesempat, Jokowi menegur Putin soal krisis pangan yang terjadi akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Mendapat teguran Putin memberikan penjelasan panjang pada Jokowi.

Putin pun memberikan penjelasan mengenai peran pihak Barat yang disebutnya menjadi penyebab mendasar dalam bencana pangan tersebut.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Putin Ungkit Jasa Rusia kepada Indonesia di Kancah Internasional, Apa Itu?

Baca juga: Bertemu Jokowi, Putin Langsung Beri Klarifikasi soal Tindakannya Ini ke Ukraina, Akui Tak Salah

Dilaporkan RIA Novosti, Kamis (30/6/2022), Jokowi menyinggung masalah ketahanan pangan dan situasi di pasar pupuk.

Ia terang-terangan menegur Putin dan meminta agar Rusia tidak memperpanjang larangan ekspor biji-bijian Ukraina yang bisa sebabkan krisis.

Membantah tudingan tersebut, Putin menekankan bahwa tidak ada yang mencegah militer Ukraina membersihkan pelabuhan yang sarat ranjau agar dapat membawa makanan ke kapal.

Dia mengatakan, gandum bisa diekspor melalui jalur lain.

"Kami tidak mengganggu ekspor gandum Ukraina. Otoritas militer Ukraina telah memasang ranjau berdekatan dengan pelabuhan mereka, tidak ada yang mencegah mereka membersihkan ranjau dan menarik kapal dengan gandum dari sana, kami menjamin keamanan," terang Putin.

"Selain itu, ada ekspor lainnya Melalui Rumania, Danube dan pergerakan selanjutnya di sepanjang Laut Hitam, melalui Polandia, melalui Belarusia, melalui pelabuhan Laut Azov."

Menurut Rusia, di Ukraina sekarang ada sekitar 5 juta ton biji-bijian yang diblokir, jumlah seperti itu tidak mempengaruhi pasar dunia dengan cara apa pun.

"Baru-baru ini, masalah yang berkaitan dengan ekspor gandum Ukraina telah dibahas secara aktif. Menurut Departemen Pertanian AS, di Ukraina ada 6 juta ton gandum, menurut data kami, sekitar 5 juta ton," beber Putin.

"Jika yang kami maksud adalah volume produksi di dunia, 800 juta ton, maka kami memahami bahwa ini adalah jumlah yang tidak mempengaruhi pasar dunia dengan cara apa pun. Ini sekitar 2,5 persen, dan 0,5 persen dari semua makanan yang diproduksi di dunia."

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan terus memperkuat pasukan militer Rusia, Selasa (21/6/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan terus memperkuat pasukan militer Rusia, Selasa (21/6/2022). (YouTube news.com.au)

Putin menambahkan bahwa dalam masalah gandum Ukraina, Rusia bekerja sama erat dengan organisasi PBB yang relevan.

PBB mengumumkan ancaman krisis pangan karena kekurangan biji-bijian, Barat menuduh Rusia menangkal pasokan biji-bijian Ukraina ke pasar dunia.

Moskow dengan tegas membantah tuduhan tersebut, dikatakan bahwa sanksi terhadap pelabuhan Rusia menciptakan kesulitan bagi pasar makanan dan pupuk.

"Masalahnya adalah negara-negara ini telah memberlakukan sanksi terhadap pelabuhan kami, menciptakan kesulitan dalam mengasuransikan kargo dalam pengiriman, dan ini semua menciptakan masalah tertentu untuk makanan dan pupuk," ungkap Putin.

Selain itu, kenaikan harga di pasar pangan disebabkan karena adanya pandemi Virus Corona, dan negara-negara Barat pun mulai menumpuk produk pangan dari pasar dunia.

"Untuk makanan, dalam rangka memerangi konsekuensi pandemi, negara-negara Barat mulai mengeluarkan emisi, meningkatkan defisit anggaran mereka, dan mulai meraup produk makanan dari pasar dunia karena emisi ini, harga pangan naik tajam," jelas Putin.

"Mereka membeli lebih banyak daripada menjual. Uang telah dicetak, dolar telah didistribusikan, dan mereka membeli makanan. Harga telah naik, dan negara-negara berkembang telah menemukan diri mereka dalam situasi yang paling buruk," pungkasnya.

Rusia Serang Ukraina setelah Kunjungan Jokowi

Pasukan Rusia mengintensifkan serangan di wilayah Ukraina, antara lain Lysychansk, Kharkiv, Kherson, hingga Mykolaiv pada Kamis (30/6/2022).

Dilansir TribunWow.com, penyerangan ini terjadu setelah kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan KTT NATO di Madrid, Spanyol selesai dilaksanakan sehari sebelumnya.

Sejumlah kerugian dialami Ukraina baik dari korban tewas maupun dikuasainya target penting oleh Rusia.

Namun dilaporkan Reuters, di Kherson, pasukan Ukraina dikabarkan telah memberikan perlawanan sengit.

"Di wilayah Kherson selatan, pasukan Ukraina melawan balik dengan serangan artileri mereka sendiri," kata Oleskiy Arestovych, penasihat presiden Ukraina, dalam sebuah video yang diposting online.

Lysychansk yang berada di wilayah Luhanks, timur Ukraina, kini menjadi target utama setelah Rusia berhasil menguasai kota kembarannya, Severodonetsk.

Pasukan Rusia berusaha mengepung Lysychansk untuk merebut seluruh wilayah Donbas, yang terdiri dari provinsi Donetsk dan Luhansk.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka berusaha untuk mengevakuasi penduduk dari kota Lysychansk, di mana sekitar 15.000 orang tetap berada di bawah pengeboman tanpa henti.

"Pertempuran terjadi sepanjang waktu. Rusia terus-menerus menyerang. Tidak ada kata menyerah," kata Gubernur regional Serhiy Gaidai kepada televisi Ukraina.

Ia kemudian menulis di akun Telegram dan mengabarkan bahwa pasukan Rusia telah menyerang kilang minyak Lysychansk pada Kamis (30/6/2022) pagi.

Sementara itu, menurut kantor berita Rusia RIA Novosti, Duta Besar Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri mengatakan bahwa kilang minyak Lysychansk sekarang sepenuhnya dikendalikan oleh pasukan Rusia dan pro-Rusia.

Selain itu semua jalan menuju Lysychansk juga diklaim sudah berada di bawah kendali mereka.

Kondisi daerah timur Ukraina, Kharkiv saat menerima serangan pasukan militer Rusia pada Maret 2022.
Kondisi daerah timur Ukraina, Kharkiv saat menerima serangan pasukan militer Rusia pada Maret 2022. (Sergey Bobok/AFP)

Serangan rudal dan penembakan juga terjadi di wilayah Mykolaiv selatan yang dekat dengan garis depan dan Laut Hitam.

Walikota kota Mykolaiv mengatakan sebuah rudal Rusia telah menewaskan sedikitnya lima orang di sebuah bangunan perumahan di sana.

Sementara Moskow mengatakan pasukannya telah menghantam lokasi yang disebutnya sebagai pangkalan pelatihan tentara bayaran asing di wilayah tersebut.

Militer Ukraina juga menyebutkan bahwa serangan di kota timur laut Kharkiv berlanjut dengan tembakan dari tank, mortir dan rudal.

Video menunjukkan polisi dan pekerja darurat memeriksa sisa-sisa pabrik yang hancur dan bangunan tempat tinggal yang rusak di Kharkiv pada hari Rabu.

"Di mana, mengapa dan apa yang mereka (Rusia) targetkan belum jelas. Kami mencari tahu ke mana mereka membidik karena tidak ada unit militer di daerah itu," kata Volodymyr Tymoshko, kepala polisi wilayah Kharkiv kepada Reuters.(TribunWow.com/Via)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Ditegur Jokowi, Putin Beri Alasan soal Campur Tangan Barat dalam Konflik Rusia dan Ukraina, 

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved