UFC

Ukir Kemenangan Sensasional di UFC Vegas 82, Jeka Saragih Termotivasi Cacian dan Makian

Petarung Indonesia, Jeka Saragih, sukses menghilangkan keraguan publik Tanah Air setelah meraih kemenangan KO dalam 91 detik pada debutnya di UFC.

Handover
Jeka Saragih, petarung asal Indonesia. 

TRIBUNPALU.COM - Petarung Indonesia, Jeka Saragih, sukses menghilangkan keraguan publik Tanah Air setelah meraih kemenangan KO dalam 91 detik pada debutnya di UFC Vegas 82.

Motivasi Jeka Saragih untuk membuktikan diri di atas pentas oktagon terpicu oleh caci maki yang dia terima.

Pada Minggu (19/11/2023) dini hari WIB, Jeka berhasil mencetak kemenangan yang memuaskan dengan mengalahkan Lucas Alexander melalui teknik knock-out (KO) dalam waktu 91 detik di UFC Apex, Las Vegas.

Kemenangan ini menambah prestasi Jeka dalam karier MMA-nya, meningkatkan rekor kemenangan menjadi 14-3.

Menjadi petarung Indonesia pertama yang turun berlaga di kanvas oktagon ternyata membuat Jeka sempat dipandang remeh.

Bahkan pandangan remeh temeh itu pun datang tak jauh dari lingkungan petarung asal Simalungun, Sumatera Utara itu sendiri.

Apalagi setelah hasil final Road to UFC yang dijalani Jeka kala itu berakhir dengan kekalahan dari petarung asal India, Anshul Jubli.

Setelah kemenangannya dalam debut UFC-nya hari ini, petarung berusia 28 tahun itu mengungkap bahwa hasil ini menjadi bukti darinya bahwa cacian, hinaan dan makian yang selama ini ia terima sebelumnya, telah dijawabnya dengan kemenangan membanggakan untuk Merah Putih.

Ia tidak memungkiri bahwa caci maki yang ia terima sempat membuat dia berkecil hati karena kata-kata warganet yang terlalu pedas dan terkadang di luar nalar.

"Saya menjalani debut ini penuh perjuangan, dari mengalami kekalahan lalu menjalani latihan selama 5 bulan. Saya juga harus meninggalkan keluarga, teman, anak dan istri," kata Jeka mengawali, dikutip BolaSport.com dari Youtube MMAJunkie.

"Semua rintangan itu jadi motivasi buat saya."

"Apalagi saya pernah mengalami kekalahan, yang mana kekalahan itu sangat begitu buruk bagi saya, karena banyak fans-fans yang menghujat saya sampai saya tidak bisa membacanya, karena sangat-sangat mengecilkan (hati) saya."

"Tapi kemudian, saya ubah itu jadi motivasi. Karena baru pertama kali atlet Indonesia berkompetisi di UFC dan itu sangat membangkitkan ssemangat saya di atas oktagon ini," paparnya.

Dipandang remeh membuat Jeka menjadi salah satu petarung yang paling tidak diunggulkan alias underdog.

Tetapi justru label sebagai non-unggulan inilah yang semakin menjadi pendorong semangatnya, apalagi setelah berbulan-bulan berlatih keras dibantu oleh para pelatih dan tim terbaiknya.

"Sebagai underdog, itu juga menjadi motivasi. Saya sangat tahu tentang itu (dipandang underdog), satu kampung saya pun meragukan saya bertarung di UFC,  bahkan keluarga saya pun mungkin juga. Karena ada anggapan bahwa fighter Indonesia tak mungkin bisa menang di UFC."

"Apalagi karena melihat dari hasil Road to UFC kemarin, banyak petarung Indonesia yang kalah, dan saya pun di kompetisi ini juga diragukan."

"Tapi saya tidak memedulikan itu, dan menjadikannya sebagai motivasi terbesar saya. Aapalagi saya dibantu pelatih saya, Coach Marc (Fiore) dan Coach Jack (Jacob Burcker). Saya harus buktikan bahwa petarung Indonesia layak bertarung di UFC," ujarnya bersemangat.(*)

 

(TribunPalu.com/Bolasport.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved