Pilpres 2024

Pilih Setia Sama Nasdem dan Demokrat Usung Anies Baswedam, PKS Tolak Tawaran Golkar Gabung KIB

Partai Golkar disebut-sebut telah membujuk PKS untuk mau bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu alias KIB.

Kolase TribunPalu.com/Handover
PKS menolak tawaran Partai Golkar untuk gabung KIB dan lebih memilih setia mengusung Anies Baswedan bersama Partai Nasdem dan Partai Demokrat. 

TRIBUNPALU.COM - Partai Golkar disebut-sebut telah membujuk PKS untuk mau bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu alias KIB.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman.

Namun, PKS menolak mentah-mentah tawaran dari Partai Golkar tersebut.

PKS memantapkan diri membangun koalisi dengan NasDem dan Demokrat untuk mengusung Anies Baswedan jadi capres 2024.

Baca juga: Temui Gibran, Anies Baswedan Disebut Mau Pecah Belah PDIP, Elite PKS Pasang Badan

"Kalau dari pandangan mereka, mereka mau membujuk kami masuk KIB. Kami, dari saya, ingin membangun saling pengertian, pilihan boleh beda, silakan tadi KIB, tapi kami (PKS tetap) di sini," ucapnya saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/11/2022).

Politikus senior PKS ini menyebut, pihaknya sempat menawarkan balik Golkar agar gabung NasDem dan Demokrat di Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Baca juga: Reses, Anggota DPRD Palu Rusman Ramli Kumpul Driver Ojol di Kantor PKS Sulteng

"Ya syukur-syukur mereka tertarik mau gabung dengan kita," ujarnya.

Ia pun lantas menyebut PKS tak melanggar apapun ketika berkomunikasi dengan partai lain.

Baca juga: Nasdem Soal Anies Baswedan Disebut Intoleran: Kelemahan Nyaris Tak Ditemukan, Akhirnya Bikin Fitnah

Selain dengan Golkar, Sohibul mengaku, PKS juga berkomunikasi baik dengan Gerindra dan Perindo.

Ia pun menyebut, perbedaan pandangan politik bukan berarti hubungan antar parpol jadi berjarak.

Baca juga: PKS Yakin Aher Jadi Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024

"Gara-gara kami sudah punya pilihan, kami enggak mau komunikasi dengan yang lain, kan enggak begitu," kata dia.

"Justru ini nanti menjadi landasan ketika siapapun berkuasa terjadi semacam mutual understanding, tidak ada permusuhan," sambungnya.(*)


(Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved