Bulan Bung Karno

Apa Itu Bulan Bung Karno yang Diperingati Kader PDIP di GBK Hari Ini? Cek Sejarahnya

Bulan Bung Karno menjadi agenda tetap tahunan selama satu bulan penuh pada bulan Juni di Provinsi Bali dan menjadi satu-satunya di Indonesia.

Editor: mahyuddin
handover
Bung Karno 

TRIBUNPALU.COM - Bulan Juni menjadi Bulan Bung Karno.

Alasan Juni menjadi Bulan Bung Karno adalah pada bulan Juni terdapat sejumlah momen penting yang berkaitan dengan Soekarno, Presiden pertama Indonesia sekaligus proklamator.

Ada tiga momen yang tercatat di sejarah di bulan Juni, yakni:

- 1 Juni: Kelahiran Pancasila

- 6 Juni 1901: Kelahiran Bung Karno

- 21 Juni 1970: Wafatnya Bung Karno

Untuk itulah, bulan Juni disebut sebagai Bulan Bung Karno.

Baca juga: 117 Kader PDI Perjuangan Sulteng Bakal Ramaikan Bulan Bung Karno di GBK Jakarta

Dikutip dari laman Provinsi Bali, sejarah Bulan Bung Karno di Bali berawal dari inisiatif Pemerintah Bali dalam rangka melestarikan dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur ajaran serta keteladanan Bung Karno.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno setiap tahunnya.

Kebijakan itu dituangkan dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno.

Melalui Pergub ini, Bulan Bung Karno menjadi agenda tetap tahunan selama satu bulan penuh pada bulan Juni di Provinsi Bali dan menjadi satu-satunya di Indonesia.

Penetapan ini dimaksudkan pula untuk membangun memori kolektif terhadap pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus membangun memori kolektif seluruh elemen masyarakat untuk menggelorakan kembali semangat dan pemikiran Bung Karno dalam mengabdikan diri pada kepentingan rakyat, bangsa dan negara.

Penyelenggaraan Bulan Bung Karno V Tahun 2023 dilandasi visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru yang diwujudkan dengan menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama: Alam, Krama dan Kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana, yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, khususnya Segara Kerthi (penyucian laut).

Secara umum Bulan Bung Karno V akan diisi 6 kegiatan utama dalam balutan tema Mahajnana Segara Kerthi yang akan dilaksanakan secara meriah sampai ke pelosok-pelosok desa.

Baca juga: Ketentuan Cuti Bersama Iduladha 1444H/2023, Pegawai Swasta Dapat Cuti 28 & 39 Juni 2023?

Adapun rangkaian kegiatan meliputi:

1. Pamungkah : Hari/Tanggal : Kamis (Wrehaspati Pon, Landep), 1 Juni 2023, Hari Lahir Pancasila, Orkestra KBS: Kilau Bija Segara

2. Pamuncak : Hari/Tanggal : Selasa (Anggara Pon, Ukir), 6 Juni 2023, Hari Lahir Bung Karno, Seminar Nasional Kebertahan Bali Segara (KBS) dengan tema ”Trisakti Bung Karno untuk Kebertahanan Pangider Bali”

3. Panuntun : Hari/Tanggal : Rabu (Buda Pon, Tolu), 21 Juni 2023, Hari Wafat Bung Karno: KBS (Kerthi Bali Sejahtera) Nyekar ke Makam Bung Karno di Blitar dan / atau Renungan Suci di Monumen Perjuangan Rakyat Bali

4. Panganyar I : Hari/Tanggal : Jumat (Sukra Kliwon, Tolu), 23 Juni 2023: Serentak KBS (Kerja Bersih Segara)

5. Panganyar II : Hari/Tanggal : Minggu (Redite Paing, Gumbreg), 25 Juni 2023: Kompak KBS - Sinergi Kerja Tim Desa Kerthi Bali Sejahtera

6. Panguntat : Hari/Tanggal : Jumat (Sukra Paing, Gumbreg), 30 Juni 2023, Penutupan Bulan Bung Karno: Gelar KBS-Konser Bhakti Soekarno.

Dirayakan PDIP

Gladi bersih jelang puncak Bulan Bung Karno 2023
Sejumlah penari melakukan gladi bersih jelang puncak Bulan Bung Karno 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (23/6/2023). PDI Perjuangan akan menggelar konsolidasi akbar yang rencananya akan dihadiri sekitar 100 ribu orang relawan, simpatisan hingga kader sekaligus untuk memperingati puncak Bulan Bung Karno dengan bertemakan Kepalkan Tangan Persatuan Untuk Indonesia Raya

Bulan Juni menjadi Bulan Bung Karno, Presiden pertama Indonesia sekaligus Proklamator.

Adapun acara puncak Bulan Bung Karno akan dilaksanakan hari ini, Sabtu 24 Juni 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan Presiden, Wakil Presiden hingga para menteri di Kabinet Indonesia Maju akan hadir di acara Puncak Bulan Bung Karno.

"Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, dan beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju sudah menyatakan berkenan hadir," ujar Hasto di Stadion GBK, Jakarta, Jumat (23/6/2023) serperti diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, akan ada kejutan yang bisa saja terjadi di Puncak Peringatan Bulan Bung Karno.

"Ya biasanya PDI Perjuangan itu kalau bikin kejutan itu enggak pakai tanda-tanda tapi mendadak, namanya kejutan ya begitu. Jadi semoga tanggal 24 akan ada kejutan-kejutan yang indah, menggembirakan dan membuat kita semua merasa 'Wah gitu ya PDI Perjuangan'," ungkap Puan.

Baca juga: Indonesia jadi Tuan Rumah Piala Dunia U17 2023, Siapa Pelatih yang Tangani Timnas U17?

Meski Puan enggan membocorkan kejutan yang dimaksud, ia menegaskan kemungkinan orang yang hadir yakni bakal calon wakil presiden (Bacapres) yang nantinya akan berpasangan dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

"Nanti bisa dilihat siapa saja yang hadir, saya enggak terlalu hafal juga undangan yang kemudian diundang. Bisa saja dari orang-orang kemudian nanti hadir merupakan bacawapres-bacawarpres dari bacapresnya PDI Perjuangan yang belum pernah saya sebutkan atau mungkin belum kelihatan. Karena disitulah kita akan melihat akan ada wajah-wajah baru atau wajah-wajah lama yang sudah kami cermati untuk bisa menjadi salah satau bacawapres PDIP," ungkap Puan.

Selain itu, sebanyak 3.000 penari akan menarikan tarian khas Bali yakni Tari Kecak dalam acara peringatan Puncak Bulan Bung Karno tersebut.

Tari Kecak tersebut dipersembahkan oleh putra bungsu Bung Karno, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra atau Guruh Soekarno

Guruh menjelaskan, penari Tari Kecak tersebut seluruhnya adalah wanita.

"Tari kecak itu di Bali kan biasanya ditarikan oleh pria. Tapi kali ini ditarikan semuanya oleh 3 ribu wanita," ucap Guruh. 

Guruh mengatakan, dirinya melanjutkan gagasan Bung Karno.

"Tapi tarian kecak ditarikan oleh wanita ini siapa yang punya inisiatif? Awalnya itu Bung Karno. Kira-kiranya di tahun mulai di tahun 58, 59 terus sampai dengan Asian Games ke empat waktu itu tahun 62 itu dipentaskan di tarian kecak oleh berapa ribu wanita waktu itu. Dan di sini saya hanya melanjutkan apa yang telah dirintis digagas oleh Bung Karno itu juga ini sama dengan inisiatif dari ibu Mega," sambungnya.

(*)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved