The Last Maestro Kain Kulit Kayu Menang Juara Pertama di Sulteng Digifest 2024

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zhikra

TRIBUNPALU.COM, PALU - Karya berjudul The Last Maestro Kain Kulit Kayu berhasil meraih juara pertama dalam ajang Content Digital Sulteng Digifest 2024.

Acara ini dilaksanakan di 168 cafe, Jl Setiabudi, Kelurahan Besusu, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (1/9/2024) malam.

The Last Maestro Kain Kulit Kayu menceritakan tentang proses pembuatan kain dari kulit kayu yang berada di Kulawi, Kabupaten Sigi.

Baca juga: Torki Ibrahim Turra Dukung Pasangan Rizal-SYP di Pilkada Sigi 2024

"Jadi, kita itu ingin melestarikan budaya, terutama proses pembuatan kain kulit kayu ini, supaya ada penerusnya dari pembuat kain maestro tersebut," ujar Kiki Armila, perwakilan dari tim the last maestro kulit kayu, Minggu (1/9/2024) malam.

Diketahui, crew yang terlibat dalam pembuatan content tersebut berjumlah 7 orang, yakni Axel Samudra, Nuryanti, Syaif, Ain, Fadli, dan juga Kiki Armila.

Mereka merupakan alumni dari Universitas Tadulako.

Baca juga: Polres Touna Monitoring Pemeriksaan Kesehatan Bakal Calon Bupati Touna di RSUD Undata Kota Palu

Kiki juga menambahkan, kegiatan Sulteng Digifest 2024 luar biasa bagus karena dapat memberikan wadah bagi anak mudah untuk mengekpresikan ide ke dalam sebuah karya.

"Kegiatan ini sangat bagus, dapat mengekspresikan dan menyalurkan ide dalam sebuah karya disini, bisa tumbuh dan berproses melalui kegiatan ini," ucap wanita 25 tahun tersebut.

Dengan kemenangan ini, The Last Maestro Kain Kulit Kayu diharapkan dapat lebih dikenal luas, serta menginspirasi generasi muda untuk turut melestarikan budaya lokal melalui media digital.

Baca juga: Sisa Sepekan Lagi! 9.070 Formasi CPNS Kemenkumham 2024, Kuota Sulteng Masih Terbuka untuk Kamu!

Sulteng Digifest 2024 berhasil menjadi wadah bagi para kreator lokal untuk menampilkan karya terbaik mereka, sekaligus mempromosikan kekayaan alam dan budaya di Sulawesi Tengah ke kancah lebih luas.

Ajang ini diharapkan dapat terus berkembang, dan menjadi platform pendorong lahirnya karya dari ide kreatif di berbagai kalangan. (*)