Liga Inggris

Performa MU Kian Bobrok, Erik ten Hag Terancam Kena PHK di Musim Dingin

Pelatih MU, Erik ten Hag, berada dalam tekanan yang signifikan sebagai kandidat kuat untuk menjadi korban pemecatan ketiga di Liga Inggris musim ini.

Handover
Pelatih Manchester United, Erik ten Hag. 

TRIBUNPALU.COM - Pelatih Manchester United, Erik ten Hag, berada dalam tekanan yang signifikan sebagai kandidat kuat untuk menjadi korban pemecatan ketiga di Liga Inggris musim ini.

Saat mendekati pertengahan musim Liga Inggris 2023-2024, sudah terjadi dua pemecatan pelatih.

Dua pelatih yang kehilangan pekerjaan sebelum merayakan Natal bersama tim adalah Paul Heckingbottom dan Steve Cooper.

Heckingbottom dipecat pada tanggal 5 Desember setelah gagal mengangkat Sheffield United dari dasar klasemen.

The Blades menggantikan poisinya dengan pelatih yang pernah memoles mereka pada 2016-2021, Chris Wilder.

Adapun korban pemecatan kedua dan paling gres, Cooper, dibebastugaskan Nottingham Forest pada 19 Desember.

Penggantinya juga merupakan tokoh lama, yakni Nuno Espirito Santo, yang berpengalaman menukangi Tottenham serta Wolves.

Kalau dibandingkan musim lalu, Liga Inggris 2023-2024 terhitung lebih sepi dan ramah dalam urusan pecat-memecat pelatih.

Dalam periode yang sama sebelum Natal 2022, sudah ada lima juru taktik yang dibebastugaskan dengan alasan dipecat.

Kini bursa-bursa taruhan di Inggris mulai menjagokan siapa korban PHK ketiga yang bakal jatuh menjelang akhir tahun.

BolaSport.com merangkum empat sosok teratas yang kursinya dikabarkan sedang panas kendati kompetisi di Inggris segera memasuki festive period pada musim dingin tahun ini.

1. Erik ten Hag (Man United)

Kemunculan Ten Hag di posisi teratas daftar calon korban pemecatan berikutnya tidak mengherankan lagi.

Manchester United rontok di Piala Liga Inggris, Liga Champions, dan kini berada di luar zona antarklub Eropa pada klasemen Premier League.

Hasil seri dengan Liverpool yang berasa seperti kemenangan pekan lalu seolah menunda momen PHK bagi pria Belanda.

Kehadiran calon pemilik anyar klub, Sir Jim Ratcliffe, diyakini bakal krusial menentukan nasibnya.

Di ranah teknis, masa depan Ten Hag juga digadang-gadang bakal tergantung hasil tiga partai terakhir 2023, yakni melawan West Ham, Aston Villa, dan Nottingham.

Bisa jadi ETH sudah tak lagi berada di balik kemudi ketika klub terjun di bursa transfer Januari.

2. Vincent Kompany (Burnley)

Kembali ke Liga Inggris dengan ekspektasi tinggi, tapi hasilnya bersama klub promosi itu malah jauh panggang dari api.

Sang legenda Man City membawa Burnley mendekam di posisi dua terbawah.

Raihan dua kemenangan mereka juga hanya dipetik atas sesama tim promosi, Sheffield Utd dan Luton Town.

3. Roy Hodgson (Crystal Palace)

Manajer kawakan ini meraih hasil-hasil mengecewakan sekembalinya melatih Palace.

The Eagles berada di peringkat 15 dengan produktivitas dan rapor permainan makin mencemaskan.

Mereka cuma mencetak 17 gol dalam 17 partai, hanya lebih baik dari dua tim terbawah klasemen.

Dengan bebasnya status Cooper, petinggi Palace dilaporkan lebih tertarik menggunakan jasanya ketimbang bertahan dengan Hodgson.

4. Mauricio Pochettino (Chelsea)

Aman tidaknya posisi Pochettino di Chelsea sebenarnya masih fifty-fifty.

The Blues di bawah kendalinya masih seperti menaiki roller-coaster.

Kadang tampil meyakinkan, tapi tak jarang pula menjadi tim melempem yang bisa dikalahkan siapa pun.

Berbekal skuad supermewah, peringkat 10 jelas terbilang absurd sebagai posisi paling tinggi yang mereka tempati sejauh ini.

Kendati Pochettino membawa Chelsea ke semifinal Piala Liga Inggris, si bos Todd Boehly yang terkenal bersumbu pendek bisa saja menjentikkan jari dalam sekejap untuk memecatnya kalau hasil dalam 3 laga ke depan jeblok.

Untung bagi Pochettino, London Biru hanya akan meladeni musuh papan tengah-bawah sebelum pergantian tahun: Wolves, Palace, Luton.(*)

 

(TribunPalu.com/Bolasport.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved