Graham Potter Dipecat Chelsea, Punya Statistik Lebih Jelek Daripada Lampard, Nagelsmann ke London?

Rentetan hasil buruk Chelsea di Liga Inggris berimbas pada nasib pelatih kepala, Graham Potter.

Editor: Imam Saputro
Handover
Pelatih Chelsea, Graham Potter. 

TRIBUNPALU.COM - Rentetan hasil buruk Chelsea di Liga Inggris berimbas pada nasib pelatih kepala, Graham Potter

Pelatih Chelsea Graham Potter resmi dipecat dari kursi kepelatihan, Senin, (3/4/2023) dini hari WIB.

Pemecatan Graham Potter merujuk performanya yang inkonsisten pada musim ini.

Meski berhasil membawa Chelsea ke perempat final Liga Champions, hal tersebut tak merubah keputusan Todd Boehly selaku presiden The Blues.

Dalam file foto ini diambil pada 21 Agustus 2022 Manajer Brighton Inggris Graham Potter merayakan akhir pertandingan di Liga Inggris antara West Ham United dan Brighton di Stadion London, di London.
Dalam file foto ini diambil pada 21 Agustus 2022 Manajer Brighton Inggris Graham Potter merayakan akhir pertandingan di Liga Inggris antara West Ham United dan Brighton di Stadion London, di London. (Ben Stansall / AFP)

Performa Chelsea di Liga Inggris menjadi faktor utama mengapa Graham Potter dipecat.

Chelsea sendiri di Liga Inggris kini bertengger di urutan ke-11 dan hanya mengemas 38 poin.

Dilansir laman resmi Chelsea, The Blues terlebih dahulu berterima kasih atas jasa Graham Potter selama ini.

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Todd Boehly dan Behdad Eghbali selaku presiden klub.

"Atas nama semua orang di klub, kami ingin berterima kasih kepada Graham dengan tulus atas kontribusinya kepada Chelsea. Kami sangat menghormati Graham sebagai pelatih dan sebagai pribadi," ucap Todd Boehly lewat laman resmi Chelsea.

Todd Boehly juga menambahkan jika dirinya kecewa atas hasil Chelsea pada musim ini.

"Dia (Potter) selalu bersikap profesional dan berintegritas namun kami semua kecewa dengan hasil ini," tambahnya.

Sementara itu, Bruno Saltor akan memimpin tim sebagai pelatih sementara Chelsea.

Bruno Saltor merupakan asisten pelatih Chelsea untuk musim ini.

Todd Boehly juga akan mendukung penuh Bruno pada sisa laga musim ini.

"Bersama dengan para penggemar kami yang luar biasa, kami semua akan mendukung Bruno dan tim saat kami fokus pada sisa musim ini," ucap Todd Boehly.

Seperti yang diketahui Chelsea masih memiliki 10 laga di Liga Inggris dan perempat final Liga Champions.

"Kami memiliki 10 pertandingan Liga Premier tersisa dan perempat final Liga Champions di depan. Kami akan mengerahkan segala upaya dan komitmen dalam setiap pertandingan itu sehingga kami dapat mengakhiri musim dengan baik," pungkasnya.

Sinyal Julian Nagelsmann 

Julian Nagelsmann tak tertarik untuk menggantikan Graham Potter sebagai pelatih Chelsea.

Usai takluk dari Aston Villa dengan skor 0-2, masa depan Graham Potter bersama Chelsea langsung dipertanyakan.

Sebab saat ini The Blues duduk di peringkat ke-11 klasemen Liga Inggris dengan torehan 38 poin.

Oleh sebab itu, Julian Nagelsmann--yang baru saja dipecat oleh Bayern Munchen--jadi salah satu kandidat untuk menjadi penerus Graham Potter.

Namun berdasarkan laporan dari Mirror, saat ini juru taktik berusia 35 tahun itu punya prioritas lain.

Nagelsmann enggan terburu-buru untuk kembali melatih.

Ia dikabarkan ingin menunggu sampai akhir musim nanti untuk memutuskan masa depannya.

Kepala sekolah Leipzig Jerman Julian Nagelsmann merayakan pertandingan sepak bola Grup H Liga Champions UEFA RB Leipzig v Manchester United di Leipzig, Jerman timur, pada 8 Desember 2020.
Aneh ANDERSEN / AFP / POOL
Kepala sekolah Leipzig Jerman Julian Nagelsmann merayakan pertandingan sepak bola Grup H Liga Champions UEFA RB Leipzig v Manchester United di Leipzig, Jerman timur, pada 8 Desember 2020. Aneh ANDERSEN / AFP / POOL (Aneh ANDERSEN / AFP / POOL)

Tetapi selain diminati oleh Chelsea, Nagelsmann juga dikaitkan dengan Tottenham Hotspur yang belum lama ini memutus kerja sama dengan Antonio Conte.

Bagaimanapun, situasi Potter di Chelsea sebenarnya belum begitu berbahaya.

Ini karena Bos Chelsea, Todd Boehly, masih memberinya kepercayaan.

Padahal klub asal London Barat itu sedang berpeluang untuk mencatatkan prestasi terburuknya di Liga Inggris sejak 1996 silam.

Untuk diketahui, Chelsea hanya sekali finis di bawah peringkat 11 pada era Liga Premier.

Tepatnya pada musim 1993/94 ketika mereka bertengger di posisi ke-14.

Kepala sekolah Leipzig Jerman Julian Nagelsmann merayakan peluit akhir pertandingan sepak bola Grup H Liga Champions UEFA RB Leipzig v Manchester United di Leipzig, Jerman timur, pada 8 Desember 2020.
Aneh ANDERSEN / AFP / POOL
Kepala sekolah Leipzig Jerman Julian Nagelsmann merayakan peluit akhir pertandingan sepak bola Grup H Liga Champions UEFA RB Leipzig v Manchester United di Leipzig, Jerman timur, pada 8 Desember 2020. Aneh ANDERSEN / AFP / POOL (Aneh ANDERSEN / AFP / POOL)

Jalur yang Sulit

Sementara itu, The Blues punya jalan yang sulit dalam beberapa laga mendatang.

Mereka akan menghadapi Liverpool dan Wolves di Liga Inggris.

Kemudian ditantang oleh Real Madrid di Liga Champions dan bersua Brighton and Hove Albion di Liga Inggris.

Jika situasi tak membaik, bukan tak mungkin posisi Potter di kursi kepelatihan akan goyah.

Dukungan Thomas Tuchel

Usai Bayern Munchen menundukkan Borussia Dortmund dengan skor 4-2.

Thomas Tuchel--yang menggantikan posisi Julian Nagelsmann sebagai juru taktik Die Roten--memberikan dukungan dan simpatinya.

Pelatih kepala Bayern Munich, Thomas Tuchel melihat sebelum pertandingan Bundesliga melawan BVB Borussia Dortmund di Munich pada 1 April 2023.
Pelatih kepala Bayern Munich, Thomas Tuchel melihat sebelum pertandingan Bundesliga melawan BVB Borussia Dortmund di Munich pada 1 April 2023. (CHRISTOF STACHE / AFP)

Thomas Tuchel menuturkan bahwa dirinya pernah mengalami kejadian serupa seperti Nagelsmann bahkan sampai dua kali.

Yaitu saat didepak oleh Paris Saint-Germain dan Chelsea.

"Saya bisa merasakan apa yang dialami Julian. Saya berada dalam situasi yang sama dua kali sebelumnya," kata Tuchel dikutip dari Bavarian Football Works.

"Pemecatan saya dari dua klub saya sebelumnya tidak ada hubungannya dengan saya."

"Itulah hidup sebagai pelatih. Kami akan mencoba mengakhiri musim dengan sukses, juga untuk Julian dan stafnya," jelasnya.

Statistik Potter

 Kekalahan Chelsea atas Aston Villa di Liga Inggris membuat catatan buruk bagi Graham Potter.

Graham Potter kini menjadi manajer terburuk dengan rasio kemenangan di kandang terendah saat melatih Chelsea. Catatan tersebut lebih parah dari pada manajer Chelsea sebelumnya, Frank Lampard.

Diketahui, Chelsea digilas Aston Villa 0-2 dalam pekan ke-29 Liga Inggris, pada Sabtu (1/4/2023).

Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, di Stamford Bridge Stadium, The Blues justru tampil melempem.

Kekalahan tersebut membuat Chelsea seakan kembali ke performa setelan pabrik, setelah tak terkalahkan dalam empat pertandingan terakhir.

Sejatinya, Chelsea cukup dominan dalam pertandingan tersebut. Terbukti Enzo Fernandez cs itu berhasil memenangkan penguasaan bola hingga 69 persen.

Tim asuhan Graham Potter itu juga unggul dalam jumlah peluang.

Tercatat, Chelsea berhasil melepaskan 27 tembakan dan 8 di antaranya tepat menemui sasaran.

Meski begitu, tim tamu justru tampil lebih efektif.

Dari dua shot on target yang tercipta, dua-duanya langsung berbuah gol.

Dua gol tersebut dicetak oleh Ollie Watkins (menit ke-18) dan John McGinn (56').

Kekalahan tersebut membuat Chelsea terlempar ke urutan ke-11 klasemen sementara Liga Inggris dengan perolehan 38 poin.

Pelatih kepala Chelsea, Graham Potter (kanan) bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Chelsea dan Manchester City di Stamford Bridge di London pada 5 Januari 2023.
Pelatih kepala Chelsea, Graham Potter (kanan) bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Chelsea dan Manchester City di Stamford Bridge di London pada 5 Januari 2023. (GLYN KIRK / IKIMAGES / AFP)

Hasil minor The Blues di kandang tersebut membuat Graham Potter kembali disorot.

Yang terbaru, Graham Potter menjadi pelatih Chelsea dengan rasio kemenangan kandang paling rendah.

Bahkan, rasio kemenangan Graham Potter jauh di bawah manajer Chelsea sebelumnya, seperti Thomas Tuchel dan Frank Lampard.

Berdasarkan unggahan Twitter @Squawka, rasio kemenangan Graham Potter di kandang bersama Chalsea berada di angka 36,4 persen.

Dari total 11 laga kandang Chelsea di Liga Inggris, Graham Potter hanya mampu meraih 4 kemenangan, 3 laga seri dan empat pertandingan berakhir dengan kekalahan.

Hal itu membuat Chelsea tertinggal 11 poin atas Tottenham Hotspur yang berada di empat besar.

Berikut presentase kemenangan kandang Chelsea di Liga Inggris bersama lima manajer terakhirnya:

  • Antonio Conte: P38 W28 L6 (73,7 persen)
  • Maurizio Sarri: P19 W12 S6 L1 (63,2 persen)
  • Frank Lampard: P28 W15 S6 L7 (53,6 persen)
  • Thomas Tuchel: P32 W16 D11 L5 (50 persen)
  • Graham Potter: P11 W4 D3 L4 (36,4 % )

Diketahui, di era Liga Inggris sendiri, Chelsea sudah gonta-ganti pelatih sebanyak 19 kali.

Dan Graham Potter mempunyai rasio kemenangan terendah sejauh ini.

Kini banyak fans Chelsea yang mendesak manajemen untuk segera memutuskan hubungan kerja sama dengan pelatih 47 tahun tersebut.

Selain itu, fans meminta agar manajer yang memiliki kualitas nyata dalam menangani sebuah klub.

Ramai kabar yang menyebutkan bahwa, mantan pelatih Bayern Munchen, Julian Nagelsmann masuk dalam daftar kandidat utama untuk menggantikan Potter.

(Tribunnews.com/Hafidh Rizky Pratama)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved