Kisah Anggrek Zilquin: Dari Jual Bunga Pikulan Keliling, KUR BRI Jadi Pembuka Omzet Miliaran Rupiah

Anggrek Zilquin sudah mampu mencatatkan penjualan ribuan bibit anggrek per bulan dengan kisaran harga di Rp50.000 hingga Rp150.000/batang.

Penulis: Imam Saputro | Editor: Imam Saputro
TribunSolo/Imam Saputro
Kebun Anggrek Zilwuin di Tawangmangu yang berkembang dengan bantuan KUR BRI 

Sejak saat itu, penjualan Anggrek dari segmen wisatawan diakui Wahyono makin meningkat.

“Kami itu banyak dikunjungi wisatawan yang mau ke TW (Tawangmangu) jadi mungkin mampir tapi gak bawa uang, jadi scan QRIS,” ujar bapak dua anak ini.

“Banyak yang nanya juga, bisa transfer tidak, biasanya saya arahkan ke QRIS, tinggal scan barcode aja langsung masuk uangnya,” tambah Wahyono.

Galeri Anggrek Zilquin pernah dikunjungi 8.000an orang dalam satu hari ketika pascapandemi, sehingga penggunaan QRIS sangat memudahkan pelayanan.

Menurut Wahyono, pembeli dengan umur di bawah umur 40 tahun cenderung melakukan pembayaran non tunai.

“Yang sudah tua juga ada yang pakai non tunai, terutama yang ambil banyak anggrek baik untuk dijual lagi atau koleksi.”

Penggunaan QRIS juga menambah kecepatan pelayanan dan keamanan di Galeri Zilquin.

“Kalau pas rame itu kan semakin cepet pelayanan semakin nyaman pembeli, pilih bunga, bayar langsung packing.” ujarnya.

Penggunaan transaksi non tunai diakui Wahyono membuat keuangannya lebih rapi dan lebih aman.

Pasalnya semua transaksi akan tercatat otomatis di rekening dan mencegah tindakan yang tidak diinginkan oleh karyawannya.

“Alhamdulillah karyawan sini baik-baik semua, tapi namanya mencegah kan lebih baik,” kata Wahyono sembari tersenyum.

Cashless jadi nilai tambah UMKM

Ekonom Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, Suharno mengatakan adanya pembayaran non tunai bisa membuat nilai tambah bagi UMKM.

“Solo dan sekitarnya jadi tujuan wisata, akan banyak orang yang liburan yang pakai pembayaran non tunai, jika UMKM menyediakan QRIS atau EDC pasti jadi nilai tambah di mata wisatawan,” kata Suharno saat berbincang dengan Tribunnews.com soal UMKM awal tahun 2024.

QRIS juga membantu agar transaksi terjadi secara cepat dan efisien karena jumlah tagihan dan pembayaran sudah ditentukan, tidak perlu ada selisih kembalian.

“Contoh adalah kuliner di Solo mayoritas harganya murah, misal beli dawet atau tahok, itu harganya 8 ribuan, kalau scan kan cepet, kalau pakai yang tunai ada kemungkinan mencari pecahan uang yang pas dulu dan sebagainya,” kata Suharno yang menulis buku 91 Tips UMKM Naik Kelas ini.

Hal itu berlaku juga untuk transaksi dengan nilai yang besar.

"Misal di kerajinan logam di Cepogo yang harganya bisa jutaan atau Anggrek di Tawangmangu, kalau langsung QRIS kan pembeli aman tidak usah bawa uang banyak, penjual juga uangnya masuk rekening langsung," jelas Suharno.

Selain itu, kata Suharno, transaksi non tunai bisa membuat UMKM mengatur keuangannya menjadi lebih tertata dan terdata.

BRI Dukung UMKM Indonesia tumbuh

Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, menyatakan perseoran berkomitmen dengan pengembangan UMKM di Indonesia.

Ia menyebut, saat ini sekitar 70 persen nasabah BRI berasal dari sektor UMKM. 

Karenanya, BRI kian bersinergi dengan banyak pihak untuk fokus memajukan UMKM.

“UMKM harus naik kelas dan mandiri. Untuk mewujudkannya, BRI menyediakan kredit bunga ringan. Tapi, pembinaan UMKM tak cukup dengan pemberian kredit. Agar UMKM lebih maju, harus ada proses inklusi dan literasi guna meningkatkan kemampuan manajemen,” ujarnya, baru-baru ini di Sleman.

John mengemukakan, penyaluran kredit BRI pada 2023 ditarget Rp76,7 triliun.

Dari jumlah itu, mayoritas untuk UMKM di segmen mikro dan small medium enterprise atau SME.

Total kredit tersebut disalurkan ke seluruh wilayah DIY, Karesidenan Banyumas, Kedu, dan Solo Raya di 33 kantor cabang utama.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan, realisasi penyaluran kredit oleh perseroan hingga akhir September 2023 tumbuh 12,53 persen secara tahunan menjadi Rp1.250,72 triliun. Pencapaian itu di atas target.

Pertumbuhan kredit BRI pun diyakini akan terus berlanjut hingga akhir 2023.

“Penyaluran kredit UMKM BRI tumbuh 11,01 persen dari semula Rp935,86 triliun pada akhir kuartal III-2022 menjadi Rp1.038,90 triliun pada akhir kuartal III-2023. Porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06 persen dibanding keseluruhan kredit BRI,” urai Sunarso lewat keterangan tertulis, belum lama ini.

Ia menambahkan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit kepada debitur diimbangi dengan manajemen risiko yang cukup baik.

Buktinya, kualitas kredit atau non-performing loan (NPL) BRI tercatat hanya 3,07 persen atau lebih baik ketimbang NPL pada periode sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.

Realisasi penyaluran kredit, termasuk KUR BRI, hingga akhir September 2023 mampu tumbuh 12,53 persen secara tahunan menjadi Rp1.250,72 triliun.

“Kami optimistis menghadapi sisa 2023 dengan mencatatkan kinerja keuangan cemerlang. Kami siapkan dua strategi. Pertama, BRI menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program pemberdayaan dan pendampingan. Kedua, BRI mencari sumber pertumbuhan baru di segmen ultramikro,” katanya.

BRI menyasar segmen ultramikro lewat Holding Ultra Mikro bersama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan PT Pegadaian (Persero). 

Hingga September 2023, Holding Ultra Mikro berhasil mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam dengan outstanding kredit dan pembiayaan Rp614,9 triliun.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menjelaskan, sampai triwulan III-2023, debitur baru KUR mengalami pertumbuhan, yakni mencapai 105,82 persen atau melampaui target dari pemerintah.

Secara lebih konkret, debitur baru KUR BRI hingga triwulan III-2023 tercatat 1,44 juta dari target 1,36 juta debitur.

Pada periode Januari-September 2023, BRI berhasil menaikkelaskan pelaku usaha sebanyak 2,3 juta debitur. 

Rinciannya, 351 ribu pelaku usaha naik kelas dari KUR Super Mikro ke KUR Mikro. KUR Mikro ke KUR Kecil mencapai 1,9 juta debitur, sedangkan KUR Kecil ke Kredit Komersial 13.000 debitur. (*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved