Kurva Covid-19 Diklaim Melandai: Penjelasan Pemerintah, Respon Bambang Soesatyo dan Anies Baswedan
Penjelasan pemerintah hingga tanggapan Bambang Soesatyo, Anies Baswedan, dan ahli soal klaim kurva Covid-19 di Indonesia sudah melandai.
TRIBUNPALU.COM - Penyebaran wabah virus corona Covid-19 di Indonesia masih terus meluas, hingga semua provinsi sudah terdampak.
Perkembangan kasus virus corona jika dituangkan dalam data statistik dapat berupa kurva.
Di mana pada awal, jumlah kasus akan terus meningkat terus mencapai puncak dengan jumlah tertinggi, hingga akhirnya semakin menurun.
Berdasarkan data pada awal hingga menjelang pertengahan Mei 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengklaim, kurva virus corona di Indonesia sudah melandai.
Hal ini dilihat dari penurunan kasus virus corona harian yang terlaporkan di Indonesia.
Menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, laju kasus virus corona di Indonesia mengalami penurunan hingga sebesar 11 persen.
"Laju kasus baru menurun sampai 11 persen, tetapi hal ini bukan berarti kita lengah," ucap Doni Monardo dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Senin (4/5/2020).
• Berawal dari Mimpi, Arief Poyuono Racik Jamu Antivirus Corona Sendiri dari Kembang Lawang
Berikut TribunPalu.com merangkum beberapa penjelasan dan tanggapan mengenai kurva Covid-19 di Indonesia yang diklaim melandai:
1. Penjelasan Pemerintah
Diwartakan Kompas.com, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan pernyataan pemerintah soal kurva Covid-19 yang melandai.
Wiku mengatakan, yang dimaksud adalah laju kasus menurun yang dilihat secara mingguan, bukan harian.
"Jadi, yang dimaksud kurva melandai ini adalah suatu tren yang dilihat mingguan. Apabila tren mingguan turun, itulah yang disebut melandai," ujar Wiku dalam video conference, Senin (11/5/2020).
"Jadi kurvanya tidak melandai, tapi laju penambahannya yang menurun. Jadi, otomatis jumlahnya kumulatifnya stagnan dan landai," kata dia.
Wiku menyebutkan, melandainya kurva ini dapat dilihat di 10 provinsi dengan dengan kasus positif terbanyak di Indonesia.
Namun, jika dilihat secara harian, ia mengakui bahwa kurvanya masih fluktuatif.