Peringatan Merah Dikeluarkan USGS, Jumlah Korban Gempa Myanmar Diperkirakan Bisa Mencapai 10.000
Pemimpin pemerintahan militer Myanmar menyatakan bahwa 730 orang mengalami cedera akibat bencana tersebut.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 SR yang terjadi sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat itu merupakan gempa bumi ketiga yang mengguncang wilayah itu dalam satu abad terakhir.
Gempa susulan berkekuatan 6,7 SR tercatat sekitar 11 menit kemudian, gempa pertama dari beberapa gempa besar yang terjadi setelah gempa pertama.
Guncangan gempa terasa hingga Bangladesh, Vietnam, Thailand, dan China selatan, tempat media berita pemerintah melaporkan bahwa sejumlah orang yang tidak disebutkan jumlahnya terluka di Ruili, dekat perbatasan Myanmar.
Dikutip dari The Straits Times, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menyatakan Bangkok sebagai "daerah darurat" dan mendesak penduduk untuk mengungsi dari gedung-gedung tinggi jika terjadi gempa susulan.
Di Myanmar, saat para korban yang mengalami pendarahan dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans, mobil, dan sepeda motor, seorang dokter bedah di Rumah Sakit Umum Mandalay mengatakan begitu banyak orang yang datang untuk berobat sehingga para perawat kehabisan penyeka kapas dan dia tidak punya tempat untuk berdiri.
Baca juga: FOTO: Suasana Perayaan Upacara Ogoh-ogoh di Kota Palu Sambut Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1947
"Korban luka terus berdatangan, tetapi kami kekurangan dokter dan perawat," kata dokter bedah, Dr. Kyaw Zin.
Puluhan pasien di RS Mandalay melarikan diri dari gedung tersebut ketika gedung tersebut berguncang dan bergetar, berdesakan di tempat parkir di dekatnya.
Beberapa pasien masih terhubung dengan infus dan tabung oksigen.
Bencana gempa ini memperparah tantangan besar yang dihadapi para penguasa militer Myanmar, yang menggulingkan pemerintahan terpilih pada tahun 2021 dan telah membatasi kontak negara tersebut dengan dunia luar.
Junta militer terus melemah sejak saat itu, kehilangan wilayah kekuasaannya dari pemberontak di tengah perang saudara berdarah yang telah menyebabkan hampir 20 juta dari sekitar 54 juta penduduk negara itu tidak memiliki cukup makanan atau tempat tinggal bahkan sebelum gempa, menurut pejabat PBB.
Selama bencana-bencana sebelumnya, seperti Siklon Mocha pada tahun 2023 dan Siklon Nargis pada tahun 2008, penguasa militer Myanmar membatasi aliran bantuan internasional ke daerah-daerah yang terkena dampak keras yang didominasi oleh musuh-musuh mereka.
Namun kali ini, para pemimpin junta segera meminta bantuan internasional dan mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah negara itu, kantor berita melaporkan, termasuk Mandalay dan Naypyitaw.
"Kami membutuhkan dan menginginkan masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan," kata juru bicara militer, Jenderal Zaw Min Tun.
"Kami akan bekerja sama dengan mereka untuk memastikan perawatan terbaik bagi para korban," lanjutnya.
BPBD Parigi Moutong Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di SMA Negeri 1 Parigi |
![]() |
---|
2 Hari Berturut-turut, Gempa Paksa Siswa SDN Inpres Bantaya Parimo Pulang Lebih Awal |
![]() |
---|
Mengenang Gempa Palu 28 September 2018, 2.141 Orang Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Riwayat Gempa September di Sulteng Lima Tahun Terakhir, Hari Ini Magnitudo 4,6 |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Gempa Bumi Kembali Guncang Sulawesi Tengah Pagi Ini, Warga Palu Merasakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.