Idul Fitri 2023

Tragedi Idul Fitri 2011 Jangan Sampai Terulang, Lebaran Diundur Usai Sidang Isbat

Keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1432 H bukan hanya berbeda dengan Muhammadiyah, tetapi juga sejumlah negara Muslim lain.

|
Editor: mahyuddin
TribunPalu.com
Idul Fitri tahun ini diprediksi akan terjadi dua kali alias perbedaan antara Muhammadiyah dengan pemerintah. Di Indonesia, perbedaan perayaan Hari Raya ini bukan kali pertama terjadi. 

TRIBUNPALU.COM - Idul Fitri tahun ini diprediksi akan terjadi dua kali alias ada perbedaan antara Muhammadiyah dengan pemerintah.

Di Indonesia, perbedaan perayaan Hari Raya Idul Fitri bukan kali pertama terjadi.

Sebelumnya, hal serupa beberapa kali terjadi, salah satunya pada Idul Fitri 2011.

Lebaran 2011 terbilang cukup mengejutkan masyarakat.

Sebab kalender mengatakan Hari Raya Idul Fitri jatuh Selasa, 30 Agustus 2011.

"Masih ingat nggak kalian tragedi tahun 2011/08/29. Padahal emak kita sudah buat lontong dan ketupat. Pada saat itu aku emosi kali," tulis warganet Twitter, Senin (17/4/2023).

Keluhan yang sama turut dirasakan warganet TikTok ini pada Senin (17/4/2023).

"Saya ingat banget tragedi ini.. ampe gendok banget dalam hati. Udah takbir, udah seneng mau pake baju baru, udah bagi ketupat dan sayur ke almh nenek, ehh malah gak jadi. Auto diangetin terus tuh ketupat dan sayur," narasinya.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (18/4/2023), kala itu Menteri Agama Suryadharma Ali mengumumkan penetapan Idul Fitri, jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011.

Baca juga: Minal Aidin wal Faidzin atau Taqabbalallahu Minna Waminkum untuk Ucapan Lebaran Idulfitri 1444H?

Namun Lebaran justru mundur.

Lantas, apa yang terjadi pada 2011 silam?

Dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1432 H jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011.

Penetapan tersebut berdasarkan sidang isbat 1 Syawal 1432 H yang digelar pada Senin (29/8/2011).

Kala itu, Ketua Badan Hisab Rukyat Kemenag Ahmad Jauhari mengatakan, hasil pemantauan di 96 lokasi dari Banda Aceh hingga Papua, sejumlah 30 lokasi melaporkan tidak melihat hilal atau Bulan baru.

Sementara itu, ada pula laporan melihat hilal di Jepara dan Cakung pada Senin pukul 17.56 waktu setempat.

Namun, Jauhari memaparkan, ijtima atau pertemuan akhir Bulan dan awal Bulan baru menjelang Syawal jatuh pada Senin, 29 Agustus atau 29 Ramadan.

Dengan begitu, saat Matahari terbenam, posisi hilal berada di atas ufuk dengan ketinggian 0 derajat 8 menit sampai 1 derajat 53 menit.

Oleh karenanya, bulan Ramadan pun digenapkan menjadi 30 hari (istikmal) dan 1 Syawal 1432 H jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.

Di sisi lain, Ma'ruf Amin yang saat itu menjabat sebagai Ketua MUI mengatakan, Fatwa MUI mengharuskan penetapan bulan Hijriah menggunakan metode rukyat dan hisab.

Adapun mengenai laporan dari Jepara dan Cakung, Ma'ruf menyatakan laporan tersebut harus didukung dengan pengetahuan yang memadai.

"Kalau ahli hisab menyatakan tidak mungkin harus ditolak," ucapnya.

Baca juga: Ramalan Zodiak Karir Rabu 19 April 2023: Gemini Atur Ulang Waktumu, Sagittarius Ambil Cuti

Beda penetapan dengan Muhammadiyah Idul Fitri yang "mundur" menciptakan perbedaan penetapan dengan PP Muhammadiyah.

Sebelumnya, Muhammadiyah melalui maklumatnya telah memutuskan 1 Syawal jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011.

Sementara almanak PBNU berdasarkan hisab, menetapkan Hari Raya jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.

Ketua Lajnah Falakiah PBNU Ghozali Masroeri mengatakan, pengamatan NU di beberapa titik juga tidak melihat hilal.

"Prediksi almanak NU, 1 Syawal jatuh pada Rabu 31 Agustus. Sedangkan laporan rukyatul hilal NU, 90 titik tidak berhasil," ujarnya.

Keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1432 H bukan hanya berbeda dengan Muhammadiyah, tetapi juga sejumlah negara Muslim lain.

Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang secara resmi menetapkan Idul Fitri pada 31 Agustus 2011.

Dilansir dari Kompas.com (31/8/2011), Islamic Crescent's Observation Project (ICOP) yang berpusat di Yordania merinci, ada beberapa negara yang menetapkan 1 Syawal 1432 H pada 31 Agustus 2011.

Mereka adalah Indonesia, Oman, Libya, dan Afrika Selatan.

Sementara yang menetapkan 1 Syawal pada 30 Agustus, yakni Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Yaman, Nigeria, dan Malaysia.

Dari piranti lunak yang digunakan untuk menggambarkan peta penampakan hilal global, hilal memang tidak nampak di wilayah Indonesia dan sebagian besar wilayah Timur Tengah pada Senin (29/8/2011) petang.

Wilayah yang memungkinkan melihat hilal baik dengan menggunakan alat maupun mata telanjang pada hari itu, adalah Afrika bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Baca juga: Jatam Tantang Kapolda Sulteng Baru Serius Tangani PETI, Kerugian Negara Capai Triliunan Rupiah

Direktur Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) Mutoha Arkanuddin pun mengatakan, setiap negara memiliki cara sendiri-sendiri dalam menentukan awal bulan Hijriah.

Adapun metode umumnya sama seperti di Indonesia, menggunakan hisab (perhitungan) atau rukyat (pengamatan).

Namun, banyak pula negara yang menentukan Idul Fitri pada 30 Agustus 2011 mengacu kepada keputusan pemerintah Arab Saudi.

Negara yang mengikuti keputusan Arab Saudi ini, antara lain Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Yaman, Turki, Irak, Yordania, Palestina, Lebanon, dan Sudan.

Di Arab Saudi sendiri, penentuan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah menggunakan rukyat.

Sedangkan untuk bulan-bulan lain, menggunakan hisab.

Cara ini sama dengan yang digunakan di Indonesia lantaran rukyat pada ketiga bulan tersebut berhubungan dengan ibadah wajib dan Hari Raya.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kilas Balik Tragedi Idul Fitri 2011, Lebaran Mundur Hilal Tak Terlihat, Warga Telanjur Masak Ketupat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved