Sulteng Hari Ini

Hasil Riset Timbulan Sampah di Palu-Sigi, Produk Air Kemasan dan Kantong Kresek Sering Ditemui

Sedikitnya delapan Kelurahan/Desa di Kota Palu dan Sigi menjadi sampel dalam riset timbulan sampah dalam program pengurus plastik sekali pakai

TribunPalu.com/ Moh Salam
Sedikitnya delapan Kelurahan/Desa di Kota Palu dan Kabupaten Sigi menjadi sampel dalam riset timbulan sampah dalam program pengurus plastik sekali pakai 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Sedikitnya delapan Kelurahan/Desa di Kota Palu dan Kabupaten Sigi menjadi sampel dalam riset timbulan sampah dalam program pengurus plastik sekali pakai.

Konsultan Peneliti Muhammad Bukhari mengatakan, sampel dalam penelitian terdiri perumahan dan non perumahan seperti kantor, rumah ibadah, hotel, sekolah, toko, pasar, serta rumah makan.

Jenis sampah yang diukur dikategorikan dalam empat jenis antara lain sampah organik, anorganik, plastik dan sampah medis.

Menurutnya Komposisi sampah dominan di Kota Palu yakni organik 12,3416 Kg (51,55 persen); anorganik 576,65 Kg (24,09 persen); plastik 570,10 Kg (23,81 persen) dan sampah medis 13,07 Kg (0,55 persen).

Sementara komposisi dominan sampah di Kabupaten Sigi diantaranya sampah organik 274,47 Kg (47,17 persen); sampah anorganik 187,62 Kg (32,24 persen); sampah plastik 114,31 Kg (19,64 persen) dan sampah medis 5,48 Kg (0,94 persen).

Baca juga: Propam Polda Operasi Gaktibplin di Polresta Palu, Sasar Tampang dan Kelengkapan Dokumen Personel

"Produk plastik dengan frekuensi tertinggi di Kota Palu adalah Produk Air Kemasan dan di Sigi Produk kemasan makanan/ barang alias kantong kresek dengan frekuensi 26 kali," ujar Muhammad Bukhari, Rabu (26/10/2022).

Ia pun merekomendasikan kepada pemerintah Kota Palu dan Kabupaten Sigi antara lain meningkatkan kampanye 4 R Kepada masyarakat sehingga mendapatkan informasi dalam hal pengelolaan sampah. 

4 R adalah singkatan dari Reuse, Reduce, Recyle dan Replace.

Selain itu agar membuat peraturan yang melibatkan atau menekan dunia usaha untuk berperan serta dalam pengelolaan sampah seperti mengatur sampah organik yang dihasilkan hotel dan rumah makan untuk pakan ternak.

"Kiranya Pemerintah mendukung bank sampah yang ada di wilayah-wilayah atau bank sampah swadaya masyarakat diikuti dengan dukungan yang bersifat materil atau pengembangan kompetensi dari pengurus bank sampah," kata Bukhari. 

Baca juga: 45 Orang Terpilih Menjadi Panwascam di Sigi, 4 Kecamatan Anggotanya Tidak Ada Perempuan

Kata Bukhari, beberapa saran untuk akademisi di perguruan tinggi adalah perlunya inovasi dalam pengelolaan sampah yang dapat dimulai dari penelitian-penelitian di Kampus-kampus.

"Saran untuk ke dunia usaha agar dapat melaksanakan peraturan-peraturan yang telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan dan ikut terlibat dalam pengelolaan sampah sampah," tuturnya. 

Diketahui Yayasan IBU Foundation menggelar Penutupan Program Pengurangan Plastik sekali pakai alias Plastic Reduction Project (RPP).

Rangkaian kegiatan itu antara lain Diseminasi hasil riset timbulan sampah di Kota Palu dan Kabupaten Sigi

Bertempat di Swiss-belhotel Palu, Jl Malonda, Kelurahan Silae, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved