Piala Dunia 2022
Bola Piala Dunia 2022 Diproduksi di Madiun Jawa Timur, Pakai Tinta dan Lem Berbahan Air
Sebelum digunakan sebagai bola resmi Piala Dunia 2022, Al Rihla telah dibawa melintasi sepuluh kota, termasuk Dubai, Tokyo, Mexico City, dan New York.
TRIBUNPALU.COM - Bola Piala Dunia 2022 Qatar bernama Al Rihla ternyata diproduksi di Indonesia.
Lebih tepatnya diproduksi di Madiun, Jawa Timur.
Adidas mempercayakan Global Way Indonesia untuk memproduksi bola tersebut.
Perusahaan tersebut dipercaya untuk membuat 50 ribu Bola Piala Dunia 2022 dengan kualitas terbaik.
Perusahaan itu telah mengekspor bolanya ke Uni Emirat Arab, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, dan Brasil.
Penampilan publik pertama Al Rihla dilakukan bersama legenda seperti Iker Casillas, Kaka, Farah Jefry dan Nouf Al Anzi, serta beragam talenta.
Termasuk pesepakbola wanita menjanjikan dari Qatar, UEA, Arab Saudi dan Mesir, plus pemain generasi berikutnya dari Aspire Academy Doha.
Baca juga: Eden Hazard Sindir Aksi Jerman Protes Larangan Ban Lengan FIFA: Kita kan di Sini Buat Main Bola
Sebelum digunakan sebagai bola resmi Piala Dunia 2022, Al Rihla telah dibawa melintasi sepuluh kota, termasuk Dubai, Tokyo, Mexico City, dan New York.
Adidas menerapkan serangkaian inisiatif untuk meningkatkan pemerataan dan akses ke olahraga dalam komunitas lokal.
Al Rihla yang diproduksi Adidas telah diumumkan sebagai Bola Pertandingan Resmi untuk Piala Dunia 2022.
Direktur Pemasaran FIFA Jean-François Pathy dalam keterangannya mengatakan, Adidas menjadi perusahaan langganan yang menciptakan bola resmi Piala Dunia selama 14 kali berturut-turut.
Bola Al Rihla, kata dia, dirancang untuk mendukung kecepatan permainan puncak, karena bergerak lebih cepat saat melayang daripada bola mana pun dalam sejarah turnamen.
"Perjalanan Al Rihla ke seluruh dunia akan mewakili jangkauan Piala Dunia FIFA yang luar biasa dan memberi para penggemar kesempatan unik untuk terlibat dalam acara tersebut saat kegembiraan meningkat menjelang kick-off besar," kata Jean-François Pathy dikutip TribunPalu.com, Senin (28/11/2022).

Bola Al Rihla memiliki berat 450 gram atau 16 ons sehingga membuatnya ringan di udara dan meningkatkan kecepatan.
Bola ini memiliki lingkar 70cm atau 28 inci, dengan tekanan 1,1 atmosfer atau 1100g/cm2 atau 15,6 lbs/sq in.
Bagian dalam dan luar bola Al Rihla dirancang menggunakan data dan pengujian ketat di laboratorium Adidas, di terowongan angin, dan di lapangan oleh pemain sepak bola itu sendiri.
Al Rihla diklaim memberikan tingkat akurasi dan keandalan tertinggi di lapangan permainan, sebagian karena bentuk panel baru dan tekstur permukaan.
Baca juga: Sosok Takuma Asano, Pemain Cadangan Jepang yang Jadi Mimpi Buruk Jerman di Piala Dunia 2022
Selain itu, Al Rihla merupakan Bola Piala Dunia FIFA pertama yang dibuat secara eksklusif dengan tinta dan lem berbahan dasar air.
Sementara mengenai nama, Al Rihla merupakan kata dalam bahasa Arab yang berarti "perjalanan".
Nama ini diambil lantaran terinspirasi oleh budaya, arsitektur, perahu ikonik, dan bendera Qatar.
Warna-warna berani dan cerah dengan latar belakang pearlescent yang ada di bola Al Rihla, mewakili negara tuan rumah Piala Dunia FIFA dan kecepatan permainan yang terus meningkat
Deteksi Offside

Piala Dunia 2022 memperkenalkan teknologi baru berkaitan dengan insiden offside yang kerap terjadi dalam pertandingan sepak bola.
FIFA akan menerapkan sistem semi otomatis untuk mendeteksi insiden offside.
Penerapan teknologi baru ini diklaim bisa lebih cepat memberikan data dan peringatan offside secara real-tim kepada perangkat wasit yang bekerja di balik layar.
Bola yang digunakan akan terhubung dengan sistem kamera yang melacak semua pemain di lapangan.
Baca juga: Top Skor Piala Dunia 2022: Bintang Ekuador Bikin Kejutan, Lionel Messi Akhirnya Masuk Daftar
Dan rencananya, FIFA akan menerapkan teknologi deteksi offsiden semi-otomatis ini di seluruh pertandingan kompetisi sepak bola yang akan datang.
Teknologi ini akan membantu wasit membuat keputusan lebih cepat untuk menjaga time-out pertandingan yang tidak telalu lama.
Teknologi deteksi offside semi-otomatis menggunakan tidak kurang dari 12 kamera, ditempatkan di bawah atap stadion.
Melacak setiap pemain hingga 29 titik data per pemain (terutama pada wajah dan anggota badan yang bergerak).
Ini dipantau 50 kali per detik untuk secara akurat menentukan posisi pasti pemain di lapangan pada waktu tertentu.
Baca juga: Hasil Piala Dunia Tadi Malam: Imbangi Spanyol, Asa Jerman Melaju 16 Besar Masih Ada, Ini Skenarionya
Sebuah sensor di tengah bola resmi Piala Dunia 2022 Qatar akan mengirimkan data hingga 500 kali per detik.
Itu memungkinkan pendeteksian titik tendangan lebih tepat.
Kemudian, dengan menggabungkan semua data dan menerapkan algoritma canggih, peringatan tentang potensi insiden offside akan dikirim secara sistematis ke ofisial pertandingan video.
Sehingga, setelah mempelajari urutan pemain dengan cepat, jika ofisial mengkonfirmasi posisi offside, mereka akan memberi tahu wasit yang bertugas di lapangan.(*)