Sosok Raja Tolitoli Mohammad Saleh Bantilan dan Koleksinya yang Bikin Geleng Kepala

TRIBUNPALU.COM, TOLITOLI – Pernah viral di dunia maya dan media massa, Raja Tolitoli Mohammad Saleh Bantilan kini tampil berbeda dari sebelumnya.

Pria kelahiran 5 Juni 1958 tersebut kini tampil dengan rambut pendek, berbeda dengan potongan rambutnya saat menjabat Bupati Tolitoli.

Kendati demikian, Ketua PAN Tolitoli itu tetap merawat kumisnya yang berwarna putih dan bersambung dengan jenggot.

“Dulu ganas, sekarang saya sudah jinak,” kata pria kelahiran 5 Juni 1958 tersebut melalui wawancara eksklusif TribunPalu.com di kediamannya Jl G Hangkiho, Kelurahan Baru, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli, Kamis (22/9/2022).

Mohammad Saleh Bantilan menyambut tim TribunPalu.com dengan gaya khasnya, kaos oblong padanan celana pendek.

Senyum sumringah terpancar dari wajahnya sepanjang perbincangan.

Baca juga: Bandara Sultan Bantilan Tolitoli Hanya Layani 2 Penerbangan Tiap Pekan

Mohammad Saleh Bantilan juga menjelaskan tentang koleksi yang menghias pekarangan rumahnya.

Koleksi mantan Bupati Tolitoli dua periode itu adalah tanduk rusa dan anoa yang berderet di dinding teras rumahnya.

Terdapat 12 tanduk rusa dan empat tanduk anoa menghiasi dinding pekarangan rumah ayah kandung Wakil Bupati Tolitoli Moh Besar Bantilan tersebut.

“Sebagian dari hiasan itu hasil saya berburu dari SMA, sebagian lagi saya beli. Dulu bahkan ada 100 lebih jumlahnya, cuman sebagian saya berikan kepada orang,” kata pria dengan sapaan Gaukan Tolitoli tersebut.

Baca juga: 13 Wisatawan Mancanegara Berkunjung ke Kabupaten Tolitoli

Sebagian meja dan kursi di teras rumah berlantai dua itu terdiri dari balok kayu.

Gaukan Tolitoli menyebut balok kayu itu juga bagian dari koleksinya.

Terdapat pula tiga meriam tua di tempat itu.

“Meriam ini dari peninggalan penjajahan. Di Tolitoli dikenal dengan perjuangan rakya Malomba dan Sulampaga,” tutur Moh Saleh Bantilan.

Ada juga deretan replika balancing rock alias sekumpulan batu yang tersusun dengan formasi tak biasa.

Hanya saja balancing rock di teras rumah Mohammad Saleh Bantilan tidak asli alias menggunakan penyangga besi.

“Jadi kayu balok yang tidak terpakai saya manfaatkan lagi menjadi kursi dan meja. Untuk batu-batu itu saya buat bersama teman-teman di sini,” jelasnya.

Langkah Politik

Poster dan baliho Mohammad Saleh Bantilan bertebaran di Kabupaten Tolitoli.

Pada sebagian poster maupun baliho itu, pria yang 23 tahun bergelut di bidang kontraktor itu mengenakan jas dan dasi.

Ada pula yang mengenakan pakaian adat bangsawan Tolitoli.

Mohammad Saleh Bantilan membidik kursdi DPR RI di Pemilu 2024.

Dia tak gentar menghadapi incumbent DPR RI dapil Sulawesi Tengah lainnya.

“Tergantung Tuhan di atas. Kalau sudah nasib kita jadi anggota DPR, tidak ada yang bisa halangi. Cuman kita tetap harus berusaha,” ucap Ketua PAN Tolitolit tersebut.

Dia pun memastikan kesiapan partainya menghadapi Pemilihan Presiden, Pemilihan Legislatif Pemilihan Kepala Daerah 2024 di Tolitoli.(*)