Arti Kata Bahasa Gaul Seputar Kesehatan Mental: Insecure, Overthingking, hingga Self Healing
TribunPalu akan menginformasikan kepadamu tentang arti kata insecure, overthinking, ruminasi hingga healing.
Arti Kata Bahasa Gaul dalam Kesehatan Mental: Insecure, Overthingking, Ruminasi hingga Healing
TRIBUNPALU.COM - Bahasa gaul tidak hanya digunakan dalam konteks hiburan di media sosial saja.
Namun semenjak maraknya konten di media sosial, istilah psikologi juga banyak digunakan masyarakat.
Terutama tentang kesehatan mental yang menjadi topik hangat beberapa hari belakangan ini.
Nah, kamu juga perlu tahu beberapa kosa kata atau istilah psikologi yang banyak digunakan di media sosial.
Untuk mengetahui hal tersebut, kamu bisa menyimak beberapa arti kata berikut ini.
TribunPalu akan menginformasikan kepadamu tentang arti kata insecure, overthinking, ruminasi hingga healing.
Baca juga: Arti Kata Catcalling yang Viral di Media Sosial, Ternyata Termasuk Aksi Pelecehan Seksual Verbal
Mengutip dari laman WebMD, insecure adalah perasaan tidak mampu, tidak cukup baik dan terlalu cemas saat menghadapi sesuatu.
Sehingga rasa ini akan membuat seseorang berada dalam ketidaknyamanan secara mental.
Insecure ini merupakan kondisi psikologis yang wajar dialami oleh seseorang.
Akan menajdi tidak wajar apabila terjadi dalam waktu yang lama dan terulang berkali-kali.
TribunPalu juga mengutip dari unggahan konten Nara Bahasa di akun Instagramnya @narabahasa.
Kata insecure diartikan sebagai suatu keadaan saat kamu merasa was-was atau khawatir dengan sesuatu.
Nah penyebab dari munculnya insecure ini juga beranekaragam, mulai dari lingkungan hingga dari dalam dirinya sendiri.
Agar kamu semakin paham tentang arti dan makna dari kata insecure, kamu bisa simak contoh berikut:
"Aduh si Ani cantik banget. Badannya bagus, kulitnya putih, tinggi dan langsing. Beda sama gue. Jadi insecure deh"
"Sebagai manusia, Wati nggak boleh insecure. Karena kamu itu punya kelebihan yang berbeda dari si Ani"
"Cantiknya bikin insecure semua orang"
2. Arti Kata Overthinking
Dilansir dari laman Kompas, Psikolog asal Universitas Gadjah Mada Wirdatul Anisa mengatakan, overthinking merupakan suatu kondisi seseorang yang menggunakan banyak waktu untuk memikirkan hal-hal tertentu.
Namun cara ini disebutkannya tidak mendatangkan keuntungan, justru kerugian yang akan didapatkannya.
Orang yang sering menghabiskan waktunya untuk overthinking, mereka akan mengalami ruminasi dan rasa khawatir yang tinggi.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Konten Kreator yang membahas tentang kesehatan mental, Dimas Alwin di Instagramnya @mudahbergaul.
Ia mengatakan jika overthinking merupakan suatu hal yang mengganggu dan membuat diri Anda tidak terasa nyaman.
Terlebih lagi apabila Anda terlalu gampang memikirkan suatu hal yang seharusnya tidak harus dipikirkan.
"Kalau lagi overthinking tuh rasanya ganggu, nyebelin, nggak enak. Apalagi kalau misalkan dikit-dikit overthinking. Ada sedikit pikiran yang mengganggu, mikirnya bisa seharian," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Arti Kata Roasting dalam Stand Up Comedy Viral dan Sering Dipakai Kiky Saputri, Ini Sejarahnya

3. Arti Kata Ruminasi
Secara umum, ruminasi merupakan keadaan psikologis seseorang saat memutar kejadian, adegan atau kenangan di masa lalu.
Namun hal yang diingat adalah sesuatu yang menyakitkan dan menimbulkan kekecewaan.
Penyataan itu disampaikan oleh Atta Rischa, seorang psikolog yang juga membahas tentang psikologi di TikTok.
"Ketika kita mengalami kejadian yang menyedihkan, dan kita membayangkan pengalaman itu.
Dan ada harapan serta pikiran, kenapa hal itu bisa terjadi dan terdapat keinginan agar cepat move on gitu," ungkapnya.
TribunPalu juga melansir dari laman The OCD & Anxiety Center, dikatakan jika ruminasi merupakan proses pemikiran negatif tanpa ada penyelesaiannya.
Polanya bahkan bisa menyusahkan, sulit dihentikan, dan biasanya melibatkan pengulangan pikiran negatif.
Orang yang mengalami ruminasi juga dapat mencoba memecahkan masalah yang mengelak.
Ini bisa terlihat seperti mengkhawatirkan peristiwa di masa depan, memutar ulang skenario masa lalu atau mencoba memprediksi bagaimana sesuatu akan terjadi.
Terkadang hal itu hanya memutar pikiran yang sama tanpa banyak variasi.
Karena tindakan ruminasi cenderung menghabiskan banyak waktu dan energi emosional, maka bisa menimbulkan monsekuensi serius bagi kesehatan mental seseorang.
Melansir dari laman Kompas, self healing merupakan suatu proses dalam pemulihan diri sendiri agar sembuh dari luka batin.
Bisa juga memulihkan dari gangguan psikologis seperti trauma, sakit hati, pengalaman buruk di masa lalu atau kejadian-kejadian yang memiliki dampak buruk bagi psikis lainnya.
Perlu kamu ketahui, jika self healing ini hanya melibatkan diri sendiri untuk segera bangkit dari lua batin.
Self healing memiliki tujuan agar kamu bisa paham dengan diri kamu dan menerima ketidaksempurnaanmu.
Tak hanya itu saja, self healing juga bisa membentuk pikiran-pikiran positif dari apa saja yang telah terjadi.
Banyak yang beranggapan bahwa self healing hanya bisa menyembuhkan jiwa atau psikis atau mental saja.
Padahal kegiatan ini juga berguna baik untuk kesehatan fisik seseorang.
Hal tersebut dikarenakan kesehatan fisik dan mental akan selalu berjalan beriringan.
Lalu siapa saja yang membutuhkan self healing?
Ternyata semua orang membutuhkan self healing, terutama bagi kamu yang merasa memiliki sisa-sisa luka emosional di masa lalu.
Tetapi self healing ini akan lebih bermanfaat lagi ketika kamu motivasi dalam pelaksanaannya.
(TribunPalu/Kim)