Apa Itu Fenomena Solstis 22 Desember 2022? Apakah Memiliki Dampak Berbahaya Bagi Manusia?

Berbeda dengan tahun sebelumnya yang terjadi pada 21 Desember malam, tahun ini puncak fenomena solstis berlangsung pada 22 Desember 2022 pagi.

Editor: Imam Saputro
TRIBUNNEWS / DANY PERMANA
ILSUTRASI - tahun ini puncak fenomena solstis berlangsung pada 22 Desember 2022 pagi. 

Andi menyampaikan, solstis dapat terjadi di tanggal berbeda untuk jangka waktu paling singkat antara 1000-1500 tahun dan paling lama 4500-5000 tahun.

Perbedaan tanggal disebabkan pergeseran titik perihelion atau titik terjauh Bumi dari Matahari terhadap solstis.

Semakin dekat Solstis Juni dengan perihelion, maka solstis Juni dan solstis Desember akan terjadi di tanggal yang lebih awal.

Namun, semakin dekat solstis Desember dengan perihelion, maka solstis Juni dan solstis Desember akan terjadi di tanggal yang lebih akhir.

Kendati demikian, Andi menambahkan, tanggal terjadinya fenomena solstis pada umumnya masih berdekatan, yakni selisih satu hari, tepatnya selisih kurang dari 6 jam.

"Hal ini karena periode tropis Bumi mengelilingi matahari rata-rata 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik, sehingga ada selisih rata-rata kurang dari 6 jam," ungkap Andi.

Oleh karena itu, lanjutnya, apabila tahun lalu terjadi pada 21 Desember malam waktu Indonesia, tahun berikutnya akan terjadi pada 22 Desember dini hari atau pagi hari.

Fenomena Solstis, Solstice, Titik Balik Matahari. Solstis Desember (Winter Solstice), Solstis Juni (Summer Solstice).

 

Baca juga: Penjelasan BRIN soal 21 Desember Tidak Boleh Keluar Rumah karena Ada Fenomena Solstis

Dampak fenomena solstis Desember

Baik solstis Juni maupun Desember, tidak memiliki dampak buruk pada manusia hingga dilarang keluar rumah.

Andi meluruskan, fenomena ini juga tidak berkaitan dengan letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, maupun banjir rob.

"Fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis dikarenakan solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi," kata dia.

"Sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi," tambahnya.

Secara umum, fenomena solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari saat terbit, berkulminasi, dan terbenam.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved